Melihat kondisi Kotaro yang tidak sadarkan diri membuat Sisilia galau. Dia berjalan mondar mandir di koridor depan ruang ICU, sementara Hiro duduk tertunduk kelelahan. Sekarang sudah jam 11 malam. Namun Sisilia tidak tahu lagi sekarang jam berapa. Entah malam entah siang, dia tak bisa memikirkan hal itu. Baju dan jas lab yang dikenakannya sejak pagi, bernoda darah, tak dihiraukannya. Rambutnya acak-acakan, wajahnya tampak lelah dan lusuh. Jika dia tidak sembarangan bicara soal diracuni, pria tua itu tentu tidak akan menyerangnya dan Master-sama tidak akan terluka. “Ugh!” Sisilia mendesah kesal pada diri sendiri. Dia berjongkok dan meremas kepalanya, menambah acak-acakan rambutnya. Master-sama terluka karena aku! Jika Master-sama mati, aku pasti akan dihukum mati juga! Begitu pikirnya.