bc

Pura-pura Rebahan

book_age18+
405
IKUTI
2.4K
BACA
family
HE
kickass heroine
kicking
childhood crush
affair
like
intro-logo
Uraian

Punya suami super pelit, mertua suka minjam duit, ipar suka minta makanan dan tetangga suka ngutang tapi gak pernah mau bayar, membuat Viona menggunakan trik pura-pura rebahan saja biar gak ada yang tahu kalau gajinya sebagai tukang halu itu puluhan juta rupiah setiap bulannya, walau orang-orang tahunya dia itu hanya ibu rumah tangga yang doyan rebahan dan gak bisa jauh-jauh dari bantal.Sampai kapan Viona dapat menyembunyikan rahasianya sebagai penulis n****+ online dari suami dan keluarganya? Bagaimana pula reaksi para readers setianya jika mengetahui akun penulis yang menggunakan nama pria itu adalah emak-emak berdaster yang sedang berpura-pura menjadi penulis tampan? Simak kisahnya!

chap-preview
Pratinjau gratis
Trik Jitu
Pura-pura Rebahan Part 1 : Trik Jitu “Vio sayang, menantu Mama yang cantik, kamu sedang apa?” Terdengar suara Mama mertua dari depan pintu. Baru saja aku hendak bangkit dari posisi wuenak, Mama mertua sudah masuk ke ruang tengah, menautkan alisanya saat melihatku yang sedang rebahan di depan televisi. Aku menarik napas lega, untung saja aku sedang tak bermain ponsel mahal yang baru kubeli dua hari yang lalu itu, kalau nggak, bisa berabe. “Eh, Mama, baru juga Vio mau ke depan bukain pintu,” ujarku sambil bangkit perlahan karena dua putriku sedang tertidur di samping. “Hmm ... Vio, Mama mau bayar arisan ini, tapi uangnya kurang dua ratus ribu, pinjam uang kamu dong!” ujarnya tanpa basa-basi lagi. “Mas Nizar cuma ngasih uang lima puluh ribu aja tadi pagi, Ma, dan itu pun udah habis buat belanja lauk pauk juga jajan anak-anak,” jawabku. “Uang kamu aja kalau gitu, Mama cuma pinjam, entar kalau udah narik arisannya, dibalikin kok,” ujar wanita berhijab kuning itu dengan sambil menadahkan tangannya. “Vio mana ada uang, Ma, tiap hari cuma rebahan aja begini. Mas Nizar juga cuma ngasih jatah 50ribu dan nggak pernah lebih, malahan kurang .... “ jawabku dengan pura-pura sedih. “Agghh ... menantu payah kamu! Bisanya cuma rebahan saja sepanjang hari, coba cari kerja sambilan, 'kan enak!” ketusnya sambil membalik badan. “Mau kerja apa, Ma? SMA aja nggak tamat, udah keburu diambil jadi penebus hutang dan dinikahi anaknya mama. Coba biarin dulu aku nyelesaikan sekolah dulu terus dikuliahin, 'kan bisa kerja kantoran,” oceh seakan kesal, namun dalam hati aku cekikikan. Aku kembali rebahan saat memastikan Mama mertua telah menutup pintu dengan sangat keras, untung ada anak-anakku tak terbangun. Dasar, mertua bar-bar! Sepuluh menit kemudian, baru saja aku hendak membalas komentar para fans, terdengar suara pintu diketuk. “Assalammualaikum, Mbak Vio .... “ Itu suara Tyas, tetangga depan rumah. Dengan cepat, aku langsung menyembunyikannya ponsel ke dalam sarung bantal, kemudian beranjak ke depan pintu dan akan mempersilakan tamuku itu masuk. “Waalaikumsalam, silakan masuk, Mbak Tyas,” sambutku kepadanya. “Lagi ngapain siang-siang begini?” tanyanya sambil mengekor di belakangku. Aku kembali ke ruang tengah, di mana posisiku tadi berada sebelum tamuku datang. “Biasalah, Mbak, lagi rebahan,” jawabku sambil memangku bantal bersarung lecek namun banyak menyimpan harta karun itu. “Rebahan melulu, nggak pusing kepala, apa?” tanyanya dengan menyapu segala penjuru rumah ini dengan ekor matanya. “Habisnya mau ngapain lagi? Semua pekerjaan rumah udah beres, anak-anak juga lagi bobo siang,” jawabku sambil tersenyum tipis sambil mengubah chanel televisi di hadapan kami. “Nggak mau nyari pekerjaan apa gitu? Barangkali aja bantuin suami nyari tambahan?” ocehnya lagi. Aku menghela napas dan kembali tersenyum. “Nggak, Mbak, anak-anak masih kecil, aku mau jadi ibu rumah tangga saja. Lagian ... SMA aja nggak tamat, mau jadi kaum rebahan aja deh,” jawabku santai. “Eh, saya ke sini mau minta tolong sama Mbak Vio. Hmm ....” Wanita bertubuh subur ini terlihat menggaruk rambut ikal yang sepertinya banyak kutu. Perasaanku jadi tak enak, kayaknya mau pinjem uang deh. Ya udah, aku pura-pura acuh aja, fokus pada sinetron di chanel Udang Terbang. “Mbak Vio, aku mau pinjem uang. Kira-kira ada, gak? Cuma lima ratus ribu aja kok, buat bayar cicilan AC yang udah nunggak tiga bulan. Kalau suamiku udah ngirim uang, langsung kubayar,” ujarnya dengan raut memelas. “Mana aku punya uang sebanyak itu, Mbak, wong aku cuma rebahan aja tiap hari. Uang belanja aja dijatah 50ribu aja sehari ama Mas Nizar. Maaf, ya, Mbak.” Aku menampakkan wajah sedih, karena tak bisa memberi bantuan. “Hmm ... jadi gitu, ya? Kamu nggak mau ngasih pinjaman bukan karena hutangku yang 200ribu belum dibayar ‘kan?” Raut wajah wanita berdaster merah api itu mulai terlihat judes. Aku menggeleng, lalu menjawab, “Salah satunya karena itu juga, tapi udah aku ikhlasin kok, jadi nggak usah dibayar lagi!” Dengan raut wajah masam dan permisi lagi, Tyas bangkit dari duduknya dan melangkah menuju pintu. Aku menghembuskan napas dan kembali rebahan lagi. Baru juga lima menit berlalu, terdengar lagi suara orang mengucap salam dari depan pintu. “Waalaikumsalam, langsung masuk aja!” teriakku karena sudah mengenali si pemilik suara. “Vio, kamu masak apa hari ini? Kakak nggak masak dan Mas Aldi mau makan, bagi makanan kamu, ya!” ujar Kakak Iparku, Mbak Mona, saudara tertuanya Mas Nizar. “Maaf, Mbak, Vio nggak masak, dari pagi sampai sekarang cuma rebahan aja ini,” jawabku dengan posisi masih rebahan. “Ah, dasar ipar payah kamu! Masak aja malas, kerjaan cuma rebahan aja!” ketusnya sambil memutar tubuh dan melangkah cepat menuju pintu. Aku menahan senyum, sebab ini bukan hal yang pertama, aku capek dimintai ke masakan melulu. Udah gitu, minta nggak cukup dikit pula, ‘kan aku yang repot kudu masak lagi buat makan malam nanti. Pura-pura rebahan adalah cara yang sangat manjur untuk mengatasi mertua, tetangga dan ipar yang selama ini suka memanfaat kebaikan hati ini. Lima tahun lamanya merelakan diri menjadi ibu peri diantara para benalu itu, hingga pada akhirnya aku menyerah juga. Kini, tak ada yang boleh tahu kalau penghasilan bulananku puluhan juta, hanya dengan bermodal kehaluan, termasuk Mas Nizar yang pelit itu. Bersambung ....

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
204.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
145.9K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
282.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
148.8K
bc

TERNODA

read
190.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook