Kebingungan

1174 Kata
Selesai Woojin dan Mark makan, seperti yang diucapkan oleh Woojin, ia menelfon taxi untuk mengantarkan Mark ke tempat yang ia tuju. “Berikan alamat tujuan yang hendak anda tuju, Sir!” ucap sang operator yang tengah berhubunga lewat telfon yang digenggam oleh Woojin saat ini, yang membuat Woojin pun menganggukkan kepalanya dan menolehkan pandangannya ke arah Mark yang tengah terduduk menatap televisi di tempat duduk dekat dapur sana, ia sama sekali enggan untuk beranjak ke mana pun setelah sebelumnya Donghyun yang terus memerhatikannya selama ia makan. “Mark-ssi!” panggil Woojin, yang membuat Mark kini menolehkan pandangannya ke arah Woojin yang baru saja memanggilnya, “Yeah?” tanya Mark kepada Woojin yang kini berjalan mendekati dirinya dan Donghyun yang kala itu menatap layar televisi pun ikut menolehkan menatap ke arah keduanya, “Ke mana tujuanmu selanjutnya?” tanya Woojin kepada Mark yang kini terlihat kebingungan, ia belum menentukan ke mana ia akan pergi dan di mana ia akan tinggal malam ini. “Eum …” gumam Mark seraya menggaruk-garukkan kepalanya, “Aku belum memiliki tempat untuk tinggal, Woojin-Ssi!” jelas Mark kepada Woojin, dan hal itu membuat Donghyun terkekeh, seolah dirinya sudah memprediksikan jika ucapan yang di lontarkan oleh Mark akan terjadi, yang membuatnya kini berucap, “Hotel?? itu juga tempat tinggal bukan?” ucap Donghyun kepada keduanya, dan hal itu membuat Mark kini menelan ludahnya sendiri dan kemudian berucap, “Eum, uangku tidak banyak, dan aku rasa itu tidak cukup untuk membeli hotel…” jelas Mark kepada Donghyun dan juga Woojin yang membuat Woojin kini menganggukkan kepalanya, sedangkan Donghyun menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan tersebut. “Araseo, baiklah … kau boleh tinggal di sini hingga kau memiliki uang yang cukup untuk menyewa apartemen, Mark-ssi!” ucap Woojin kepada Mark, yang tentu saja sangat mengejutkan Donghyun yang mendengarnya yang kini segera menolehkan pandangannya ke arah Woojin dan berucap, “Neo, paboya, Neo mitchyeoni?! (Kamu bodoh, kamu gila?!)” pandangan Woojin dan juga Mark kini tertuju kepada Donghyun yang segera beranjak dari tempatnya berbaring dan berjalan untuk mendekati Woojin yang mengerutkan dahinya, “Wae?” tanya Woojin, “Ya, Woojin-a! Neo … narang gachi gaja, urin majubogo yaegihaeya hae! (Kau … Kau ikut denganku, kita bicara empat mata!)” ucap Donghyun kepada Woojin, dirinya kini berjalan pergi memasuki kamar, dan diikuti oleh Woojin yang baru saja menutup sambungan telfonnya dan menatap ke arah Mark seraya berucap, “Tunggu sebentar ya!” ucap Woojin kepada Mark yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan Woojin yang kini menyusul langkah dari saudaranya saat itu. … Woojin berjalan masuk ke dalam kamar dan mendapati saudara sepupunya kini langsung berbalik menghadap dirinya seraya menampakkan wajah yang tidak suka kepada Woojin, yang kini jelas ia tahu di mana letak kesalahan dari dirinya malam itu. “Woojin-a!” panggilnya, seolah Donghyun akan segera memprotes Woojin yang ada di hadapannya yang kini menghembuskan napas dan menganggukkan kepala seraya berucap, “Arayo dangsineun geu sarameul joahaji anayo. (AKu tahu, kau tidak menyukai orang itu.)” ucap Woojin kepada Donghyun yang kini melebarkan kedua matanya dan menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan Woojin saat itu, “Geuronde, wae ajiktto geureul yogi momulge han goya? Anyo … wae geuga chungbunhan donuel bilrigi jonkkaji yogi issodo dwendago malsseumhasineun gojyo?? (Tapi, kenapa kamu membiarkan dirinbya untuk tinggal di sini? Tidak … kenapa kamu mengatakan bahwa dia boleh tinggal hingga mendapatkan uang yang cukup untuk menyewa apartemen??)” tanya Donghyun kepada Woojin yang kini menghembuskan napasnya mendengar protesan itu, yang membuat Woojin pun kembali berucap, “Hyung! Geu Sarami …- “Mwo??? Geu Sarami Mwo?? Woojin-a, kenapa kau tidak mendengarkan kata-kataku Eoh?? kau bahkan baru mengenalnya satu hari, kenapa kau bisa sebaik ini kepadanya?!” tanya Donghyun kepada Woojin yang kini terdiam dan kemudian berucap, “Karena kau juga memperlakukanku seperti itu, Hyung … jadi aku juga akan memperlakukan orang lain seperti itu.” ucap Woojin kepada Donghyun yang kini mendecik sebal dan berucap, “Kau adikku! Itu berbeda Woojin-a!!” jelas Donghyun kepada Woojin, “Dia tidak memiliki apapun sama seperti aku dulu, Hyung … apa salahnya jika aku membantu??” tanya Woojin kepada Donghyun yang kini sudah merasa sangat pusing jika harus berbicara dan berdebat seperti saat ini dengan Woojin. “Hyung … aku membantunya karena aku merasa kasihan dan aku merasa jika lelaki itu butuh pertolongan, aku yakin dia tidak memiliki niat buruk kepadaku!” ucap Woojin kepada Donghyun yang kini berjalan mendekati Woojin seraya menatap kedua matanya seraya bertanya, “Apa yang kau tahu?? Woojin-a?? aku tidak percaya itu!” ucap Donghyun kepada Woojin yang kini menghembuskan napasnya juga ketika menatap sang sepupu yang terlihat sangat peduli padanya, yang membuat Woojin mengganggukkan kepalanya dan menepuk-nepuk bahu Donghyun seraya berucap, “Araseo! Aku akan membiarkan dia menginap untuk malam ini saja, dan besok dia harus pergi dari sini … karena aku merasa jika malam ini akan turun salju dan itu akan sangat menggangguku jika aku harus membiarkan lelaki itu berjalan-jalan di pinggir jalan di saat ini!” ucap Woojin kepada Donghyun yang kini menganggukkan kepalanya, akhirnya sepakat dengan keputusan yang di ucapkan oleh Woojin kepada dirinya saat itu. Setelah sepakat, Woojin dan Donghyun pun berjalan keluar dari kamar untuk menemui lelaki berwajah eropa itu yang semula mereka tinggalkan. Namun, ketika keduanya keluar dari ruangan, mereka sama sekali tidak menemukan lelaki itu. Yang tentu saja membuat Woojin dan Donghyun mengerutkan dahi mereka. “Mark?? Mark-Sii??” panggil Woojin berjalan untuk menghintari ruangan apartemennya, namun Mark tidak ditemukan di mana-mana, sehingga Woojin dan Donghyun yakin jika lelaki itu baru saja pergi meninggalkan apartemen milik Woojin. … Saat itu, Mark mengetahui jika Donghyun tidka menyukai dirinya yang tentu saja ia juga mendengar perdebatan yang dilakukan oleh keduanya menggunakan Voice Clean miliknya, yang membuat Mark aka Marta pun segera menghubungi Yuna dan meminta solusinya. Dengan cepat ia mengirimkan rekaman suara kepada Yuna menggunakan Prothou miliknya, dengan pesan yang berisi, “Yuna! Bagaimana ini? Mereka bertengkar karenaku!” itulah pesan yang diberikan oleh Marta kepada Yuna, yang kemudian satu detik dari sana ia mendapatkan balasannya, “Siapa mereka?” tanya yuna, da kembali membuat Marta menjawab dengan berucap, “Woojin dan juga kakek Donghyun!” jelas Marta, dan tidak lama dari sana Yuna segera memanggil Marta melalui Prothounya, “Kau bertemu dengannya, Marta?!” tanya Yuna terdengar sangat senang sekali, namun tidak dengan Marta yang terlihat sangat was-was di sana. “Yuna, aku tidak bisa membahas yang lainnya terlebih dahulu, aku membutuhkan saran sekarang!” ucap Marta memprotes Yuna yang kini menganggukkan kepalanya dengan berucap, “Yeah … kau benar, jadi apa permasalahannya?!” tanya Yuna kepada Marta yang kala itu masih berwujud sebagai Mark dan suara yang juga bass seperti lelaki, “Donghyun merasa keberatan jika aku tinggal di sini!” ucap Marta kepada Yuna yang kini menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Kalau begitu gunakan waktumu untuk pergi ke kediaman Daniel saat ini! Berikan pesan kepada Woojin jika kalian akan bertemu lagi nanti!” ucap Yuna kepada Marta yang kini membuat Marta pun mengangguk mengiakan usulan itu dan segera memberikan sebuah pesan sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan apartemen tersebut. …  To be continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN