Bagian 17 Aku mengejar sampai ke halaman depan. Berusaha mencegah agar Desi tidak pergi, tapi ternyata Desi tidak mau mendengarku. Desi langsung memacu motor dengan kecepatan tinggi, membawa serta Nindy dan Haikal, kedua anak kami. Kini, wanita yang sangat kucintai itu telah pergi. Membawa luka dihatinya. Luka yang tidak sengaja kugoreskan karena kebodohanku sendiri. Aku menyesal, telah menyakiti hatinya. Aku sangat khawatir karena Desi pergi dalam keadaan marah. Mengendarai motor sambil menggendong anak di depan. Aku hanya bisa berdoa, semoga Desi dan anak-anak senantiasa dalam lindungan Allah. Aamiin. *** Semenjak kepergian Desi dan anak-anak, hidupku rasanya seperti tidak berarti. Rumah yang biasanya dipenuhi dengan suara canda tawa dan suara tangisan si bungsu, kini berubah sepi.