Mereka tiba di rumah. Abizar ternyata belum pulang dari memancing. Ziya masuk ke kamarnya begitupun dengan Airin juga.
Airin teringat pertemuan pertama dengan Angga pagi tadi. Airin harus mengakui, kalau Angga memang pria yang baik. Karena Angga sudah menghindarkannya dari pria kurang ajar yang ditemuinya di jalan pagi tadi. Tapi Airin tidak ingin tergesa mengambil kesimpulan, kalau Angga itu pria yang benar-benar baik. Lagi pula Airin berpikir, tidak semua pria baik cocok dengan dirinya. Kecocokan tidak bisa karena alasan baik saja, tapi berdasarkan beberapa faktor lainnya.
'Aku masih muda. Terlalu muda untuk menikah. Bang Angga itu juga masih muda. Belum tentu dia mau menikah cepat. Mommy ini ada-ada saja, main menjodohkan orang seenaknya.' Airin menggerutu di dalam hatinya.
Tiba-tib
