Ari tak bisa tidur nyenyak malam itu. Ia menatap Marvel dari tempatnya berbaring. Ia menggeleng, itu pilihan Marvel. Ia sudah menawarkan pada pria itu untuk tidur di sini atau bertukar posisi, tetapi entahlah, ia tak mengerti dengan kemauan Marvel. "Biar aja, itu bukan urusan aku. Lebih baik aku tidur dan fokus sama kerjaan besok," ujar Ari. Ia lalu melirik meja kerjanya dan kepikiran dengan rencana pestanya. Marvel membuat pesta untuknya! Ari meyakinkan dirinya bahwa itu hanyalah untuk kepentingan bisnis. Tak ada niat lain di balik aksi Marvel. Yah, Marvel adalah orang yang paling menghargai pekerjaannya sejauh ini. Dan itu membuat hati Ari menghangat. "Dia pria baik, tapi ... pernikahan ini nggak sungguhan, kan?" Pipi Ari memanas saat ia menyentuhnya. Beberapa menit lalu Marvel menciu