Siang keesokan harinya —sesuai permintaan ibu panti— Arsa akhirnya datang untuk mengetahui jawaban yang akan wanita itu berikan. Lantas, di sinilah ia kini —di sofa yang kemarin ia duduki— mendengar langsung jawaban atas permintaannya satu hari lalu itu, untuk mengajak wanita di depannya bekerjasama. Namun, sayang keinginannya harus pupus. Ibu panti menolak. Bukan perkara mudah bagi wanita itu, yang akhirnya mengambil keputusan untuk menolak permintaan Arsa. Perasaan sayangnya kepada Sabrina yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri sebab dijaga dan dirawat sejak masih bayi, tak membuatnya menjadi sosok yang dengan tega menukar keinginannya dengan pengorbanan sang putri. Wanita itu lebih memilih pasrah kepada Tuhan jika harus pergi dari tempat itu meski resiko yang dihadapi semaki