Gara memasuki ruangan di mana Anggia berbaring saat ini. Gadis itu tersenyum lemah menatapnya. Merasa sangat cemas, Gara sedikit mempercepat langkahnya hingga akhirnya bisa segera memeluk sahabatnya itu. "Lo baik - baik aja kan Gi?" mengusap kepalanya, Gara menarik napas lega. Anggia tersenyum, "Gue baik - baik aja. Gue seneng lo di sini?" Perlahan Gara mendorong pelukannya, "Lo kenapa Gi? Siapa yang lo lihat?" Anggia terdiam, ia kembali mengingat perempuan yang ada di dekat Ayahnya Langit. "Tante Linda, Mamahnya Dion. Lo masih inget kan? Dia... dia yang..." Anggia kembali terisak, membuat Gara kembali meraihnya dan mengusap pundaknya lembut. "Dia enggak akan berani ngapa - ngapain lagi sama lo Gi, kita bakal ada buat lo." Anggia mengangguk, meski air matanya kembali luruh. Peristiw