"Awas!" Anggia menarik Langit kearahnya. Sebuah mobil hampir saja menabrak laki - laki itu. Saat ini Langit terdiam, menatap gadis cantik yang tengah memeluknya cemas. Ada rasa hangat yang menjalar di dalam dadanya. "Anggia..." Seperti tersentak, Anggia segera menatap wajah Langit, meneliti dengan seksama, bahwa laki - laki itu baik - baik saja. "Kak Langit enggak apa - apa?" Cemas yang diperlihatkan Anggia, berhasil membuat kedua bibir Langit tertarik ke samping, "Seperti yang kamu lihat." Tetap saja itu seperti tidak cukup untuk Anggia. Gadis itu kembali melihat mobil yang sebenarnya sudah jauh melaju. Tapi ia dapat melihatnya dengan jelas, pengemudi itu... orang itu... ya, Anggia jelas melihatnya. Jika ingat masa itu, masa yang paling menyiksa untuknya. Pernah menjadi korban, ma