"Abang!" Ziya memanggil Abizar yang masih asik dengan laptop terbuka di atas meja. "Ya, ada apa?" "Laptopnya lebih cantik dari Ziya ya?" "Hah apa!?" Abizar mendongak menatap Ziya. "Laptop dipelototin sampai segitunya, Ziya malah dicuekin. Iish Ziya kalah pesona dari laptop," gerutu Ziya, sambil duduk di sofa yang berada tepat di depan Abizar. Bagian bawah babydolnya terangkat sampai ke pangkal paha, dan mengekspose sempurna kedua pahanya yang putih pucat, dan mulus tak bernoda. Terlihat Ziya tidak memakai underware di balik pakaiannya. Ziya mengusap pelan perutnya yang membukit. Abizar bisa melihat ujung buah dadanya Ziya yang membesar sejak hamil, tercetak dengan jelas di bagian depan pakaian Ziya. Abizar menarik nafas pelan, Ia merasa heran dengan istrinya ini. Meskipun Ziya per