“Sedang apa kau disini? salah alamat?” aku menghabiskan cukup banyak waktuku di café karena itu begitu sore tiba. Aku kembali ke apartmentku, hanya saja disana aku justru menemukan Dira disana. Pria itu berdiri sambil mengatur napasnya dan berpegangan pada pintu apartmentku. “Reca?” dia terengah. Merasa ada yang janggal, aku meraih kedua tangan Dira secara otomatis. Mataku dalam sedetik langsung melebar. “Dira, kau—” Belum sempat kalimatku terselesaikan, tubuh pria itu tiba-tiba terkulai. Ambruk begitu saja. cepat kilat aku menyeret pria itu. Entah untuk tujuan apa dia datang kemari. Tapi meski banyak tanya yang menyeruak dikepala. Aku memaksakan diri untuk tidak memikirkan apapun dikepalaku. Setelah membaringkan pria itu diranjangnya. Kini suasana benar-benar sepi. Terlalu sunyi.
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari