Aku Cinta Kamu

1009 Kata
Khayla tidak bisa tidur di kamarnya karena besok dia memutuskan masih tidak kuliah. Akibat Daddynya tubuhnya sakit semua. Dia ke luar dari kamarnya dan dia melihat Daddynya dan Mamanya berdebat di kamar Dylan yang tidak jauh dari kamarnya. Dia bersembunyi dan mendengarkan percakapan mereka. "Dylan, kenapa kamu kasar padaku?Aku ini istri kamu? Sakit tanganku kamu tarik seperti itu?" Aulya sedih karena Dylan yang kasar. "Jangan ikut campur urusanku. Kamu itu hanya istri diatas kertas, apalagi kamu tidak perawan. Suami mana yang tidak membenci istri yang sudah tidak perawan lagi. Kamu jangan berpikiran buruk terhadap Khayla karena dia itu putri angkat yang selama ini aku besarkan sendiri." Dylan mendorong Aulya sampai jatuh ke lantai. "Jangan kasar! Cukup aku tidak akan ikut campur lagi. Aku cinta kamu Dylan, tolong jangan benci aku." Aulya mengatakan rasa cintanya pada Dylan suami barunya. "Aku tidak suka istri yang tidak perawan. Aku benci kamu dan jangan menarik perhatianku dengan cara apapun. Diam saja! Aku tidak suka akting kamu yang sok peduli dengan Khayla." Dylan saat itu masuk ke dalam kamarnya dan Aulya berdiri lalu dia pergi masuk ke kamarnya sendiri yang ada paling pojok. Khayla yang mendengarkan ucapan Mamanya, dia tidak sangka kalau Mamanya tidak perawan dan Dylan tidak suka. 'Jadi Mama Aulya tidak perawan? Jadi Daddy benci. Mama Aulya mengungkapkan perasaanya pada Daddy aku akan juga menyatakan perasaanku pada Daddy' Khayla langsung berjalan menuju kamar Dylan dan dia mengetuk pintu kamar itu. "Daddy, ini aku Khayla. Aku tidak bisa tidur, tolong buka pintunya." "Khayla? Ada apa?" Dylan langsung membuka pintu kamarnya. Khayla masuk dan dia langsung memeluk Daddynya dan mengatakan sesuatu yang membuat Dylan kaget. "Aku sebenarnya sejak 1 tahun lalu sudah jatuh cinta ke kamu Daddy. Kenapa Daddy menikah? Aku sedih karena Daddy menikah. Aku suka Daddy tidur denganku dan tidak tidur dengan Mama Aulya," kata Khayla. "Apa kamu cinta aku? Kenapa? Bukankah selama ini aku selalu kasar dan tidak pernah peduli ke kamu?" Dylan akibat dendam yang ada di hatinya dia selalu membenci Khayla. "Daddy, aku cinta kamu karena kamu pria yang baik. Aku tahu Daddy tidak pernah punya kekasih selama ini meksipun Daddy kasar tapi Daddy yang mengangkat aku jadi putri kamu. Tapi aku sedih cintaku ke Daddy cinta terlarang kamu Daddy aku." Khayla menangis dipelukan Dylan. "Aku terima perasaan kamu. Jadi mulai sekarang kamu kekasih Daddy dan kamu bukan putri angkat Daddy. Ini bukan cinta terlarang tapi kamu itu hanya putri angkatku dan bukan anak kandungku." Dylan menjawab sambil mengecup kening Khayla. "Apa boleh aku tidur di kamar Daddy?" tanya Khayla. "Boleh, kamu tidur saja. Daddy masih akan kerja di ruangan kerja karena tidak masuk kerja hari ini kerjaan pasti menumpuk." Daddynya mencium bibir Khayla lalu dia pamit pergi ke luar kamar. "Bye, Daddy." Khayla naik ke ranjang Dylan dan dia memeluk guling Daddynya. 'Aku senang Daddy menerima perasaanku, ini guling dan bantal baunya Daddy. Aku akan tidur, Daddy itu milikku' Khayla sangat tergantung dengan Dylan karena selama ini dia tidak pernah punya teman dekat dan dia hanya peduli dengan Daddynya meskipun Daddys galak dan dingin. Rasa ketergantungan itu membuat Khayla ada perasaan cinta pada ayah angkatnya. Khayla mencoba tidur di kamar Dylan dan dia mengambil foto Dylan yang ada di meja kecil samping tempat tidur. Khayla memeluk foto Daddynya karena senang perasaan cintanya di terimah oleh Daddynya. Ketika Dylan ada di ruangan kerjanya. Dylan tidak fokus memeriksa email yang masuk ke laptopnya. Dia memikirkan Khayla dan dia mengugat kedua orang tuanya yang terbunuh oleh orang tua Khayla. "Bodoh, kamu itu b******n dia itu masih 18 tahun dan dia masih polos. Kenapa bisa birahi kamu melawan hati nurani dan pikiran kamu. Dia juga putri dari pembunuh kedua orangmu, sadar Dylan! Kenapa aku senang saat dia tadi mengatakan kalau dia cinta aku." Dylan bergumam seorang diri. Dylan saat itu mengambil alkohol agar mabuk dan bisa melupakan dendamnya pada orang tua Khayla. Dylan memutuskan mabuk dan menghabiskan satu botol Alkohol. Sudah dua jam lebih Dylan belum kembali ke kamarnya. Khayla tidak bisa tidur lalu dia memutuskan ke luar dari kamar Dylan, dia berjalan menuju ruangan kerja Daddnya. Dia mendengar suara Daddy angkatnya yang sepertinya dia sedang mabuk. Khayla masuk ke ruangan kerja Daddy angkatnya. "Daddy, apa yang kamu lakukan? Katanya kerja malah minum alkohol?" Khayla memang sering kali melihat Dylan mabuk tapi biasanya tidak berani mendekat tapi saat itu dia berani karena Daddynya sudah menerima perasaannya. "Sayangku Khayla, kamu sangat cantik dan Daddy tidak bisa membenci kamu, kenapa?" Dylan langsung memeluk dan mencium Khayla juga meraba tubuhnya. "Daddy, aku antar kamu ke dalam dan jangan berulah. Sudah dewasa tapi kurang ajar, Mama kalau lihat bagaiamana?" kata Khayla. "Aku setengah sadar dan tidak mabuk. Antarkan aku ke kamarku, aku tidak mau melihat Aulya istri murahan tidak perawan," jawab Dylan dia juga mengumpat karena saat mabuk dia berbicara yang aneh. Dylan saat itu melepaskan pelukkan dan ciumannya pada Khayla. Khayla memapah tubuh Dylan yang sempoyongan karena mabuk dan mengantarkannya ke kamarnya. Khayla menidurkan Dylan di atas ranjang kamarnya dan dia tidak sangka akan melihat wajah Daddy angkatnya yang biasanya galak dan kejam juga dingin bisa mabuk seperti itu. "Kamu mabuk karena apa? Apa kamu mabuk karena istri kamu yang tidak perawan? Apa ada masalah lain Daddy? Sudahlah! Aku akan kembali ke kamarku saja tidak tidur disini." Khayla akan turun dari ranjang tidur Dylan tapi Dylan menarik tubuh Khayla hingga jatuh ke pelukannya. Meksipun Dylan mabuk tapi dalam mabuknya dia mengira Khayla bersamanya. "Jangan pergi! Temani aku tidur disini, Sayang. Aku mabuk tapi aku masih ingat jelas kamu itu Khayla." Dylan seperti anak kecil saat mabuk. "Aku akan tidur dengan kamu. Daddy, jangan peluk aku kencang sekali karena aku tidak bisa bernapas," ucap Khayla. Khayla saat itu bicara sendiri karena Dylan kepalanya pusing lalu dia langsung tidur cepat. Khayla ikut tidur juga dan saat jam 4 pagi Khayla bangun. Khayla keluar dari kamar Dylan dan saat itu berbarengan Aulya berada di depan kamar Dylan. Dia kaget karena Aulya saat itu berada di depan kamar Dylan. "Kamu kenapa keluar dari kamar Dylan? Apa dia sudah pulang?" tanya Aulya. "Itu.. aku... " Khayla bingung mau menjawab apa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN