Nana masih termenung di sofa, matanya terus menatap ponsel di tangannya. Perasaan cemas mulai merayap, membayangkan berbagai kemungkinan yang membuat Davin tak juga menghubunginya. Namun, tiba-tiba, ponselnya bergetar. Nama Davin muncul di layar. Nana langsung menjawab panggilan itu, “Halo Assalamualaikum, Davin?” Suara Davin terdengar di seberang, terdengar masih sedikit serak, “Halo, waalaikumsalam Mbak. Maaf banget, aku baru bangun. Tadi habis tidur siang panjang banget.” Nana menghela nafas lega. “Oh, begitu... Aku kira kenapa-kenapa. Kamu nggak apa-apa kan?” “Iya, nggak apa-apa kok. Aku tadi benar-benar ketiduran, Mbak. Sekarang aku sudah siap, aku langsung ke rumahmu ya,” jawab Davin, terdengar sedikit terburu-buru. Nana tersenyum tipis, merasa lega sekaligus senang. “Iya, nggak