"Pengantin baru jam segini baru bangun." Ziya menggerutu. Ziya lupa, kalau dulu saat ia menjadi pengantin baru juga seperti Airin, bangun kesiangan karena menuruti kata hati yang ingin terus bermesraan. "Tidak apa bangun kesiangan, yang penting cucu kita cepat jadi," ujar Cinta membela menantunya. Airin duduk di hadapan kedua ibu. "Ada apa Mommy dan Umi ke sini pagi-pagi begini?" tanya Airin. "Eh anak kurang ajar, bukannya senang dikunjungi mommy dan ibu mertuanya, malah bertanya ada apa." Mata Ziya melotot ke arah Airin. "Salahnya di mana kalau bertanya seperti itu, Mommy?" Wajah Airin cemberut. "Tanpa perlu bertanya, harusnya kamu itu tahu. Tentu saja kami berdua ingin melihat kalian, apakah sudah tidur berdua, atau belum." "Ih, Mommy. Masa begitu saja harus dilihat. Mommy kepo ba