Nano tersenyum kepada Angga. Angga membalas senyum Nano dengan kaku.
"Silakan duduk, Mas Angga. Ayo gabung sama kita di sini, merayakan ulang tahunku." Nano berkata dengan gaya gemulai, tangannya bergerak melambai, dan kedipan matanya genit sekali. Menurut Angga, kalau pria seperti Nano tak perlu membuat khawatir, karena jelas arahnya. Yang perlu dicemaskan, adalah pria gagah perkasa tak terlihat ada kelainan, ternyata suka main pedang-pedangan.
"Terima kasih, Mas Nano. Saya masih ada pekerjaan di dapur." Angga menolak dengan halus tawaran Nano untuk bergabung merayakan ulang tahunnya.
"Sayang sekali Mas Anggi tidak bisa gabung dengan kita di sini." Nano memperlihatkan rasa kecewa.
"Sekali lagi mohon maaf, Mas Nano. Saya ucapkan selamat ulang tahun buat Mas Nano, Semoga panjang umur,
