Baekhyun mengumpat kesal beberapa kali saat panggilannya terus saja tersambung ke operator.
"Aiish dimana bocah sialan itu!" Baekhyun menempelkan ponsel miliknya di telinga mencoba sekali lagi untuk menghubungi seseorang yang membuatnya kesal pada pagi hari ini.
"Aiish sial!" Baekhyun keluar dari ruangannya dan berjalan cepat menuju lift.
"Tuan Byun anda mau pergi kemana? Meeting akan di mulai 15 menit lagi. Tuan Kim Suho sudah menunggu" Salah satu pegawai yang bertemu dengan Baekhyun di lobi segera bertanya pada laki-laki mungil yang terlihat tergesah-gesah itu.
"Aku akan kembali. Tolong tunda beberapa menit meeting hari ini" Baekhyun langsung berlari menuju pintu utama perusahaan itu dan tidak sengaja bertemu dengan Luhan.
"Baekhyunnie kau mau kemana?" Tanya Luhan. Baekhyun berbalik menghampiri Luhan, tidak ada waktu untuk mengambil mobilnya di basement.
"Aku harus segera pergi. Lu pinjamkan aku mobilmu" Luhan menunjukkan dimana mobilnya kepada Baekhyun dan laki-laki mungil itu langsung berlari pergi menuju mobil Luhan yang baru akan di parkirkan petugas perusahaan.
"Yak Byun Baek kau mau kemana!?" Teriak Luhan tapi Baekhyun mengabaikan teriakan kencang Luhan itu.
"Aiishh dasar Baekhyun" Luhan masuk ke gedung itu dan langsung menuju ruangannya di lantai 15.
__
Baekhyun tiba di depan pintu apartemen itu dengan nafas yang terengah-engah. Dia menyesal telah menerima permintaan dari direktur Park saat itu. Direktur Park dan Ibu Park sudah pergi ke Paris dua hari yang lalu. Yoora sudah kembali di sibuk kan dengan pekerjaannya sebagai pembawa berita di salah satu stasiun tv. Yoora juga mengelola butik miliknya sendiri yang sudah cukup terkenal di Seoul.
Baekhyun menekan bel pintu apartemen itu berkali-kali tapi si pemilik belum juga membuka pintu untuk Baekhyun.
"Apakah bocah itu mati?" Baekhyun kembali menekan bel pintu itu.
"Yak siapa yang berani-berani nya mengganggu tidur ku!!"Teriak seseorang dari dalam apartemen itu dan dengan kasar membuka pintu.
Baekhyun menatap sosok yang muncul di depannya dengan wajah datar sedangkan laki-laki yang membuka pintu itu terlihat sangat kesal karena tidurnya di ganggu.
"Apa yang kau lakukan disini Byun pendek?"
Baekhyun masih menatap laki-laki tinggi itu dengan wajah datarnya.
"Kau tau ini jam berapa tuan muda Park Chanyeol?"
"Apa peduliku ini jam berapa. Pergilah pendek, kau mengganggu tidurku" Chanyeol ingin menutup pintu tapi Baekhyun menahannya dan langsung mendorong tubuh Chanyeol kebelakang sehingga dirinya bisa masuk kedalam apartemen itu.
"Yak! Apa yang kau lakukan pendek!" Chanyeol sangat kesal karena Baekhyun tiba-tiba mendorong tubuhnya dan masuk ketempat yang hanya beberapa orang saja bisa memasukinya.
Baekhyun meneliti penampilan Chanyeol yang acak-acakan. Sangat terlihat jika laki-laki itu baru terbangun dari tidurnya. Bahkan Chanyeol hanya mengenakan celana pendek tanpa mengenakan atasan. Dia shirtless.
Baekhyun dapat melihat tubuh sempurna Chanyeol yang selalu tertutup oleh baju yang di kenakan nya. Otot bisep yang kekar, d**a bidang yang terlihat kokoh dan perut yang terbentuk dengan sempurna itu. Baekhyun berpikir setidaknya bocah bodoh ini memiliki tubuh yang bagus tidak seperti otaknya yang kosong itu.
"Well tubuhmu bagus tuan muda Park"
Chanyeol menaikkan satu alisnya menatap Baekhyun dengan pandangan bingung.
"Aku tau, apa kau iri pendek?"
"Tidak, aku tidak iri pada tubuhmu tuan muda. Hanya saja jika otak mu bisa kau latih juga. Mungkin otak mu itu akan sedikit berguna" Chanyeol mengeram kesal tapi Baekhyun hanya menatap ke sekeliling ruangan.
