Saat berjalan keluar area kampusnya, Destina menatap ponselnya penuh harap. Tapi tampaknya apa yang dia harapkan tidak terjadi. Bisma belum juga menghubunginya. Ada rasa khawatir dan juga rindu yang tercampur menjadi satu. Apakah calon suaminya itu dalam keadaan baik-baik saja? "Baby!" Suara familiar itu langsung membuat Destina mengarahkan pandangannya ke arah depan. Bisma ada di sana. Lelaki itu membawa sebuket bunga mawar, dengan satu tangannya yang lain menenteng sebuah paper bag bertuliskan sebuah nama toko kue. Bukan tersenyum, air mata Destina justru berjatuhan. Dia sangat gelisah menantikan kabar dari lelaki itu, tetapi ternyata dia tiba-tiba saja datang menjemputnya ke kampus. Selanjutnya, wanita itu berlari kecil, dan langsung memeluk erat tubuh Bisma yang sudah merentang