Lagi - lagi jantungku berdebar saat kedua mata kami bertemu. Jantungku seakan tidak dapat berhenti ketika aku melihat wajahnya. Ingin ku peluk dirinya, tapi aku menyadari bahwa ada tembok tak kasat mata yang akan menghalangi langkahku. ***** "Oma," Suara Arven membuat Meisie dan Resti segera menoleh ke arah suara itu berada. Meisie tersenyum tipis saat melihat Jasmine sudah berdiri di samping Arven dengan dress di atas lutut yang sengaja ia pilihkan. Meisie ingin tahu apa respon putra keras kepalanya nanti jika ia melihat Jasmine. Yang tampil sangat cantik dan dewasa. Disisi lain Resti memutar kedua matanya dengan jengah saat melihat Jasmine yang tampil begitu cantik saat ini. "Kau benar - benar anak pembawa sial Jasmine. Gara - gara dirimu aku harus berurusan dengan keluarga Abiputra