Andara menyapa Lusy yang sudah berkutat dengan segala kesibukannya. Hanya suaranya saja yang menjawab sapaan Andara, hingga gadis itu duduk di kursinya. Andara melihat semua tugas yang harus dia kerjakan sudah tersusun sesuao dengan jadwalnya. Tanpa banyak bicara ia segera memulai pekerjaannya. Terbesit di dalam benaknya, mungkinkah Lusy marah dan kecewa padanya karena dia sudah libur selama 2 hari. Atau mungkin Lusy sudah menerima teguran dari bos mereka. Andara tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Lusy sampai waktunya istirahat. Lusy duduk di kursi yang berada di depam meja Andara. Sikapnya bukan seperti atasan, tetapi sebagai seorang kakak kepada adiknya. “Kemana kau selama 2 hari ini? Kau tahu kepergianmu sudah membuat kami semua gila?” tegur Lusy tajam. “Saya…bukank