AIRIN. 87 AINA

1031 Kata

Angga datang dari pondok saat sudah dini hari. Begitu melihat Aina, Airin langsung memeluk Aina. "Kamu baik-baik saja kan, tidak kenapa-kenapa?" Airin bertanya cemas. "Aku tidak apa-apa, Kak." Kepala Aina menggeleng. Aina berkata tidak apa-apa, tapi tangisnya pecah seketika Airin memeluk Aina dengan erat. Mereka berdua sama-sama menangis. Airin merasakan tubuh Aina gemetar. "Kita duduk ya." Airin membimbing Aina untuk duduk di sofa. "Aina, kenalkan, ini ibu kakak, dan ini ayah kakak. Aina boleh panggil mommy dan Daddy, seperti kakak memanggil mereka." Airin menunjuk kedua orang tuanya. Meski tubuh Aina terlihat lemas, tapi Aina bangkit dari duduk, lalu meraih telapak tangan Abizar. Aina mencium punggung tangan Abizar, lalu beralih ke Ziya. Aina juga mencium punggung tangan Ziya. Pera

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN