Anthony diam sejenak menatap rambut panjang Tantria yang tergerai indah. Di bawah sinar rembulan purnama, rambut Tantria seakan berkilauan. Kepala Anthony ia sandarkan pada tiang tempatnya menyandarkan bahunya. “Tantria?” gumam Anthony dari tempatnya. Tidak ada langkah keberanian menuju Tantria yang dilakukan oleh Anthony. Semua dipendamnya sendiri. Namun, sepertinya malam tidak membiarkan Anthony yang diam-diam hanya diam. Bau asap rokok perlahan dibawa angin hingga hidung Tantria yang sensitif bisa merasakan pelan. Tantria menarik cepat sekali udara ke rongga penciumannya untuk memastikan. Ia celingukan lalu berbalik cepat ke belakang. Mata Tantria membesar kala melihat Anthony sedang berdiri di tempatnya. Anthony terkesiap tak menyangka jika Tantria akan memergokinya. “Mas Anthony?”