"Khayla, jangan menangis. Kamu kenapa? Apa kamu masih ingat Daddy kamu? Apa kamu masih mencintai Daddy kamu?" Reihan sedikit sakit hati karena Khayla masih tidak bisa melupakan Daddynya. "Tidak! Aku tidak sanggup melihat putraku besar tanpa ayahnya. Sedangkan aku belum lulus kuliah juga." "Aku yang akan menikahi kamu, jika kamu mau?" Reihan saat itu menghapus air mata Khayla. "Aku belum bisa menjawabnya, beri waktu aku 1 bulan untuk memulihkan kondisi aku karena melahirkan. Aku akan memikirkannua, maafkan aku Reihan. Kamu terlalu baik padaku, jadi kamu tidak pantas untukku." "Jangan bilang seperti itu, kamu cantik dan baik. Aku cinta kamu jauh sejak dari SMA tapi karena kita teman aku menahannya. Baru berani pada waktu kuliah menyatakan cinta ke kamu." "Salah sendiri dulu kenapa tida