MPE Bab 73

1992 Kata

Louisa duduk dengan tatapan lurus ke depan. Di depan sana, beberapa anak duduk berjajar di balik masing-masing meja dengan nomor berbeda. Ini sudah sesi ke tiga babak penyisihan. Louisa bangga melihat Ellio sebagai peserta lomba dengan usia paling muda. Louisa belum memeriksa email apalagi memberikan komentar tentang desain gaun pengantin yang sudah dikirim oleh seorang designer. Dia tidak akan memikirkan untuk sementara waktu. Dia ingin fokus pada sosok kecil yang duduk di depan sana. Yang tatapan matanya masih tertuju ke arahnya, sekalipun telinganya mendengar pertanyaan dari panitia. “Ya, nomor 58, silahkan menjawab.” “Enam ratus tujuh puluh delapan koma dua.” Suara lantang terdengar. Lalu hening beberapa saat. “Jawabannya … benar!” Louisa bertepuk tangan sambil tersenyum lebar. Wa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN