Episode 2 : Gamophobia “Sayang nggak selamanya berarti cinta. Sementara cinta, nggak menjamin jadi jodoh.” **** Keesokan harinya, Niko memasuki sebuah kafe bernuansa kaca, dengan langkah loyo. Kedua matanya tampak mencari-cari, mengamati suasana sekitar. Alunan musik klasik yang diputar dengan volume lirih, mengiringi langkahnya. Pria bertubuh atletis itu menjadikan Kevin yang duduk sendiri di sudut kanan tak jauh dari keberadaan kasir, sebagai tujuan akhir. “Kenapa tampangmu tambah pucat kayak abis diterkam vampir, Kev?!” ujar Niko sembari tersenyum getir. Selama satu bulan terakhir, Kevin memang tidak beda dengan bunga yang kehabisan masa mekar, kemudian layu bahkan mengering atau malah membusuk. Terhitung, selama itu juga, Kevin makin sering mengajak bertemu dan menceritakan semua