Seeorang wanita berambut hitam lebat itu baru saja mendorong seorang wanita lainnya keluar dari rumah b****l secara paksa, semua orang yang ada di dalam sana memperhatikannya dengan tatapan tak peduli. Wanita yang bernama Clara itu memohon untuk tidak di usir, namun wanita berambut hitam lebat itu tetap mendoronh hingga menendangnya keluar dari tempatnya.
“ Kumohon beri aku kesempatan untuk bekerja di sini nyonya, aku janji akan bekerja lebih baik lagi.” Pinta Clara dengan sangat.
“ Apa kau bodoh, pelanggan ku tidak akan memilih wanita yang sedang hamil.” Sentaknya dengan nada yang kasar.
“ Kumohon nyonya, biarkan aku tetap di sini.. setidaknya sampai aku bisa menemukan tempat tinggal yang baru.”
“ Pergi sana dasar wanita bodoh, aku tidak sudi mempekerjakan mu lagi, itu salahmu karena kau tidak hati-hati saat melayani pelanggan.”
Kali ini Clara di tarik paksa oleh orang-orang suruhan wanita yang memiliki rumah b****l itu, alhasil Clara harus meninggalkan tempatnya bekerja dan tinggal malam itu juga. Karena kehamilannya yang tak terduga ini ia harus pergi, namun Clara juga tidak sanggup jika harus menggugurkan bayi tersebut.
**
Selama berbulan-bulan Clara hidup di jalanan tanpa ada yang memperdulikannya, ia begitu ingin mencari pria yang telah menghamilinya namun sayangnya dunia yang di tempati Clara saat ini adalah dunia bawah yang di tempati oleh orang-orang rendahan. Sedangkan pria yang waktu itu menghamilinya adalah pria yang tinggal di atas sana, dunia tempat para bangsawan dan Raja berada.
Untuk keluar dari tempat itu harus ada sesuatu yang di tukar, sementara ia tidak punya apa-apa saat ini. Usia kandungan yang sudah membesar membuatnya kesilitan mendapatkan pekerjaan, hingga akhirnya ia menyerah dan hampir mengakhiri hidupnya. Tapi siapa sangka, saat Clara memegang pisau seseorang datang dan merebut pisau tersebut.
“ Berikan pisaunya.” Ucap pria itu merebutnya dengan paksa.
“ Siapa kau.?” Tanya Clara kebingungan.
“ Kau tidak perlu tau siapa aku, tapi terima ini dan jaga dengan baik, itu akan membantumu nantinya, jika seseorang datang kau bilang pada mereka kalau aku pergi ke arah sana.” Ujar pria itu dan berlari meninggalkan Clara yang masih bingung melihatnya.
Tak lama berselang rombongan orang-orang berseragam kerajaan datang, seperti yang di katakan oleh pria itu Clara memberitahu mereka bahwa pria tersebut lari ke arah yang di tuju barusan. Setelah mereka pergi, Clara melihat apa yang di berikan pria barusan.
“ Batu ? kenapa dia memberiku batu.?” Tanya Clara keheranan.
Clara merasa batu itu berharga setidaknya bisa di jual untuk melanjutkan hidupnya, berkat pria itu ia tidak jadi bunuh diri dan segera ke pasar untuk menjual batu tersebut. Tapi siapa sangka ketika sampai di pasar ia mendengar berita soal batu itu, Clara penasaran dan berusaha untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
“ Kau tahu saat ini orang-orang di atas sana heboh membahas soal batu abadi, katanya ada beberapa batu yang memiliki warna menocolok dan mampu memberikan kekuatan bagi yang memilikinya.”
“ Benarkah? Pasti Raja sangat mengincar batu tersebut.”
“ Mungkin saja, jika kita memiliki batu itu mungkin aku akan membuat semua orang di dunia bawah ini bisa hidup di atas, setidaknya kita bisa merasakan hangatnya sinar matahari.”
“ Kau benar, aku berharap bisa mendapatkan batu itu juga.”
Clara terkejut mendengarnya, batu yang di tangannya saat ini memiliki warna yang mencolok seperti yang di katakan mereka barusan. Tapi Clara bingung dan sedikit tidak percaya jika batu tersebut memang memiliki kekuatan atau tidak, apakah dia harus menyimpan batu itu untuk membuktikan kekuatannya?
**
Malam itu Clara terus menatap batu berwarna biru cerah di tangannya, ia tak tahu cara mengaktifkan kekuatan batu tersebut. Jika batu itu benar-benar memiliki kekuatan seperti yang mereka katakan, maka Clara juga ingin hidup di dunia atas, selama hidup ia tak pernah merasakan hangat matahari, melihat hujan, atau bahkan salju turun.
“ Cepat lari dari sini.” Seseorang tiba-tiba muncul di g**g tempat Clara istirahat malam itu.
“ Ada apa.?”
“ Prajurit kerajaan datang dan ingin menangkap pencuri.”
“ Pencuri? Apa yang sudah di curi.?”
“ Entahlah, ku dengar itu sesuatu yang sangat berharga.”
Mendengar hal itu Clara langsung menyembunyikan batu yang dia pegang, lalu suara kaki kuda yang semakin terdengar jelas membuat semua orang yang ada di tempat itu seketika ketakutan.
“ Sekarang juga ku perintahkan untuk mengeluarkan apa yang telah kalian curi dari kerajaan, aku memberikan waktu dua menit untuk kalian mengeluarkannya sendiri.” Sahut pemimpin dari prajurit tersebut.
Clara berusaha terlihat tetap tenang, bahkan ketika pria itu melewatinya ia berusaha agar tidak di curigai. Bahkan ketika tatapan mereka saling bertemu sekali pun, Clara tidak ingin batu itu di rebut oleh mereka.
“ Jika kalian tidak melakukannya, maka kami akan menggeledah barang kalian.”
Tak ada yang bergerak sehingga mereka akhirnya menggeldah tas mereka, Clara masih menggenggam batu itu di tangannya. Kini tiba giliran barang milik Clara yang di geledah, prajurit yang melakukannya tampak curiga dengan tangan Clara yang di kepal sangat kuat.
“ Apa yang kau pegang di tangan mu itu.?”
Clara mulai panik, ia berpura-pura sakit perut sehingga membuat prajurit itu tidak memperdulikan tangannya lagi.semua orang melirik Clara yang kesakitan, di saat yang bersamaan Clara memasukkan batu itu ke dalam mulutnya berusaha agar batu itu tidak sampai tertelan.
“ Ada apa dengannya.?”
“ Dia hamil, apa yang harus kita lakukan.?”
“ Biarkan saja, apa kau sudah memeriksa tasnya.?”
“ Sudah.”
“ Kita pergi sekarang, sepertinya pencuri itu tidak ada di sini.”
Mereka berhasil pergi tanpa menemukan batu itu, Clara yang hanay berakting akhirnya dapat kembali bersikap normal. Tapi sayangnya batu yang ada di mulutnya tak sengaja tertelan, ia panik namun saat itu tidak bisa berbuat apa-apa, ia juga tidak bisa berkata kepada orang-orang yanga ada di sekitarnya karena takut jika mereka melapor pada prajurit tadi dan dia akan di tangkap.
**
Satu minggu setelah kejadian itu Clara tidak menunjukkan masalah apapun setelah menelan batu tersebut, ia mengira dirinya akan kenapa-napa dan juga janinnya namun semua itu tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi.
Suatu hari Clara pergi mencari pekerjaan di toko-toko yang ada di kota, namun tak ada satupun yang mau meperkerjakan wanita hamil sepertinya. Clara hampir kembali putus asa, dan ia mencoba untuk istirahat sejenak di salah satu kursi yang ada di sebelah toko buah sebelum melanjutkan perjalanan.
Melihat buah-buahan segar yang terususun di sana membuat Clara begitu ingin mencobanya, mungkin itu adalah bawaan dari si bayi yang menginginkan buah segar tersebut.
“ Kamu harus sabar ya nak, Ibu tidak akan melakukan hal yang jahat hanya untuk mendapatkan buah itu.” Ucap Clara sambil mengusap perutnya yang sudah sangat besar.
