Pesan itu .... Sesak rasanya d**a Nares. Sungguh, ia tak mau merasa seperti ini. Ia ingin merasa biasa saja. Ia ingin tegar. Tapi ... tidak bisa. Sesak itu menciptakan cairan bening yang kini memenuhi pelupuk matanya. Siap untuk terjatuh. Nares berusaha menahan. Nares tak ingin Pink melihatnya seperti ini. Nares segera memalingkam wajah ke arah lain sembari memasukkan ponsel ke saku. "Kenapa, Res?" tanya Pink. Nares menggeleng. "Nggak, pesan dari kakakku. Aku diminta cepet pulang." Pink tersenyum mendengarnya. "Tuh, keluarga kamu khawatir pasti. Ya udah, ayo kalau gitu!" Pink memegangi lengan atas Nares. Nares menurut mengikuti langkah Pink. Gadis itu begitu pengertian, tahu bahwa dirinya tidak akan bisa berjalan cepat dalam kondisi seperti ini. Pink telaten me