Kekasih Selina

1159 Kata
Suasana rumah keluarga Thomas sangat meriah malam ini setelah putri sulung mereka mengatakan bahwa dia sudah berhasil menarik perhatian pria nomor satu yang paling di inginkan.     “Jadi…ayo bersulang. Aku tidak mengira setelah berbulan-bulan berusaha akhirnya dia berpaling padaku juga.” Suara Selina begitu puas. Sudah tidak terlihat wajah kusut yang berhari-hari dia tampakkan setiap berbicara di telepon.     “Andara…bagaimana denganmu? Apakah sebulan bekerja di KG sudah berhasil menarik minat atasanmu?” ejek Selina.     “Aku bekerja Kak, bukannya mencari perhatian pada atasan,” jawab Andara kalem.     “Alah alasan saja. Aku mau tahu apa sih yang kamu cari dengan kerja serius seperti itu? Wajahmu kalau di poles itu sangat menjual tahu. Yah harus aku akui kamu mempunyai kulit indah yang tidak aku miliki. Bagaimana kalau akhir pekan ini aku membawamu ke klinik kecantikan yang biasa aku kunjungi?” Selina mengamati wajah Andara penuh minat.     “Terima kasih Kak. Aku tidak berminat.”     Nyonya Sarah menaikkan sebelah alisnya mendengar jawaban Andara. Dia segera menarik kursi dan duduk di samping putri bungsunya sebelum berbicara, “Andara…mom setuju dengan ucapan Selina. Sebaiknya akhir pekan ini kamu manjakan dirimu di klinik kecantikan. Rawat tubuh dan wajahmu sayang. Jangan terlalu memikirkan pekerjaan.”     “Nah…kamu dengarkan ucapan Mom. Jadi bersiaplah mumpung aku ada waktu. Mom…mala mini aku tidak pulang. Dia memintaku menemaninya melakukan kunjungan bisnis,” beritahu Selina dengan gembira.     “Begitu. Kapan-kapan undang dia untuk makan malam Sel. Biar kami mengenalnya,” ujar Sarah memberi saran.     Suara tawa geli Selina terdengar memenuhi ruangan membuat ayah mereka, Alan Thomas keluar, “Dad rasa tidak ada yang salah dengan saran mommi kamu.”     “Daddy…tentu saja salah. Dia adalah pria hebat. Tidak mudah membuatnya tertarik pada wanita seperti ku. Aku yakin kalau dia mendengar undangan makan malam dari keluargaku…finish.”     “Kenapa seperti itu? Kalau dia memang serius aku yakin dia mau,” Andara turut berbicara membuat Selina menatapnya galak.     “Dia adalah pria yang mempunyai banyak wanita bodoh. Dia tidak memerlukan hubungan yang serius. Selama kami saling menyukai dan saling menguntungkan…kami tidak perlu dukungan keluarga. Mengerti!”     “Oke.”     Andara seringkali mendengar Selina berbicara dengan bangga nama-nama pria yang sudah berhasil dia jadikan sebagai kekasih. Tapi semua hubungan tersebut tidak berlangsung lama dan Selina tidak pernah patah hati ketika hubungan percintaan mereka  berakhir.     “Buat apa patah hati? Aku bisa mendapatkan yang lebih. Lagipula semua hubungan tersebut aku yang memutuskan.” Andara hanya menggelengkan kepala mendengar jawaban Selina saat dia bertanya apa Selina tidak patah hati ketika putus dari seorang kekasih.     “Andara…bagaimana bisa kamu mendapatkan mobil? Setahu daddy kamu masih karyawan magang bukan?” perhatian semua orang tertuju pada Alan. Tatapan mengejek sekaligus menuduh yang berasal dari Selina dilemparkan ke wajah Andara yang masih sibuk menikmati makanannya.     “Hem. Aku mendapatnya dari kantor. Katanya karena aku membutuhkan akomodasi yang cepat untuk menunjang pekerjaanku,” jawab Selina dengan mengangkat bahu.     “Heh, aku baru dengar karyawan magang dapat mobil. Bergerak di bidang apa sih perusahaanmu itu?” tanya Selina mengejek.     Andara tertawa. Dia yakin Selina sama sekali tidak mau tahu KG bergerak di bidang usaha apa, “Kalau kau jadi karyawan KG kau pasti mengetahuinya.”     “Jadi pegawai kantoran dengan jumlah penghasilan terbatas dan jam kerja yang sangat panjang? Terima kasih. Aku lebih suka dengan pekerjaan yang aku lakukan sekarang. Tidak cape dan uangnya cukup besar,” jawab Selina berjalan menuju balkon.     Rumah mereka adalah apartement yang dimiliki Alan Thomas sejak Selina dan Andara masih kecil. Menurut Sarah mereka sebelumnya mempunyai rumah di Texas. Tapi suatu musibah membuat mereka kehilangan rumah tersebut dan Alan memilih tinggal di New York dan membuka bisnis baru yaitu membuka Coffee shop.     Sekarang di apartement tersebut hanya tinggal Alan dan Sarah sementara Selina dan Andara sudah memiliki tempat tinggal sendiri meskipun berada di lingkungan dan kelas yang berbeda satu sama lainnya.     “Andara…malam ini kamu menginap di sini?” tanya Sarah dari dapur.     “Tidak Mom. Kerjaanku masih banyak. Aku tadi ikut atasan makan siang di luar jadi masih ada yang belum selesai,” jawab Andara yang sedang membersihkan meja makan.     Dari balkon Selina berjalan cepat menuju dapur, “Mom…aku pergi dulu ya. Dia sudah menghubungiku,” suaranya begitu gembira tidak peduli dengan mata Sarah yang khawatir.     “Mom tidak suka dengan sikap Selina yang seperti ini. Dia terlalu memujanya. Dia bahkan rela meninggalkan pekerjaannya bila mendapat panggilan dari kekasihnya,” keluh Sarah memandang kepergian putri sulungnya.     “Mungkin Selina memang sedang jatuh cinta. Mom seperti tidak tahu dirinya saja. Kalau sudah bosan juga dia pasti berhenti mengejar pria itu lagi. Sebenarnya ‘Dia’ itu siapa Mom?”     “Mom juga tidak tahu. Menurutnya salah satu syarat yang diberikan oleh kekasihnya adalah tidak boleh mengexpose hubungan mereka,” jawab Sarah membuat Andara tertawa kecil, “ada yang lucu?”     “Hanya mengibaratkan saja Mom. Hubungan Selina dengan kekasihnya itu adalah hubungan rahasia. Entah pria itu sudah punya keluarga atau memang pria itu sangat terkenal sehingga khawatir disalahgunakan.”     “Kau benar Andara. Menurut Selina pria itu sangat terkenal. Makanya Selina sangat bangga ketika dia berhasil menarik perhatian pria itu.”     Andara tersenyum menanggapi ucapan Sarah sebelum dia mengambil tas yang berada di atas kursi, “Aku pulang dulu ya Mom…Dad.”     “He eh. Hati-hati di jalan,” ujar Sarah memeluk Andara dengan lembut.     Sarah menatap Andara yang berjalan menuju pintu keluar sampai pintu tersebut tertutup kembali kemudian ia mengalihkan pandangannya pada Alan yang sedang menonton tv.     “Menurutmu apa Andara kita beritahu tentang kecelakaan tersebut?” katanya lirih tetapi mampu menyentak dan mengalihkan perhatian Alan.     “Kejadian tersebut sudah sangat lama. Dan kita juga merawat Andara sejak kecil. Kau menyayanginya bukan? Jadi jangan biarkan masa lalu membuat hubungan yang sudah berjalan baik menjadi hancur.”     “Tapi…aku yakin kalau Andara juga merasa aneh. Entah mengapa aku berpikir kalau dia juga sedang mencari-cari identitas dirinya yang sebenarnya.”     “Akan kita sampaikan bila memang perlu.”     Sarah hanya diam saat Alan sudah memberikan keputusan. Alan benar bahwa ia sangat menyayangi Andara. Sifat gadis itu selalu menjadi tantangan untuknya. Tidak menolak tegas tetapi juga tidak menerima secara tulus. Sifat yang membuatnya gemas dan putus asa.     Selina yang pergi meninggalkan keluarganya ketika mendapat panggilan telepon kini sudah berada di salah satu apartement mewah. Apartement yang diberikan oleh pria yang menjadi kekasihnya.     “Aku harus bersiap-siap sebelum Derek datang. Aku tidak mau dia kecewa dan memutuskan untuk mencari wanita yang lainnya lagi,” ucap Selina pelan.     Selina memandang seisi ruangan dan puas karena pelayan yang dia pekerjakan bekerja dengan baik sesuai dengan bayaran yang dia terima. Tersenyum membayangkan apa yang akan dia nikmati bersama Derek membawa Selina menuju kamar mandi dan berendam di dalam bathtub dengan aroma wewangian yang disukai Derek.     Senyumnya mengembang ketika dia mendengar suara pintu apartement terbuka. Selina menanti kedatangan pria yang menjadi pujaan setiap wanita yang masih normal.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN