"Ihh.. nanti ada yang lihat," Ranti memegang tangan Ario. Mereka berjalan di parkiran yang kosong, tidak jauh lagi dari posisi mobil. Ario membuka kunci mobilnya dan membuka pintu penumpang. Ranti naik, Ario memutar, lalu duduk di kursi pengemudi. Ario mengambil jaket di kursi belakang, lalu menyampirkan di bahu Ranti, "Pakai itu, dingin ya?" Ranti langsung mengenakannya, "Terima kasih." Ario menyalakan dan memanaskan mobil lalu melirik ke arah Ranti, "Bisa cerita, siapa itu Ferry, Ganjar, terus itu siapa yang berani melamar? Kamu tahu, rasanya aku harus memperketat penjagaan." Ranti terkekeh, "Iya tidak paham siapa. Kadang laki-laki seperti itu, tidak bisa mendengar kata tidak. Bilang tidak, terus mendekat. Bilang iya kan tidak mungkin." "Mereka ganggu kamu?" Ario mengelus rambut Ra