Pagi itu Ario memanaskan motornya dengan semangat. Akhirnya bisa membonceng seseorang dengan motor kesayangannya itu. Satu-satunya yang pernah ia bonceng dengan motor itu adalah Arfa. Waktu itu Arfa menangis tidak mau pulang dari rumahnya. Akhirnya Irwan dan Nelly membiarkannya di rumah Ario. Lalu Ario membawanya berjalan keliling komplek dengan motor itu. Ario ingat Arfa hanya tertawa senang merasakan angin bertiup ke mukanya. Ario tersenyum mengingatnya. Arfa sudah seperti keponakannya sendiri, begitu lucu dan menggemaskan. Irwan sempat mempertanyakan, kapan ia menikah dan memiliki anak sendiri. Katanya kalau ada anak bisa merubah hidupnya, semua akan terasa lebih sempurna. Bagaimanapun keluarga yang utama. Awalnya Ario hanya menimpali sinis karena tidak pernah berpikir sejauh itu. T