Cukup lama, akhirnya dokter pun keluar. "Keluarga Jovanka." Dokter memanggil kedua orang tua Jovanka saat baru keluar dari dalam ruangan itu. Mereka berlari menghampiri dokter dengan segera. "Bagaimana, Dok?" tanya Nyonya Nesa. "Keadaan Jovanka sudah membaik, walaupun dia belum sadarkan diri. Di wajahnya ada beberapa luka. Di bagian pipi sebelah kanan terdapat luka robek lumayan dalam, sehingga mengharuskan kami sebagai tenaga medis untuk menjahitnya." Dokter itu menginfokan kepada kedua orang tua Jovanka. "Apa kita bisa melihatnya?" tanya Nyonya Nesa lagi. "Bisa, silakan," ujar Dokter mempersilakan masuk. Mereka berdua segera masuk ke dalam ruangan, terlihat anaknya terkulai lemah di atas brankar rumah sakit. Wajahnya ada beberapa hiasan balutan kain perban untuk menutupi luka pada