Seseorang tiba-tiba menyodorkan buah kepada Clara, wanita itu mendongak dan mendapati seorang pria yang memberikannya buah segar tersebut.
“ Kau memberikannya padaku.?” Tanya Clara menatapnya tak percaya.
“ Iya, silahkan.” Jawabnya dengan senyuman.
Clara menerima buah tersebut dan mengucapkan terima kasih yang besar, dengan senang hati ia memakan buah itu dan merasakan rasa manis yang di dapatnya dari setiap gigitan.
“ Pencuri, dasar kau pencuri.” Pria itu menunjuk Clara sebagai seorang pencuri dan membuat bebarapa orang termasuk pemilik toko mendekatinya.
Clara di hakimi oleh semua orang tanpa adanya bukti kalau dia bukanlah seorang pencuri, ternyata pria yang memberinya buah lah yang sudah mencuri dan memberikan satu kepadanyaa supaya ia dapat di jadikan tersangka.
**
Clara harus menerima nasib di tuduh sebagai seorang penucri, ia di masukkan ke dalam penjara bawahan yang di asingkan oleh masyarakat sekitar. Bagi mereka yang mencuri atau melakukan kejahatan lain maka akan di masukkan kesana, dengan kondisi hamil besar tanpa ada keluarga yang memperdulikannya kini Clara hanya bisa meratapi nasib.
Satu bulan kemudian dan Clara melahirkan seorang diri di dalam sel, beruntung kepala sipir penjara itu memberikan dia peralatan bayi dan beberapa obat untuk Clara gunakan selama di penjara. Bayi laki-laki yang Clara lahirkan seorang diri dalam kondisi sehat, dan saat melihat anaknya itu ia menangis memeluknya.
“ Maafkan ibumu ini, ibu tidak bisa melahirkan mu di tempat yang layak.” Isak Clara sambil mendekatkan wajahnya ke wajah putranya itu.
“ Ibu akan memberimu nama Cyrus Donell yang artinya pemberani yang bebas, suatu saat kamu akan membuat dunia ini bebas dan memberikan kehidupan yang layak untuk orang-orang seperti kita.” Ucap Clara sambil mengecup buah hatinya dengan penuh kasih sayang.
**
10 tahun kemudian
Pria dengan rambut sedikit panjang berwarna blonde itu baru saja memasuki sebuah rumah b****l dan duduk di salah satu kursi yang ada di sana, selang beberapa saat beberapa wanita terlihat sedang menghampirinya dengan penuh godaan.
“ Ada yang bisa kami bantu tuan.?” Salah satu di antara mereka terlihat menyentuh tangan pria itu.
“ Aku ingin bertemu dengan Clara Donell.”
“ Clara.?”
“ Siapa Clara.?”
“ Aku tidak mengenalnya.?”
Ketiga wanita itu terlihat bingung mendengar nama Clara, lalu salah satu wanita lainnya datang karena mereka bertanya apakah ada wanita yang bernama Clara di tempat itu.
“ Clara sudah lama tidak di sini, mungkin sekitar sepuluh tahun yang lalu.” Jawab wanita itu membuat pria bernama Kenny itu terkejut.
“ Apa yang terjadi dengannya.?”
Wanita itu mengajak Kenny bertemu dengan pemilik rumah b****l, untuk mengethaui lebih detail mengenai Clara. Setelah Kenny berhadapan dengan pemilik rumah b****l, ia pun mendapat informasi tentang kehamilan Clara dan tentang bagaimana Clara masuk penjara di distrik Berilon.
**
Di sudut ruangan yang gelap dengan udara yang tidak sehat serta aroma yang tidak sedap membuat seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun itu diam termenung, tidak ada ekspresi lain yang di tampakkannya selain wajah datar tanpa arti.
“ Hey nak.” Sahut seseorang di luar sana yang membuat anak itu menoleh.
Pintu sel terbuka oleh sebilah pidang yang di pegangnya, anak itu tidak takut sama sekali ia hanya menatap wajah pria yang ada di depannya kini dengan tatapan nanar.
“ Apa kau anaknya Clara.?” Tanya Kenny menatap Cyrus dengan tajam.
Cyrus mengangguk pelan, lalu ia menatap jasad ibunya yang ada di atas tempat tidur dengan konidisi yang tidak memungkinkan lagi. Dua bulan yang lalu ibunya meninggal karena sakit, tak ada yang memperdulikannya bahkan kepala sipir enggan untuk datang.
Melihat Cyrus yang terlihat kurus tak terawat dengan rambut yang di biarkan panjang serta pakaian lusuh, Kenny pun memutuskan untuk membawa Cyrus ikut bersamanya. Namun sebelum itu ia mengubur jasad adiknya di tempat yang layak, dia membiarkan Cyrus untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang ibu.
Setelah mereka selesai, Kenny kembali mengajak Cyrus untuk makan bersamanya. Di sebuah restoran kecil ia memesan makanan yang Cyrus inginkan, terlihat jelas kalau anak itu sangat kelaparan dari caranya memakan makanan itu dengan tangan yang bergetar hebat.
“ Kau siapa? Kenapa begitu baik pada aku dan ibuku.?” Tanya Cyrus ketika ia telah selesai menyantap habis makanannya.
“ Aku hanya kenalan ibumu.” Jawabnya tak ingin membuat Cyrus tahu kalau dirinya adalah kakak kandung ibunya.
“ Terima kasih atas makanannya.” Ucap Cyrus cukup membuat Kenny salut dengan hasil didikan Clara pada keponakannya itu.
**
Melihat kemampuan Cyrus dalam menggunakan s*****a meski ia baru pertama kali memakainya membuat Kenny tertarik, ia mengingatkannya pada dia semasa muda dulu. Saat ini Cyrus dan Kenny tinggal di sebuah rumah yang di sewa olehnya, di sana mereka menghabiskan waktu dengan melatih Cyrus bela diri.
Berada di dalam penjara selama sepuluh tahun sejak ia kecil sampai sekarang tentu membuatnya tidak mengenal dengan betul dunianya saat ini, Cyrus juga tidak tahu soal kehidupan yang ada di atas sana.
“ Boleh aku bertanya.?” Tanya Cyrus pada Kenny yang sedang memotong kayu bakar.
“ Tentu saja.”
“ Aku mendengar dari orang-orang kalau sebenarnya tempat ini bukanlah dunia yang asli, ini hanya tempat untuk mereka yang rendahan apa itu benar.?”
“ Kenapa? Apa kau ingin melihat dunia yang ada di atas sana.?”
“ Bolehkah.?”
“ Sebaiknya tidak usah, di atas sana tidak sedamai tempat ini, meskipun hanya tempat yang lembab dan kau tidak bisa merasakan hangatnya matahari masih lebih baik jika berada di atas sana.”
Cyrus tidak mengerti maksud Kenny menjelaskan hal itu, tapi ia di buat penasaran seperti apa dunia atas yang di kataknnya? Apakah benar-benar tidak sebaik yang ada di tempatnya saat ini.
“ Bantu aku membawa kayu-kayu ini ke dalam.” Titah Kennye segera di turuti oleh Cyrus.
**
Hari demi hari telah di lewati oleh Cyrus dengan melatih dirinya, ia semakin mahir dalam menggunakan pisau ataupun pedang di usianya yang sangat muda itu. Hingga suatu hari ia mendapati Kenny sedang membongkar isi tasnya, Cyrus menegur pria itu namun respon yang di dapatnya cukup mengejutkan.
“ Kau menyembunyikannya dimana.?” Tanya Kenny sambil memegang kedua pundak Cyrus dan menatapnya tajam.
“ Menyembunyikan apa? Aku tidak tahu apa yang kau katakan.?”
“ Ibumu, apa dia tidak pernah memberikan sesuatu kepadamu.?”
“ Ibu tidak pernah memberikan apapun padaku.”
“ Kau tidak sedang berbohong kan.?”
“ Aku tidak berbohong, aku berkata dengan jujur.”
Kenny melepas Cyrus hingga membuat anak itu tersungkur ke bawah tanpa ia pedulikan, setelah itu ia pergi entah kemana yang membuat Cyrus hanya dapat diam termenung.
**
Sejak hari itu Kenny sudah tidak pernah kembali lagi, Cyrus mencarinya di mana-mana namun tak berhasil menemukan pria itu. Bagi Cyrus, Kenny adalah sosok yang sudah dia anggap sebagai keluarganya sendiri, selama tiga bulan lebih ia hidup bersama pria itu dan akhirnya ia harus sendirian lagi melanjutkan hidup tanpa siapapun.
Untuk bertahan hidup ia mengandalkan kekuatannya, orang-orang di sana mulai takut padanya meski dia masih seorang bocah. Bahkan ada yang dengan suka rela memberikan bahan makanannya untuk Cyrus, hal itu membuatnya terbiasa melakukan kejahatan sehingga tak ada cara lain untuk melakukannya.
“ Ibu, maafkan aku. Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk bertahan hidup, aku berjanji akan mewujudkan keinginanmu setelah aku tumbuh dewasa nanti.” Ucap Cyrus ketika ia tiba di makam sang ibu.
Ketika Cyrus hendak meninggalkan tempat itu, ia melihat seorang gadis kecil berusia sekitar sepuluh tahun duduk termenung di bawah pohon persik. Cyrus tak ingin memperdulikannya dan bergegas pergi dari tempat itu, dan setibanya di rumah seperti biasa ia membuat makanan untuk dirinya sendiri.
Keadaan membuat Cyrus dewasa sebelum waktunya, hal itu terbukti bagaimana Cyrus tidak mengeluh pada kehidupannya yang seperti ini. Ekspresi wajahnya menggambarkan ketidakhidupan, benar, dia sangat tidak memperdulikan apapun selain mewujudkan impian sang ibu.
**
“ Pergi sana, jangan pernah datang ke rumah ini lagi.” Usir seorang pemilik toko roti pada anak perempuan itu dengan sangat kasar.
Anak perempuan itu bangkit dengan lutut yang terluka, saat itu Cyrus lewat untuk mencari sesuatu. Melihat kejadian itu membuat Cyrus bertindak dan menghampirinya.
“ Kau baik-baik saja.?” Tanya Cyrus membantu anak itu bangkit.
“ Jadi kau kakaknya, pergi bawa adikmu dari toko ku, dia sudah lancang ingin mencuri.” Sahut si pemilik toko perlahan membuat Cyrus menoleh ke arahnya.
“ Kau tidak melihat tubuh anak ini lebih kecil dari pada dirimu? Bagaimana mungkin kau bisa menodorongnya sangat kasar.?” Lontar Cyrus kini berhadapan dengan pria itu.
“ Berani sekali kau mengatakan hal itu padaku, bocah.” Pria itu menarik kerah baju Cyrus hingga membuatnya tidak menapak ke tanah.
Cyrus menggenggam tangan pria itu cukup kuat lalu mengayunkan tubuhnya hingga menendang pria itu jatuh tersungkur, sambil memegang k*********a pria itu meringis kesakitan. Cyrus beranjak menarik anak itu pergi dari sana, karena anak perempuan itu kesulitan berjalan ia pun menggendongnya dengan sangat hati-hati.
**
Anak perempuan yang di selamatkan Cyrus ternyata adalah anak perempuan yang waktu itu di lihatnya ada di bawah pohon, dia bercerita kalau dirinya baru saja kehilangan orang tuanya yang di bawa paksa oleh pasukan pembantai di dunia atas.
“ Apa itu pasukan pembantai.?” Tanya Cyrus penasaran.
“ Di dunia atas sana ada seorang Raja yang memimpin dunia, dia membuat sebuah pasukan berdasarkan kekuatan mereka untuk mencari sebuah batu. Orang tua ku sangat tertarik dengan batu itu dan mengumpulkan infromasinya sehingga mereka di bawa secara paksa, aku dengar kalau batu itu sangat abadi dan ada lima yang tersebar di dunia atas sana.”
“ Maksud mu Raja ingin mereka mencari semua batu itu untuk dirinya.?” Lontar Cyrus lagi.
“ Batu itu bisa menghancurkan dunia, kelima batu memiliki kekuatan yang berbeda dan jika di satukan maka akan membuat pengguna batu takkan terkalahkan.”
“ Apa dengan memiliki batu itu aku bisa membawa semua orang yang ada di dunia bawah naik ke dunia atas.?” Ucap Cyrus terlihat mulai tertarik.
“ Mungkin saja.”
“ Kalau begitu biar kita yang mencari informasi batu dan mengumpulkan kelima batu tersebut, dengan begitu semua orang bisa naik ke atas sana dan kau bisa bertemu dengan kedua orang tua mu lagi.?”
“ Kita tidak bisa melakukan itu, untuk naik ke dunia atas saja kita perlu memiliki uang yang banyak atau sesuatu yang berharga.”
“ Kita akan mengumpulkan uangnya, dan mengumpulkan batu itu lalu membuat dunia ini damai.”
Anak perempuan itu tertawa mendengar ucapan Cyrus yang di anggapnya seperti lelucon, ia melihat Cyrus hanya sebagai bocah laki-laki berusia sama dengannya. Mengumpulkan semua batu lalu hidup dengan damai sangatlah mustahil, melihat anak itu tertawa Cyrus langsung memasang wajah menakutkan.
“ Kenapa kau tertawa.?” Tanya Cyrus sinis.
“ Habisnya ucapan mu barusan tidak masuk akal.”
“ Aku pasti akan melakukanya, apapun yang terjadi.”
“ Maafkan aku, baiklah aku akan bekerja sama dengan mu mengumpulkan uang, tapi sebelum itu kita harus mencari informasi batu abadi terlebih dahulu.”
“ Siapa namamu.?” Tanya Cyrus yang sejak tadi belum mengetahui namanya.
“ Kau bisa memanggilku Ashera.”
**
Cyrus merasa tujuannya semakin jelas untuk mewujudkan keinginan ibunya, ia dan Ashera mengumpulkan informasi tentang batu di rumah tempat Ashera dan keluarganya tinggal. Rumah itu sudah rusak di hancurkan pasukan pembantai untuk mencari informasi tentang keberadaan batu.
Ashera tahu kalau informasi itu ada di ruang bawah tanah yang tidak di ketahui oleh pasukan pembantai, Ashera dan Cyrus memasuki ruangan itu dan menemukan sebuah buku catatan milik orang tuanya.
Dari buku yang ia temukan terdapat catatan lengkap kelima batu dan kekuatannya, Ashera tidak tahu bagaimana orang tuanya memiliki informasi itu yang ia ketahui orang tuanya memang beberapa kali keluar dunia atas tapi tidak tahu bagaimana semua itu bisa tertulis sangat jelas.
“ Biar kita baca dulu.” Gumam Cyrus membuka halaman demi halaman.
Di dalam buku catatan menjelaskan ada lima buah batu yang memiliki kekuatan yang berbeda-beda, yang pertama adalah batu Garnet dengan warna merah gelap memiliki kekuatan menghilangkan ingatan orang-orang, batu kedua Amethyst berwarna ungu tua dengan kekuatan memperkuat daya bertarung dan mampu meregenerasi luka dengan cepat, yang ketiga adalah Aquamarine berwarna biru muda yang memiliki kekuatan bagi penggunanya agar kebal terhadap kekuatan jahat lain, yang keempat adalah Ruby memiliki warna merah cerah dan terakhir Sapphire berwarna biru laut yang belum di ketahui kekuatannya.
“ Dari informasi ini setidaknya kita tahu seperti apa warna dari batu tersebut, hanya saja batu dua batu terakhir masih menjadi misteri.” Gumam Ashera lirih.
“ Dari semua batu ini aku berharap dapat menemukan batu Garnet, dengan batu itu kita bisa mengahapus ingatan seseorang.”
“ Tapi yang ku dengar batu itu ada di tangan Raja.”
“ Benarkah? Kalau begitu kita harus kesana untuk mencurinya.”
Asherra benar-benar tak habis pikir dengan pola pikir Cyrus, tapi ia percaya dengan Cyrus apapun yang akan di lakukan olehnya akan senang hati di bantu oleh Ashera.