Oh my god! Apartemen ini tidak bisa dikatakan layak untuk menjadi tempat tinggal. Bagaimana tidak, sampah berserakan dimana-mana, di sofa, meja bahkan lantai penuh dengan botol wine. Baju berserakan dimana-mana dan bau menyengat dari arah dapur. Baekhyun melangkahkan kakinya menuju dapur dan mendapatkan sekotak pizza basi disana. What the hell! Dia bahkan tidak bisa merawat dirinya sendiri bagaimana bisa bocah ini memimpin sebuah perusahaan sebesar Park Corp?
Baekhyun hanya menggelengkan kepalanya yang sedikit pusing karena bau tidak sedap itu. Tangannya meraih kotak pizza itu dan membuangnya ke tempat sampah.
"Apa yang kau lakukan di apartemenku tuan Byun?" Baekhyun menatap malas Chanyeol yang berdiri menyender di pintu kulkas nya.
"Cepat bersihkan tubuhmu. Kau harus menghadiri meeting dengan perusahaan Kim" Baekhyun melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"s**t! Kita terlambat. Cepatlah mandi bodoh! Apa kau ingin aku yang memandikanmu?"
"Hm.. sepertinya itu penawaran yang menarik" Chanyeol tersenyum miring kearah Baekhyun.
"Baiklah, tapi jangan salahkan aku jika salah satu lengan mu patah" Chanyeol cukup terkejut melihat wajah datar Baekhyun dan seringai kecil di bibir mungil nya. Chanyeol ingat jika Baekhyun sangat menguasai beladiri hapkido, Chanyeol tidak ingin bodoh dan salah satu lengannya tidak bisa di gunakan olehnya lagi.
Akhirnya dengan langkah cepat Chanyeol memasuki kamarnya dan segera membersihkan tubuhnya itu.
Baekhyun menghela nafas berat, Chanyeol akhirnya menuruti perintahnya. Baekhyun tau Chanyeol tidak sepenuhnya bodoh membiarkan lengannya patah di tangan Baekhyun. Chanyeol kuat, bahkan lebih kuat dari Baekhyun. Dia bahkan selalu menang jika menghajar lawannya yang membuat masalah dengannya. Tapi dengan Baekhyun, Chanyeol tau gertakan Baekhyun tidak main-main jadi dia menuruti perintah laki-laki mungil itu.
"Ini tempat sampah! Bukan sebuah apartemen!" Baekhyun mengambil satu persatu baju yang terletak di lantai itu. Dan untuk yang kesekian kalinya Baekhyun menghela nafasnya. Dia mengambil sebuah keranjang kosong yang dia temukan di salah satu kamar dan mengambil pakaian kotor yang berserakan di lantai.
"Aku tidak seharusnya melakukan ini" Tapi tangannya tidak berhenti mengambil pakaian-pakaian kotor itu.
Setelah itu dia memunguti semua sampah dan botol botol wine itu lalu memasukkannya ketempat sampah.
"Setidaknya ini terlihat lebih manusiawi"
Baekhyun mengambil alat pembersih lantai dan mulai membersihkan lantai apartemen itu dengan perlahan.
__
Chanyeol sudah selesai membersihkan tubuhnya dan cukup penasaran apa yang sedang di lakukan Baekhyun di apartemennya. Akhirnya dengan bathrobe yang masih melekat di tubuhnya, Chanyeol keluar dari kamarnya yang berada di lantai atas. Chanyeol tertawa kecil melihat Baekhyun yang terus mengumpat kesal dan tangannya mengambil sampah-sampah yang berserakan itu.
"Well ini tidak buruk. Dia bisa membersihkan apartemen ini" Chanyeol terus memperhatikan Baekhyun yang sedang membawa alat pembersih lantai yang cukup berat itu.
"Tubuhnya saja yang mungil. Dia cukup kuat" Chanyeol terus saja tersenyum melihat tingkah Baekhyun di bawah sana. Dia dapat melihat laki-laki mungil itu mengelap keringatnya yang membasahi wajah manisnya itu. Baekhyun membuka jas yang di gunakannya dan kembali membersihkan apartemen itu.
"Dia manis" Tanpa sadar Chanyeol mengucapkan kata-kata itu. Dia terus memperhatikan gerak-gerik Baekhyun dari atas sana dan sesekali tersenyum atau tertawa kecil saat melihat sesuatu yang lucu dari Baekhyun.
Karena merasa sudah cukup memperhatikan Baekhyun, Chanyeol masuk kekamarnya dan memakai pakaian formal untuk kekantor. 15 menit kemudian Chanyeol sudah menuruni tangga dan menghampiri Baekhyun yang terlihat kelelahan sambil memejamkan matanya duduk di single sofa.
"Apa kau tidur? Bukankah kau bilang jika kita ada meeting?" Baekhyun langsung membuka matanya dan menatap Chanyeol dengan pandangan horror. Dia menatap jam di pergelangan tangannya dan mengumpat kesal.
"s**t! ayo pergi" Baekhyun buru-buru mengambil jas nya dan berlari keluar apartemen Chanyeol. Chanyeol terkekeh geli melihat tingkah Baekhyun dan mengikuti langkahnya.
**
"Terima kasih tuan Kim Suho-ssi. Senang bekerja sama dengan anda" Chanyeol menjabat tangan laki-laki bernama Kim Suho itu dan tersenyum lebar.
"Tentu saja tuan Park Chanyeol. Perusahaan kita sudah bekerja sama dari dulu" Suho membalas senyuman Chanyeol.
"Baiklah saya permisi dulu, ada urusan penting yang harus dikerjakan"
"Wow apa itu berkencan dengan kekasihmu Suho-ssi?" Chanyeol menatap Suho dengan senyuman kecil di wajahnya.
"Haha bagaimana kau bisa mengetahuinya Chanyeol?"
"Hanya tebakan beruntung"
"Haha Baiklah sebaiknya aku pergi" Suho melirik Baekhyun yang berdiri di belakang Chanyeol lalu tersenyum pada laki-laki mungil itu.
"Baekhyun-ssi? Benar? Ah apakah kau ingin bekerja di perusahaan ku? Aku akan memberimu lima kali dari yang tuan Park berikan padamu" Baekhyun cukup terkejut mendengar perkataan Suho tapi dirinya berhasil mengendalikan wajahnya agar tetap datar.
"Yak apa yang baru saja kau katakan Suho-ssi?" Chanyeol menatap Suho dengan pandangan tajam.
"Hanya menawarkan pekerjaan pada sekretarismu tuan Park. Aku menyukai pekerjaan yang dilakukan olehnya. Jika dia bekerja di perusahaan ku, aku yakin perusahaan ku akan berkembang dengan sangat baik"
"Haha kau bercanda tuan Kim? Baekhyun sekretaris pribadiku. Aku tidak akan memberikannya pada siapapun" Chanyeol tertawa kecil dan dirinya langsung merangkul tubuh mungil Baekhyun.
"Well bukan kau yang memutuskannya bukan? Bagaimana Baekhyun-ssi?" Baekhyun langsung melepas rangkulan Chanyeol dan mendelik kesal kepada laki-laki tinggi itu. Baekhyun kembali menatap Suho dan membungkuk kan tubuhnya.
"Maafkan aku tuan Kim. Aku menolaknya" Chanyeol tersenyum penuh kemenangan mendengar jawaban yang di berikan Baekhyun. Suho menganggukkan kepalanya tidak puas mendengar jawaban Baekhyun.
"Baiklah aku yakin kau masih perlu berpikir. Aku menunggu kabarmu Baekhyun-ssi. Perusahaanku akan menerimamu kapan saja"
"Sepertinya anda akan telat datang ke kencan anda Suho-ssi" Chanyeol menatap kesal kearah Suho dan mengatakannya dengan nada dingin. Suho melirik jam di tangannya dan tersenyum.
"Baiklah aku pergi. Senang bertemu dengan anda tuan Park. Baekhyun-ssi aku menunggumu" Suho melangkah menjauhi ruangan Chanyeol.
Chanyeol menatap Baekhyun tajam tapi Baekhyun hanya mengernyit bingung.
"Apa?" Tanya Baekhyun akhirnya karena Chanyeol tidak kunjung mengatakan apapun.
"Kau itu sekretarisku bukan? Jadi jangan terima permintaan laki-laki itu" Baekhyun memutar bola matanya malas. Lalu melangkah menjauhi Chanyeol untuk kembali ke ruangan nya.
"Yak pendek! Jawab aku"
"Aku tidak akan menerimanya" Baekhyun menghentikan langkahnya lalu membalikkan tubuh mungilnya itu. "Karena aku belum membuatmu merasakan apa itu neraka" Baekhyun tersenyum miring dan keluar dari ruangan Chanyeol.
Chanyeol hanya menatap tubuh Baekhyun yang sudah menghilang dengan pandangan bingung.
"Neraka?"
**
Kyungsoo sedang menunggu kedua temannya yang masih memiliki pekerjaan di café perusahaan. Laki-laki bermata bulat itu sesekali menyeruput minumannya dan kembali mengecek ponsel nya.
"Kyungsoo?" mata bulatnya itu langsung menoleh seketika saat namanya di panggil. Dia melihat seorang laki-laki yang berdiri di sebelah meja nya.
"Ya?" Kyungsoo mengerjap beberapa kali berusaha mengingat siapa laki-laki yang berdiri di depannya ini. sepertinya aku pernah bertemu dengannya pikirnya masih menatap laki-laki itu.
"Kau melupakan ku?" Laki-laki itu duduk di depan Kyungsoo. Sedangkan Kyungsoo masih mencoba untuk mengingat siapa sebenarnya laki-laki ini.
"Aku Kim Jongin. Bukankah kita sudah bertemu sekali waktu itu?" Seketika Kyungsoo menjentikkan jarinya dimana dirinya mengingat pertemuan hari itu.
"Ah maafkan aku tuan" Kyungsoo menundukkan kepala sebentar lalu kembali menatap Jongin.
"Tidak masalah, setidaknya kau masih mengingat ku" Jongin tersenyum lebar dan terus menatap wajah Kyungsoo.
"Ah tentu" Kyungsoo tersenyum kecil membalas senyuman lebar Jongin.
"Apa kau sendiri?"
"Tidak, aku sedang menunggu Luhan dan Baekhyun. Hm.. Apa yang tuan lakukan di sini? Bertemu tuan Park?"
"Hey jangan memanggilku tuan. Panggil saja Jongin. Tidak, aku tidak ingin bertemu laki-laki bertelinga lebar itu" Jongin memutar bola matanya malas saat mendengar nama Chanyeol. Hell yeah untuk apa dirinya bertemu Chanyeol?.
"Jadi apa yang tuan lakukan disini?"
"Kyungsoo, sudah kubilang jangan memanggilku tuan. Aku ingin menemuimu"
"Apa?" Kyungsoo mengernyit bingung mendengar jawab Jongin. Jongin ingin menemuinya? Untuk apa? Kenapa CEO Kim Jongin ingin bertemu dengan salah satu karyawan dari perusahaan Park?
"Kenapa? Tidak boleh?" Tanya Jongin saat melihat raut terkejut Kyungsoo. Dia menatap Kyungsoo dalam
"Ah tidak maksudku untuk apa menemuiku? Bukankah meeting kerja sama perusahaan kita sudah lewat? Apakah masih ada yang perlu di bicarakan lagi soal kerja sama itu tuan-ah maksudku Jongin-ssi"
Jongin menghela nafas kasar, Kyungsoo terlalu polos.
"Tidak Kyungsoo. Dan jangan panggil aku Jongin-ssi. Hanya Jongin oke? Aku tidak menemuimu untuk pekerjaan Kyungsoo. Aku hanya ingin menemuimu"
"Hanya ingin menemuiku?"
"Ya, aku hanya ingin melihatmu"
"Untuk apa?" Kyungsoo mengernyit bingung, apa yang sedang dipikirkan laki-laki di depannya ini. untuk apa dia ingin menemui dan melihatnya? Apakah dia berpenampilan aneh sehingga laki-laki ini ingin melihatnya?
"Kyungsoo-ah aku..."
"Kyungsoo" Sebelum Jongin menyelesaikan perkataannya Luhan dan Baekhyun sudah berjalan kearah mereka.
"Tuan muda Kim Jongin" Baekhyun dan Luhan terkejut saat melihat Kyungsoo sedang duduk bersama Jongin.
"Hey Baek, temanmu hufftt.. sangat polos" Baekhyun menatap Jongin bingung. Apa maksudnya dengan polos?
"Apa maksudmu tuan muda?" Tanya Baekhyun yang masih berdiri di sebelah meja itu sedangkan Luhan sudah duduk di sebelah Kyungsoo.
"Tidak, Kyungsoo-ah kita akan bertemu lagi. Bye Baek " Jongin pergi meninggalkan ketiga laki-laki cantik itu dengan raut wajah penuh dengan kebingungan.
"Apa maksud perkataannya tadi Kyungsoo?" Baekhyun duduk di tempat Jongin tadi dan menatap Kyungsoo. Kyungsoo hanya mengendikkan bahunya tidak mengerti.
"Aku juga tidak mengerti" Jawabnya dengan wajah polos membuat Luhan dan Baekhyun saling menatap dengan wajah bingung.
**