19. Paket Untuk Bianca dan Tim dari Ibu Rita

1857 Kata
Bali “Will, aku sebelum pulang kita makan dulu ya” ucap Luna. “Iya” jawab Willy. “Kita makan di restorant seafood tempat biasa ya” ucap Luna. Willy terdiam. Willy tidak tahu dimana tempat itu dan lagi Willy alergi dengan seafood. Drrrt Drrt “Kakek. Kenapa kakek menelepon aku?” Tanya Luna yang melihat ponselnya bergetar. “Angkat saja, siapa tahu penting” ucap Willy. Luna menganggukan kepalanya. “Halo kakek” ucap Luna. “Kamu langsung pulang ya” ucap Gunardi. “Aku dan Willy mau makan dulu Kakek” ucap Luna. “Kakek sudah menyiapkan makan siang untuk kita. Ajaklah Willy juga ke rumah” ucap Gunardi. “Kakek, aku dan Willy baru saja ingin menghirup udara segar” ucap Luna. “Luna, kamu baru saja keluar dari rumah sakit. Masa kamu tega membiarkan makanan yang sudah Kakek siapkan mubazir” ucap Gunardi. “Baiklah. Luna dan Willy akan ke rumah” ucap Luna. “Okey, Kakek tunggu di rumah” ucap Gunardi. “Iya Kek” ucap Luna. “Kalian hati-hati dijalan. Dan sampaikan kepada Willy bawa mobilnya pelan-pelan” ucap gunardi lagi. “Iya kakekku sayang” ucap Luna. Setelah itu Luna menutup teleponnya. Luna pun masuk ke dalam mobil karena mereka sudah sampai diparkiran. “Will, kita ke rumah saja ya” ucap Luna. “Okey” ucap Willy. “Kakek sudah menyiapkan makan siang untuk kita” ucap Luna. “Iya, lagi pula kamu baru saja keluar dari rumah sakit. Sebaiknya jangan terlalu lelah dulu” ucap Willy. “Terima kasih Will, akhirnya kamu perhatian juga kepadaku” ucap Luna terkekeh. Willy pun menoleh sekilas. Willy menyalakan mesin mobilnya. Willy melirik kembali ke arah Luna. Luna sepertinya lupa memakai savety belt-nya. Willy pun mendekatkan tubuhnya ke Luna lalu dia memasangkan savety belt untuk Luna. “Jangan sampai kamu masuk rumah sakit lagi” ucap Willy. “Hi hi. Aku sengaja kok. Aku cuma mau kamu peka” ucap Luna terkekeh. Willy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan Luna masih saja terkekeh. Willy pun menjalankan mobilnya meninggalkan rumah sakit menuju rumah Gunardi. Jakarta Acara pernikahan Mba Laras dan Mas Riyan berjalan dengan lancer dan khidmat. Selama acara Icha dan Naena juga selalu mengecek smua dekorasi, dapur. Mereka tidak ingin kalau Ibu Rita akan kembali complain dan mencari kesalah mereka. Icha dan Naena tidak ingin membuat Bianca kerepotan dengan masalah Ibu Rita ini. Icha dan Naena pun juga melaporkan kepada Bianca kalau semuanya lancer dan tidak ada masalah. Bianca pun tenang mendengarnya. Icha dan Naena juga mengirimkan foto-foto dekorasi disana kepada Bianca. Setidaknya Bianca memastikan juga semua dekorasinya tidak ada masalah. Karena jika sampai Ibu Rita itu complain dengan mencari kesalahan Bianca, Bianca mempunyai bukti kuat kalau dekorasi dari timnya sempurna dan tidak ada masalah. Tiga hari kemudian Bianca Management mendapatkan kiriman makan siang dan souvenir dari Amerika. Icha dan Naena pun sangat terkejut. Karena kiriman ini sangat banyak dan semua karyawan di Bianca Management pasti kebagian. Tetapi Icha dan Naena masih menahan semua kiriman itu di lobby. Mereka tidak bisa menerima begitu saja. Icha pun menghubungi Bianca. “Halo Bii” ucap Icha. “Iya Cha ada apa?” Tanya Bianca. “Kita dapat kiriman makan siang dan souvenir dari Amerika banyak bangat” jawab Icha. “Dari siapa?” Tanya Bianca. “Kurirnya cuma bilang dia disuruh mengantar kesini” jawab Icha. “Kira-kira siapa ya?” Tanya Bianca yang juga bingung. “Bii, kamu pasti tidak akan menyangka” ucap icha yang iba-tiba sepertinya sudah mendapat jawabannya. “Maksudnya apa?” Tanya Bianca bingung. “Kiriman semua ini dari Ibu Rita” ucap Icha yang memelankan suaranya, karena Ibu Rita sudah melangkah mendekat ke Icha dan Naena. “Ibu Rita” ucap Bianca terkejut. “Iya Bii. Yaudah nanti aku kabari kamu lagi ya” ucap Icha. “Okey, berkabar ya apa yang terjadi” ucap Bianca. “Siap” ucap Icha. Setelah menutup teleponnya Bianca pun penasaran kenapa Ibu Rita bisa mengirim makanan dan souvenir yang banyak ke bianca management. Dan ternyata Icha mengirimnya pesan. Di pesan itu Icha mengabarkan Ibu Rita puas dengan Bianca Management yang berhasil membuat pernikahan Mba Laras dan Mas Riyan berjalan dengan lancer dan sempurna. Ibu Rita juga meminta maaf kalau selama ini sudah merepotkan Bianca Management terutama Bianca sendiri. Semua tamu-tamu Ibu Rita terkesan dengan acara itu. Mereka semua memuji mulai dari dekorasi, makanan, gaun pengantin, hingga semua pakaian seragam yang dipakai oleh pihak keluarga. Bianca pun bernafas lega. Akhirnya kerja keras timnya tidak sia-sia. Bianca pun meminta Icha dan Naena untuk menyampaikan salam terima kasih Bianca kepada Ibu Rita dan meminta mereka berdua untuk membagikan semua makanan dan souvenir itu kepada seluruh karyawan Bianca Management. Tap Tap “Ibu ada paket diluar” ucap Bi Inah yang menghampiri Bianca di ruang televisi. “Paket” ucap Bianca. “Iya, katanya ada kiriman dari Amerika” ucap Bi Inah. Bianca pun lansung tahu pasti paket itu adalah kiriman dari Ibu Rita. Bianca pun melangkah keluar untuk menerima paket itu. Sesampainya di luar Bianca terkejut sekali ternyata ibu Rita mengirimkan lima kotak besar ke rumah Bianca. Bianca pun menandatangani surat serah terima paket itu. Setelah itu Bianca meminta Bi Inah untuk membantunya membawa masuk semua paket itu ke dalam. Benar saja paket itu adalah dari Ibu Rita, karena disana ada kartu ucapannya. Bianca pun tersenyum. Bianca lega dan bahagia sekali Ibu Rita akhirnya bisa menyukai hasil kerja dari tim Bianca management. Sudah beberapa hari ini Willy selalu menghubungi Bianca setiap jam 9 malam. Bianca pun tidak banyak bertanya atau mengeluh. Bianca selalu berpikir positif bahwa Willy sedang sibuk mengurus pekerjaannya. Dan sekarang sudah jam 9, ponsel Bianca pun bergetar. Bianca tersenyum ketika melihat suaminya yang menghubunginya. “Hallo istriku” ucap Willy dengan wajah yang terlihat sangat lelah. “Willy wajahmu terlihat lelah sekali” ucap Bianca. “Aku tidak apa-apa Bii” ucap Willy yang membuat Bianca tidak cemas. “Jangan bohong, aku istrimu. Walau kita sedang tidak bersama aku hafal sekali wajahmu” ucap Bianca. Willy pun mencoba untuk tetap tersenyum. “Ada apa?” Tanya Bianca. “Pekerjaanku hari ini sangat banyak Bii. Aku harus mengecek beberapa proposal dan laporan” jawab Willy. “Kamu sudah makan?” Tanya Bianca dengan wajah cemas. “Sudah Bii” ucap Willy menganggukkan kepalanya. “Kalau begitu kamu istirahat saja Will. Besok kamu kerja lagi” ucap Bianca. “Melihatmu dan Aditya sudah menghilangkan lelahku Bii” ucap Willy tersenyum. “Tapi aku tidak mau membuatmu sakit” ucap Bianca. “Kamu tenang saja Bii. Aku akan menjaga diriku dengan baik. Kamu tahukan akhir-akhir ini aku hanya bisa menghubungimu malam hari. Kalau malam hari aku istirahat kapan kita bisa berkomunikasi” ucap Willy. “Iya Will. Kamu masih lama ya di Bali?” Tanya Bianca. “Aku akan usahakan secepatnya pulang Bii” jawab Willy. Sebenarnya bukan jawaban itu yang Bianca inginkan. Bianca ingin jawaban pasti Willy. Tetapi Bianca tidak ingin membuat Willy menjadi kepikiran. Bulan depan adalah ulang tahun Bianca. “Kenapa Bii, ada masalah?” Tanya Willy. “Tidak. Aku merindukanmu Will” ucap Bianca. “Aku juga merindukanmu Bii setiap saat” ucap Willy. “Oh ya Will. Kamu tahu tidak?” Tanya Bianca. “Tahu apa Bii?” Tanya balik Willy. “Ibu Rita Klien aku yang kemarin itu dia akhirnya bisa menerima dan puas dengan acara pernikahan anaknya kemarin” ucap Bianca dengan semangat. “Alhamdulillah Bii. Kamu dan tim Bianca Management memang hebat” ucap Willy ikut senang. “Iya, hari ini dia mengirimkan banyak makanan dan souvenir ke kantor. Aku meminta Icha membagikannya kepada seluruh karyawan” ucap Bianca. “Ya, itu adalah hasil kerja keras kalian. Aku bangga padamu Bii” ucap Willy. “Terima kasih Will” ucap Bianca tersenyum manis. “Bukan itu saja Will. Ibu Rita juga mengirimkan lima paket besar ke rumah. Dia memberikan hadiah mainan dan baju untuk Aditya, oleh-oleh dari Amerika ada biscuit, coklat, permen, dan sebuah gaun untukku Will” ucap Bianca terlihat senang. “Oh ya” ucap Willy dan Bianca menganggukkan kepalanya dengan tersenyum. “Istriku memang terhebat. Kamu pantas mendapatkannya sayang” ucap Willy dengan bangga. “Tentu saja pernikahanku sendiri saja aku yang mendesignnya” ucap Bianca dengan bangga. “Untung saja aku memaksamu menikah denganku” ucap Willy. “Ya, kamu dulu sangat jahat” ucap Bianca. “Aku tidak jahat Bii. Aku hanya berusaha mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikku” ucap Willy. “Bisa saja kamu mencari alasan” ucap Bianca terkekeh. “Itu bukan alasan Bii. Kamu memang jodohku. Kamu memang milikku. Kita memang ditakdirkan untuk bersama Bii” ucap Willy dengan bangga dan berhasil membuat Bianca tertawa. “Kenapa kamu jadi tertawa?” Tanya Willy. “Aku tertawa bahagia Will. Suamiku ini selain tampan dia pintar dan hebat. Aku bahagia Will. Aku pun tidak menyesal apa yang sudah kamu lakukan dulu. Kalau kamu tidak begitu mungkin saat ini aku masih sendiri” ucap Bianca. “Oh ya Bii, tadi Doni mengabariku hari minggu nanti ada undangan pesta dari PT FYP” ucap Willy. “Itu bukannya perusahaan pakaian yang pusatnya di Paris” ucap Bianca memastikan. “Iya, dia adalah klien lama Papi. Kini pun menjadi klien kantor kita juga” ucap Willy. “Berarti kamu ma uke Paris?” Tanya Bianca penasaran. Willy saja masih di Bali belum kembali ke Jakarta. Kalau Willy harus ke Paris lalu kapan Willy bisa kembali ke Jakarta. Hati Bianca pun mulai tidak tenang. “Tentu saja tidak Bii. Mereka baru membuka kantor cabangnya di Jakarta. Jadi aka nada pengenalan CEO baru pada acara besok” ucap Willy. “Kamu akan datang Will?” Tanya Bianca. “Aku tidak bisa Bii. Acaranya di Hotel Sultan Jakarta. Kebetulan Papi dan Mami ada acara reuni kampus mereka” jawab Willy. “Oh, apa kamu tidak apa Kamu atau Papi tidak ada yang datang ke acara itu. Maksudku apa tidak akan mempengaruhi kerja sama kalian?” Tanya Bianca. “Itu dia Bii. Aku mau minta tolong kepadamu” ucap Willy. “Aku bisa membantumu apa?” Tanya Bianca. “Bisakah kamu datang mewakili aku dan Papi. Kamu tidak perlu lama ada disana, setidaknya kamu sudah datang dan mengisi buku tamu itu sudah cukup. Karena kamu pasti harus menjaga Aditya, jangan sampai kamu terlalu lama meninggalkannya” ucap Willy. Bianca pun terdiam. “Kalau kamu tidak bisa tidak apa-apa Bii. Aku juga sebenarnya tidak ingin kamu datang mewakili aku dan Papi” ucap Willy. “Aku akan datang Will ke acara itu mewakili kamu dan Papi” ucap Bianca. “Jangan dipaksakan Bii” ucap Willy. “Tidak Will. Nanti aku minta Bi Inah menjaga Aditya selama aku pergi” ucap Bianca. “Kamu juga tidak perlu berlama-lama disana Bii. Apalagi kamu sendirian datang tanpaku” ucap Willy. “Kamu bagaimana sih Will, kamu mau meminta tolong aku untuk datang tetapi aku tidak boleh berlama-lama. Lebih baik aku tidak perlu datang” ucap Bianca terkekeh. “Iya maaf Bii. Ya sudah nanti aku akan menghubungi Pak Toto CEO yang lama. Akan aku sampaikan bahwa yang akan datang adalah istriku” ucap Willy. “Okey” ucap Bianca.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN