33. Dia

848 Kata

Kalandra mengangkat alis kanannya bingung melihat tatapan terkejut dari Kayna. “Kakak ... temannya Kak Faray, bukan sih?” tanya Kayna ragu-ragu. Kalandra menatap Kayna tak bergeming sambil meletakkan kendali yang terbaik ke dalam kantung almamater berwana biru khas anggota BEM. Namun, justru yang ditatap malah menunduk tanpa menatap raut wajah dingin Kalandra. Entah mengapa aura lelaki itu lelaki yang berbeda lelaki yang pernah Kayna temui. Bahkan sangat berbeda sehingga membuat dirinya merasa takut. Apalagi di pagi buta yang matahari pun belum menampakan sinarnya. “Iya,” jawab Kalandra sekian lama menatap Kayna dari ujung kepala sampai ujung kaki yang terlihat seperti gadis lugu. Benar kata Faray kalau Kayna adalah gadis polos yang belum pernah kesentuh siapa pun. Kayna tersenyum leb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN