Tergoda

1189 Kata
Malam hari itu Dylan baru saja menikah dengan Aulya wanita cantik yang umurnya lebih muda 5 tahun darinya. Dia ingin bercinta dengan istrinya karena mereka akan melakukan ritual malam pertama. Dia segera naik ke atas ranjang pengantin karena sang istri sudah bersiap dan menyambutnya dengan senyuman. "Aku sudah memakai baju lingerie seksi ini, Sayang. Ini malam pertama kita, apa kita tidak tidur bersama?" tanya Aulya. "Baiklah! Aku akan membuat kamu puas malam ini," jawab Dylan. Bagian tubuh bawah Dylan mulai menegang karena sang Istri begitu membuatnya tertarik karena memakai ligerie yang begitu seksi. Dia langsung memulai permainan ranjangnya bersama sang Istri. Pria itu memeluk dan mengecup mesra, meraba setiap inci tubuh istirnya lalu dia mulai menyatukan bagian tubuhnya. "Kenapa berhenti? Lanjutkan, Sayang.?" suruh Aulya yang sudah telanjang bulat. "Kamu tidak per4wan! Dasar pel4cur. Aku tidak akan menyentuh istri yang tidak perawan. Mulai saat ini kamu hanya istri di atas kertas saja karena kita hanya melakukan pernikahan bisnis saja." Dylan pergi meninggalkan Aulya keluar dari kamar pengantinnya. "Tega kamu, aku tidak perawan karena kamu yang saat itu meninggalkan aku dalam keadaan mabuk di diskotik. Aku di perkosa oleh orang yang tidak aku kenal," teriak Aulya yang menangis. "Aku tidak peduli, mulai saat itu aku tidak akan tidur denganmu lagi," sahut Dylan dia ke luar dari kamar itu. Dylan keluar kamar lalu dia ke dapur mengambil air minum. Dia mencoba menahan gairahnya yang tidak tersalurkan karena istrinya yang tidak perawan. Dylan merasa jijik dengan wanita yang sudah disentuh oleh pria lain. "Kurang ajar! Wanita sialan itu! Aku sudah mencoba menahan hasratku tapi kenapa belum juga kembali seperti semula ini punyaku," gumam Dylan. "Daddy! Kenapa tidak ke kamar Ibu angkat. Bukannya kalian baru menikah?" tanya Khayla yang saat itu dia memakai baju seksi dengan celana pendek dan atasan ketat seperti biasanya. "Kamu cepat pergi sana! Jangan melihatku," jawab Dylan. "Daddy! Tidak perlu marah-marah! Aku akan kembali ke kamarku," jawab Khayla dia langsung pergi menuju kamarnya. 'Gadis itu tubuhnya semakin seksi saja. Sial! Punyaku tetap tegang saja, aku mulai tergoda dengan anak angkatku sendiri. Dia itu musuh orang yang telah membunuh orang tuaku. Kenapa rasa benci ini semakin pudar dan makan seperti ini' batin Dylan. Dylan berjalan menuju kamar Khayla, biasanya Khayla tidak pernah mengunci pintu karena biasanya Dylan pulang larut malam. Bagi Khayla biasanya aman-aman saja. Dylan mengintip Khayla yang sudah tertidur dan tidak memakai selimut. Kedua gunung kembar punya anak angkatnya itu terlihat karena baju atasan yang pendek itu terlalu ketat membuat Dylan dibawanya semakin menegang. "Persetan dengan orang tuanya yang meninggal 5 tahun yang lalu. Dia saat ini sudah berumur 20 tahun. Aku akan balas dendam dengan mencicipi tubuhnya. Ini adalah rencana balas dendam lanjutan," kata Dylan yang saat itu langsung masuk ke kamar Khayla lalu dia naik ke ranjang Khayla. Dylan memeluk Khayla lalu dia menciumi bibirnya yang ranum membuatnya semakin tergoda dengan kecantikan putri angkatnya. Dia melepaskan satu persatu baju Khayla dan mulai mencumbu mesra. Dia merasa setiap ini tubuh Khayla yang masih perawan. "Ah...uhh," lirih suara Khayla yang masih tidur memejamkan matanya, saat itu Dylan mencium semua bagian tubuh Khayla. "Bangunlah! Jika kamu bangun aku akan berhenti," kata Dylan. Dylan mulai membuka paha Khayla lebar-lebar dan mencoba memasukkan miliknya ke dalam punya Khayla yang masih perawan. Punya Dylan sudah masuk awalnya sempit, lalu Khayla merasa sakit di intinya. Khayla terbangun saat itu juga, dia kaget Ayah angkatnya sudah ada di atas dirinya tanpa memakai sehelai benangpun. "Ah, Daddy! Sakit? Kamu kenapa ada disini? Apa maksudnya ini?" tanya Khayla. "Kamu sayang Daddy kamu ini kan? Maka kamu diam-lah!" jawab Dylan. "Aku sayang karena hanya Daddy yang aku punya untuk saat ini," jawab Khayla yang menahan perih dibawanya sana akibat senjata Dylan tadi menerobos kep3raw4nanya. "Baiklah! Kamu menurut saja aku akan menghukum kamu dan kamu tidak akan Daddy perbolehkan kuliah kalau kamu tidak nurut," ancam Dylan yang melanjutkan memaju mundurkan dirinya dan melanjutkan bercinta dengan anak angkatnya. "Sakit... hentikan Daddy. Aku tidak pernah merasa sesakit ini. Daddy aku malu, aku tidak pakai baju," kata Khayla Khayla yang masih polos, dia sama sekali tidak pernah dekat dengan pria manapun atau berpacaran apalagi bercinta dengan pria manapun. "Sebentar lagi akan keluar. Maaf! Kalau membuat kamu sakit," kata Dylan. "Ah... Aku seperti mau," rintih Khayla. "Terimah kasih, Khayla." Dylan sudah menuntaskan gairahnya. "Apa barusan itu?" tanya Khayla. "Itu namanya bercinta, Sayang. Kamu jangan lakukan dengan orang yang tidak kamu suka, kamu suka Daddy-kan?" tanya Dylan yang saat itu memeluk tubuh putri angkatnya. "Aku suka Daddy karena tampan," balas Khayla. "Tidurlah!Aku akan tidur memeluk kamu sampai pagi," jawab Dylan. "Masih sakit, Daddy. Daddy harus tidur disini dan memeluk aku." Khayla menangis karena kesakitan. "Tidurlah! Besok tidak akan sakit," suruh Dylan. Khayla tidur malam hari itu dengan tubuhnya yang telanjang bulat. Dia tidur dipelukan Daddy angkatnya yang bagai serigala buas yang memakan kelinci putih kecil dan tidak berdaya. Dylan tidak tidur sama sekali, saat itu dia meratapi kesalahannya yang telah merenggut kesucian putri angkatan anak dari musuhnya. 'Bodoh! Maafkan aku ya Khayla, kamu semakin hari semakin cantik dan aku sering mengintip kamu saat kamu mandi. Aku memasang semua CCTV dikamar kamu agar bisa mengintip kamu. Apa aku ini seorang binatang.' batin Dylan. Mereka tidur sampai pagi, Dylan bangun terlebih dulu. Saat itu punya dia menegang lagi dan dia memaksa Khayla melayani nafsu bejatnya lagi. Khayla mau saja karena selama ini hanya Daddy angkatnya pria yang baginya dekat dengannya dan sayang sama dia. "Aku mau lagi, kamu sudah bangun. Ayo cepat sebelum Ibu angkat kamu bangun dari tidurnya," ajak Dylan. "Masih sakit ini. Jangan Daddy aku takut," teriak Khayla. "Jangan berteriak, nanti dia bangun. Nikmati ini bersamaku, lalu kamu akan suka lama-lama kamu akan terbiasa," dia memaju mundurkan badannya dan punya dia merasa enak karena di tekan oleh punya milik gadis ini. "Ahh.. Uhh... Daddy masih sakit..." rintih Khayla. "Suara kamu membuat Daddy b*******h,"jawab Dylan. Dylan saat itu merasa puas begitu saja. Dia sudah lupa kalau semalam dia menyesal karena telah merenggut kesucian putri angkatnya. Saat itu masih jam 4 pagi, dia menyelesaikan 2 permainan di ranjang bersama dengan putri angkatnya. Dylan merasa puas karena selama ini dia sendiri tidak pernah menyentuh wanita manapun karena dendam di hatinya. "Diam, Sayang! Jangan mengeluarkan suara! Aku akan mempercepat lagi," kata Dylan. "Sudah tidak sakit lagi, Daddy. Daddy, aku senang kalau Daddy senang," jawabnya. "Sudah tidak sakit lagi karena ini yang ketiga kalinya, akhirnya selesai juga," kata Dylan yang langsung memeluk dan mencium putri angkatnya itu. Saat akan menyelesaikan 2 ronde permainannya. Aulya istrinya mencari Dylan. Dylan mempercepat langkahnya lalu dia sudah menyelesaikan hasratnya. Dylan takut kalau dirinya telah tidur dengan putri angkatnya. "Sayang, kamu dimana? Aku akan masuk ke kamar Khayla untuk menyuruhnya dia masak." kata Aulya yang saat itu ada didepan kamar Dylan yang dekat dengan kamar Khayla. Lalu Aulia menuju kamar Khayla yang berada di sebelah kamar Dylan. Di memanggil Khayla untuk membuatkan sarapan pagi. "Khayla! Bangun! Bantu Mama masa karena Mama tidak tahu kesukaan Daddy kamu apa?" kata Auly dia mengetuk kamar pintu kamar Khayla. "Aduhh...gawat, bagaimana ini? Ada Mama datang," kata Khayla. "Gawat! Dia datang! Istriku datang, aku tidak mau ketahuan." Dylan juga panik karena istrinya sudah mengetuk pintu Khayla sangat kencang. .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN