Empat

788 Kata
Senja sebenarnya malas ke sekolah karena akan bertemu Bintang dan Kia, tapi kalau nggak sekolah bisa-bisa kena marah papanya. Akhirnya dengan berat hati Senja ke sekolah dan diantar oleh Alex. Senja sudah menyiapkan jantung dan hatinya agar tetap santai saat melihat sepasang manusia yang tidak ingin ditemuinya itu. Setelah turun dari motor Alex, Senja langsung ke kelasnya yang berada di lantai dua, dan di tangga dia berpapasan dengan Bintang, tapi Senja acuh, bahkan untuk menoleh ke arahnya pun enggan. Move on, move on, move on. "Senja ... " Jantung Senja langsung berpacu dengan cepat saat mendengar Bintang memanggil namanya, tapi Senja pura-pura tidak mendengar, hingga berada di tangga paling atas dia langsung berbelok, namun Bintang langsung meraih tangannya, membuat Senja refleks menoleh dan mata mereka bertatapan. Hati kamu jangan lemah, Senja... "Nanti istirahat temui gue di taman belakang," ujar Bintang santai tanpa senyuman. Setelah itu Bintang pergi begitu saja, meninggalkan Senja yang masih mengatur detak jantungnya. Kenapa jatuh cinta bisa sekonyol ini? ••• Setelah bel istirahat berbunyi, Senja langsung ke taman belakang untuk menemui Bintang karena jujur dia juga penasaran apa yang ingin Bintang katakan. Relax, Senja... Calm down, please! Senja berdiri di hadapan Bintang, sambil menatap laki-laki yang lebih tinggi darinya itu. "Ck, pendek!" ujar Bintang yang membuat Senja mendelik kesal. "Lo minta gue ke sini karena mau hina gue?" Bintang berjalan ke arah kursi panjang, dan memberi isyarat agar Senja mengikutinya, setelah keduanya duduk, Bintang langsung mengutarakan apa yang ingin dia sampaikan. "d**a lo kecil banget," Senja langsung menoleh dan memberikan tatapan tajam. "Mau gue gedein nggak?" goda Bintang. "Lo mau mesumin gue?" Bintang tersenyum miring. "Kuy jadian." "Eh? Lo kan pacaran sama Kia, gue nggak mau jadi PHO!" "Gue udah putus." "Eh?" Senja semakin bingung, sebenarnya dia senang karena Bintang minta dia jadi pacarnya, tapi kenapa secara tiba-tiba, dan aneh juga Bintang putus sama Kia. "Lo mau jadi pacar gue, Senja?" ulang Bintang. "Gue bingung, Ntang." "Gue udah putus sama Kia, dan sekarang gue nembak lo, itu kan yang lo mau, Senja?" "Tapi gue—" "Alah lama," Bintang langsung mencium pipi Senja. "Sekarang lo jadi pacar gue." "Tapi gue nggak—" Bintang berdiri dari tempatnya dan menggandeng tangan Senja. "Nggak ada penolakan." Senja senang, tapi dia bingung kenapa semendadak ini dan apa kata orang-orang kalau tahu Bintang sekarang jadian sama Senja. Mereka bisa beranggapan Senja perusak hubungan orang, penikung, atau apa lah itu. Langkah Senja hanya mengikuti ke mana Bintang membawanya, dia tidak bertanya atau protes, rasanya situasi ini masih sulit dicerna oleh otak Senja. Dan di sepanjang koridor tangan Bintang dan Senja yang menjadi pusat perhatian, banyak bisik-bisikan yang masih terdengar di telinga mereka, sumpah Senja risih dan dia hanya menundukkan pandangangannya. Senja nggak suka jadi pusat perhatian. Di belokan koridor ada Kia yang sedang memperhatikan Senja dan Bintang, jujur dia merasakan nyeri di ulu hatinya melihat kedekatan itu, tapi menurut Kia ini yang terbaik buat mereka semua. "Dalam cinta dan persahabatan memang ada yang harus dikorbankan," gumam Kia, setelah itu dia kembali berjalan ke kelasnya. ••• Setelah sampai di kelas, Senja langsung menemui Kia, dia masih penasaran dengan semua kejanggalan yang baru saja terjadi. "Ki, gue mau nanya, lo masih pacaran sama Bintang?" Kia menggeleng. "Udah putus." "Kenapa? Kapan?" "Karena Bintang udah bosan sama gue dan suka sama lo." Senja mengernyitkan keningnya. "Benar?" Kia mengangguk. "Berarti kalau gue sama Bintang jadian lo nggak keberatan?" Lagi-lagi Kia hanya mengangguk. "Gue ke toilet dulu." Kia langsung berjalan keluar kelas, sambil menahan agar air matanya tidak jatuh. Dari belakang Bintang mengikuti Kia, dan langsung menarik tangannya ke tempat yang sepi. Bintang menatap mata Kia yang mulai berair, lalu menyekanya dengan lembut. "Ki, aku gak suka liat kamu kayak gini." Bintang langsung menarik Kia ke dalam pelukannya, dan mengelus rambutnya dengan lembut. "Aku sayang kamu, Ki." Kia langsung melepaskan pelukan Bintang. "Sekarang lo adalah pacar Senja, seharusnya kita nggak boleh gini!" "Tapi aku sayang kamu, bukan dia." Kia menatap mata Bintang, mata yang selalu buat Kia jatuh cinta, dan mata yang penuh ketulusan, dari Bintang dia belajar bagaimana memperlakukan orang yang disayang sebaik mungkin. Bohong kalau Kia ikhlas Bintang sama cewek lain, tapi ini Kia lakukan agar persahabatannya dengan Senja tidak hancur. "Aku nggak sayang Senja, aku cuma sayang kamu." Kia menarik napas pelan. "Gini aja, kamu pacaran dulu sama Senja, kalau dalam sebulan kamu belum bisa sayang sama dia, kita balikan. Tapi kalau kamu berhasil sayang sama dia, itu artinya aku harus move on dari kamu." "Oke deal. Aku cuma sayang kamu." "Dan selama sebulan, kita nggak boleh chat, nggak boleh saling sapa, dan kita harus jadi asing, biar fokus kamu ke Senja aja." "Tapi—" "Ikuti cara aku." "Oke deh." Entah kamu bakal tetap sayang sama aku atau kamu bakal berpaling ke Senja, kutunggu jawabannya sebulan lagi. •••
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN