Setelah terdiam dan mencoba-coba mengingat. Alex menggelengkan kepalanya dan berkata pelan “ Maafkan aku, Ibu. Tidak ada perasaan apapun pada diriku saat ibu menyebutkan nama Bentara. Aku sepertinya baru pertama kali mendengar nama yang sangat khas situ. Bentara…. Bentara…” Alex mengulang-ngulang melafalkan nama itu dengan harapan hatinya bisa bergetar, bila nama itu dia ucapkan berkali-kali Tiba-tiba keheningan mereka, tergeserkan oleh suara dering handphone Nara yang segera mengangkat telepoannya “ Halo.” “ Oh. Pak Hutabarat, Selamat sore. Apa kabar Pak? ” Terdengar Nara menyapa lawan bicaranya dengan ramah. Alex yang sedang mencoba mengingat apakah nama Bentara, berarti bagi dirinya, tampak mengangkat kepalanya melihat Nara yang menyebutkan nama Pak Hutabarat. Siapakah dia, apakah dia k
