Rara Menunggu

2164 Kata

POV RARA Sudah dua hari ini pemuda tampan itu tidak menginjakkan kaki di warung pecel ayam ini. Padahal aku sudah berhias semanis mungkin. Khusus agar tidak terlihat kumal di hadapannya. 'Kemana ya pemuda tampan itu?' Entah kenapa, meski baru pertama kali melihat hadirnya, ada sesuatu yang berbeda di dalam hati ini. Aku ingin terus melihat dan melihatnya. "Sayang, kamu bengong saja." Mama datang sambil menepuk pundakku. "Lo, Mama sejak kapan ada di belakang, Rara?" tanyaku bingung. Sebab, Mama sedang pergi melihat tempat bersama Pak Jono. Kami berencana ingin membuka cabang baru. Meski baru sebentar kami membuka warung pecel ayam ini, tapi karena omset yang mencapai 10 juta per hari bahkan kadang lebih, membuat kami bisa membuka cabang baru dengan cepat. Mungkin karena keenakan sambal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN