Pengabdian

1176 Kata
PLAK!!!… Suara tamparan keras terdengar di pipi Camilia. Lalu terdengar suara menggelegar ayahnya yang menjerit marah. “Bodoh! Dasar anak perempuan bodoh ! Kenapa kamu hanya memukul kepalanya dengan botol Whiskey, kenapa kamu tidak menembaknya seperti yang aku perintahkan?” “Damian! Jangan pukul Camilia ! Dia ini tidak mungkin sanggup menjadi pembunuh. Dia sudah berbakti padamu dan menuruti perintahmu untuk mendekati Alex dan berhasil membuatnya melompat ke Selat Malaka. Pasti Alex sudah mati, tidak ada yang berhasil selamat di selat yang terkenal memiliki ombak dahsyat itu. Sekarang kamu harus penuhi janjimu. Bebaskan kami dari belenggumu ini. Aku dan Camilia tidak ingin lagi hidup di sini !” Kata Leona pada Damian yang menatapnya dengan pandangan tidak senang “ Hah?? Mau bebas dari belengguku? Jangan Mimpi ! ” Kata Damian kasar. “ Tapi kamu sudah berjanji, bila Camilia setuju mendekati Alex dan membunuhnya, kamu akan membiarkan kami berdua pindah dari rumah ini dan membiarkan kami hidup tenang dan pindah ke Merauke ” “ Mana jasad Alex? Mana buktinya kalau dia sudah mati! Janji pasti akan aku tepati , kalau Alex sudah terbujur kaku.” Kata Damian memandang Leona yang menatapnya dengan mata menyala. “ Kamu.. Kamu…. “ Leona tampak ngamuk, tapi tak bisa berbuat apa-apa. “ Damian.. Please lepaskan kami. Kehidupan ini tidak cocok untuk Camilia. Dia ingin berprofesi sebagai guru di pelosok Merauke . Dia ingin hidup tenang, Damian. Dan aku akan menamaninya di sana.” Ratap Leona pada suaminya. “ Dasar anak perempuan tak berguna ! Semua keluargamu adalah Mafia, Kakekmu, pamanmu dan aku ini adalah Mafia, mengapa kamu malah terlahir dengan jiwa guru. Darah mafia itu ada dalam dirimu, Lia. Kamu tidak mungkin bisa jadi guru, buktinya kamu setuju mendekati Alex dan membunuhnya. Kamu ini tidak bisa lepas dari darah pembunuh. Kamu tidak cocok jadi guru. Kalau aku bilang pada kolegamu di sekolah, kalau Bapakmu adalah Damian Matteo, kamu pasti akan segera dipecat! Mana mungkin anak mafia besar dibiarkan mendidik anak bangsa.” “Papa… Tolong jangan bocorkan rahasia tentang aku ini anakmu. Aku sangat suka jadi guru, jadi biarkan aku menjalani kehidupanku. Aku ingin pergi mengajar di pedalaman Merauke , makanya aku setuju dengan tugas mendekati Alexander demi membunuhnya. Tapi aku sungguh tidak sanggup membunuhnya dengan menembaknya, dan seperti kata mama, dia pasti sudah mati, Pa. Malam itu malam purnama, jadi ombak di Selat Malaka itu empat meter, tidak ada yang sanggup bertahan hidup di lautan berombak besar seperti itu dan ini sudah hari ke tiga, pasti Alex sudah mati tenggelam ke dasar laut .” Kata Camilia dengan air mata bercucuran. “ Damian.. Please biarkan Camilia menggapai keinginannya. Kamu selama ini tidak pernah menganggap dia anak . Camilia adalah anak yang dilupakan olehmu. Kamu toh bilang, kamu tidak perlu Camilia, karena kamu punya Darian yang akan jadi penerusmu. Biarkan Camilia pergi mengajar di Merauke Kalau kamu tidak mengijinkan aku ikut dengannya, aku tidak akan pergi, aku akan tinggal di sini sampai aku mati . Tapi biarkan Camilia pergi, dia sudah berhasil lolos seleksi jadi guru penggerak dan kepindahannya tingal sebulan lagi. Biarkan lah dia terbebas dari kehidupan mafia ini Damian. Aku mohon padamu.” Kata Leona berkata-kata dengan lemah lembut pada suaminya, agar hati Damian tergerak. Damian menatap Leona sambil menghela nafas. Memang benar apa yang dikatakan Leona, selama ini , dia sangat lupa kalau dia punya seorang anak perempuan bernama Camilia. Anaknya yang menjadi guru dan hidup ngekost di pinggiran kota, jauh dari kehidupan gelap dan gemerlap kehidupan malam, layaknya anak Mafia. Sampai suatu saat, di pemakaman ayah mertuanya , seorang mafia tua yang cukup disegani , yang merupakan kakek dari Camilia. Di pemakaman itu , dia melihat mata Alexander yang menatap anaknya yang lugu itu tanpa berkedip. Dan otak pintar Damian langsung mengambil kesempatan tersebut karena dia tahu itu satu-satunya cara untuk membunuh Alexander, seorang mafia terkuat dan terkaya yang menguasai seluruh perdagangan gelap di Kawasan Asia. Damian menyuruh Camilia mendekati Alexander dan membunuhnya dengan janji kebebasan untuk diri Camilia yang ingin keluar dari kehidupan keluarga mafianya. “ Baiklah, Aku hanya akan mengijinkan Camilia seorang yang pindah ke Merauke , tapi tidak untukmu. Kamu selamanya adalah istri seorang Damian Matteo, meskipun ayahmu sudah mati. Aku tetap memerlukanmu di sampingku. Tapi kamu harus ingat, Camilia, kalau kamu pindah ke Merauke , aku tidak bisa melindungi dirimu lagi. Siap-siap saja kalau tangan kanan Alexander, si Bara membunuhmu, demi balas dendam. Kalau kamu masih tetap di sini, aku bisa melindungimu. Tapi kalau kamu pindah ke Merauke , aku tidak mau tahu lagi. Seperti kata mamamu, kamu selamanya akan kuanggap anak yang telah kulupakan.” Kata Damian kejam . “ Aku tidak perlu perlindungan Papa dan Bara juga uda percaya, kalau memang anak buah papa yang menyerbu kapal sehingga Alex memilih melompat turun, dia percaya aku tidak tahu apa-apa. Aku juga hanya seorang korban. Bara tidak tahu kalau aku adalah anak kandung Damian Matteo. Jadi aku pasti akan aman di Merauke. Aku akan memutus semua hubungan dengan keluarga Matteo!” Camilia berkata dengan suara penuh tekad kuat. “ Juga memutus hubungan dengan mamamu?” Tanya Damian. “ Hanya dengan mama aku tetap akan menjalin hubungan, untuk papa dan Darian, aku akan melupakan kalau aku punya ayah dan adik. Kalian juga lupakan saja aku dan biarkan aku hidup tenang di Merauke, Itu satu-satunya cara, agar aku bisa menebus dosaku karena telah membunuh Alex.” Ratap Camilia dengan air mata bercucuran. “ Baiklah kalau itu maumu. Papa akan mengabulkan permintaanmu. Mulai hari ini dan selamanya, kamu bukan anak Damian Matteo. Silahkan pergi dan tak usah kembali lagi, meskipun saat aku meninggal nanti . Kamu hanya boleh menginjakkan kaki ke rumah ini, saat ibumu, meninggal.” Kata Damian dengan suaranya yang menggelegar. Camilia memandang mamanya dan Leona menganggukkan kepalanya pada anak perempuan kesayangannya itu. “ Pergilah Lia, jangan khawatirkan mama. Mama akan baik-baik saja di sini. Kehidupan ini sudah sejak lahir mama jalani, hidup di keluarga mafia, mulai dari mama kecil sampai mama menikah dengan papamu, mama sudah kebal. Mama hargai usahamu, untuk membebaskan mama dari kehidupan ini. Tapi tidak semua keinginan bisa kita capai bersama. Cukup kamu aja yang terbebas, karena kamu masih muda. Pergilah dan gapai mimpimu untuk hidup tenang. Kamu juga tidak perlu datang saat mama meninggal, mama tahu di hatimu tetap sayang mama. Maafkan mama yang tidak bisa menemanimu. Kamu saja yang pergi. Jaga dirimu ya, sayang. Kamu memang tidak cocok hidup di keluarga mafia ini. Nikmati kebebasanmu. ” Kata Leona memeluk Camilia sambil menangis terisak-isak “ Mama… .Mama janji akan baik-baik saja.” Camilia tersedu-sedu. “ Mama janji akan baik-baik saja. Meskipun kakekmu sudah meninggal, tapi mama yakin, papa tidak berani membunuh mama. Dia masih membutuhkan mama untuk menghadapi paman-pamanmu.” Kata Leona. “ Selamat tinggal, Ma. Selamat tinggal Pa. Terimakasih sudah membesarkan aku sampai dewasa. Inilah bakti terakhirku pada mama dan papa. Semoga Mama dan Papa selalu sehat dan selalu ada dalam lindungan yang maha kuasa.” Camilia pun membungkuk dan bersujud tiga kali kepada orang tuanya. Setelah itu dia berbalik pergi meninggalkan rumah mewah berwarna hitam yang bagaikan benteng pertahanan , tempat tinggal sang Mafia kejam bernama Damian Matteo
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN