Rhea diam sejenak lalu menatap Mario dengan tatapan datarnya. “Obatnya habis. Belum aku beli lagi. Nanti, pulang dari jemput Kaisan, aku beli obatnya.” “Heeuuh? Rhe. Kok nggak bilang, kalau obatnya habis?” Mario tampak panik dengan ekspresi wajahnya yang seolah telah menyesal karena sudah meminta haknya kepada istrinya itu. “Nggak akan jadi juga, karena bukan masa subur,” jawab Rhea dengan santainya. Mario lantas mengerutkan keningnya seraya menatap datar wajah istrinya. “Kamu sengaja, nggak beli pilnya padahal tahu, pil KB kamu sudah habis?” tuduh Mario kemudian. Rhea menggelengkan kepalanya. “Nggak kok. Aku memang lupa, karena udah dua minggu ini kita nggak pernah main.” Mario lalu menghela napasnya dengan panjang. “Ya sudah. Aku mau ke kantor dulu sebentar. Ambil alat-alat desa