Saat Nana berjalan keluar dari gedung rektorat, Davin merasa hatinya sedikit lega. Ia berencana untuk mendekati Nana dan akhirnya minta nomor ponselnya. Namun, langkahnya tertahan ketika melihat sosok lelaki yang sangat ia kenal mendekati Nana. Chandra, adik sepupunya, berjalan ke arah Nana dengan senyum lebar di wajahnya. Davin seketika menautkan alisnya, perasaan cemburu mulai muncul dalam dirinya. Ia tahu betul bagaimana Chandra—selalu mudah bergaul dan memiliki cara berbicara yang memikat. Tak ingin keberadaannya diketahui, Davin cepat-cepat berlindung di balik sebuah tiang besar, mengintip ke arah keduanya yang sedang mengobrol. Dari tempatnya bersembunyi, Davin memperhatikan bagaimana Chandra dan Nana tampak berbicara akrab. Senyum Nana yang biasa terlihat tenang kini tampak lebih