Bab 14 : Murka Marco

1018 Kata
Bab 14 : Murka Marco Suasana di mansion milik Marco. Pertengkaran masih terjadi, baku hantam antara pembela si pemabuk dengan pengawal terus berlanjut. Tentu saja laki laki mabuk itu kalah telak. Sekalipun banyak yang membantu dia. Namun jumlah pengawal Marco jauh lebih banyak. Marco, belum sama sekali mendengar berita itu, dia masih asih, bergoyang di atas tubuh, wanita barunya. Gadis yang justru, sangat menyanjung dan menikmati sentuhan Marco. Gadis yang akan menjadi korban berikut. Marco, seperti menyerap seluruh nutrisi dan energi gadis gadis itu. Jika sudah terasa hambar, dia pun akan melakukan hal yang sama. Pada setiap gadis, tanpa terkecuali. Erangan demi erangan, desahan demi desahan. Klimakss demi klimakss, keduanya rasakan begitu dahsyat. Meledak dan meletup letup, bergejolak dalam diri tidak berkesudahan. "Stop! Kalian, dia bisa tewas! Sebaiknya memang bawa saja dia pergi sebelum, bos Marco datang!" perintah Joanne. Dia tidak lagi tahan melihat keributan itu. Mereka menghajar seseorang yang sudah babak belur, dan tidak lagu mamou melawan, dengan membabi buta, dan tanpa ampun. Rencanaku berhasil, Cydney. Aku harap kamu sudah lari sejauh mungkin, batin Joanne. Dia mengorbankan dirinya, untuk menolong seseorang yang baru dia kenal. Entah apa motifnya, tetapi, Joanne saat melihat Cydney, sama seperti melihat adiknya yang ada di rumah sebelum dia di bawa kemari dan mendengat berita kematian seluruh keluarganya. "Bawa dia keluar! Biarkan dia membusuk ditengah dinginnya malam!" ucap salah satu pengawal. Mereka telah dicetak sebagai monster monster penerus bagi Marco. Itulah sebabnya jika sudah menghajar tidak akan ada kata ampun sebelum korban meninggal. Beberapa saat, semua keadaan menjadi hening. Namun, salah satu pengawal lainnya menyadari ketidakhadiran Louis. Dia bercelingukan mencari keberadaan laki laki itu. Joanne seakan mengetahui gerak gerik lelaki yang juga menggenakan baju serba hitam. Gadis itu, memilih pergi, menuju dapur dan mengambil minum. Bersiap untuk mencari pelarian dengan menemui para tamu tamu, agar dia lolos dari interogasi yang akan dilakukan oleh pengawal tersebut ataupun Marco nantinya. Saat itu juga, Marco datang. Dengan berlagak mabuk Joanne, merangkul lelaki yang dia lihat sendirian dan menikmati satu botol minuman kerasnya. Meneguk langsung dari botol. Joanne duduk di pangkuan lelaki itu. Bergelayut manja merayu dan siap memberikan serviss padanya. Tentu saja, kucing tidak akan menolak jika diberikan ikan asin bukan? Begitupun dengan lelaki. "Bawa aku ke kamar baby," bisik Joanne. Dia ingin segera lenyap dalam kenikmatan, dari pada harus bertemu dengan Marco yang mengerikan. Dengan senang hati, lelaki itu menggendong Joanne, ala bridal style dan menaiki tangga satu demi satu. Tangga di sisi lain mansion yang dikhususkan untuk para tamu, dan memberikan pelayanann terbaik dari para anak didik Marco. "Apa yang terjadi?" Suara bariton Marco, mulai terdengar pada indera pada pengawal. "Sepertinya kamu kehilangan Louis dan juga Cydney, Tuan," ungkap Joey. Plak! Bugh! Tamparan dan pukulan, tidak hanya sekali tetapi berkali kali Joey dapatkan dari Marco. Lelaki itu naik pitam, api kemarahannya sudah menyala dan berkobar kobar. "Sepetinya kamu bilang?! Bagaimana bisa mereka kabur?! Apa kalian semua buta? Apa kalian semua tidak bisa berkerja dengan baik?! Aku memberi bayaran pada kalian untuk mengawasi setiap aktivitas, setiap orang yang berada disini! Lalu bagaimana bisa dia menghilang?! Akh! Kacau! Sialan!" Umpatan demi umpatan keluar dari mulut marco. Laki laki itu benar benar marah. Tidak ada satupun orang yang bisa menghentikan dan memadamkan api kemarahan itu, kecuali dia kembali mengkonsumsi obat obat terlarang yang selalu membawa dan mengajaknya berfantasi dengan dunianya. "Cari mereka! Jika kalian tidak bisa menemukan mereka maka, kalian akan kehilangan satu anggota tubuh kalian yang begitu kalian butuhkan!" Marco masih menendang satu demi satu mereka yang berjejer rapi, dan menundukkan kepalanya. "Habisi siapapun yang menghalangi jalanku!" Kemudian dia pun kembali ke kamar. Namun pikirannya gusar. Tidak ada dalam sejarah sebelumnya, ada pengawal atau pun anak anak Marco yang berani melarikan diri. Ketakutan Marco adalah bila mereka melaporkan hal yang terjadi langsung pada pemerintahan pusat. Mustahil memang, terlebih mereka tidak memiliki bukti apapun bukan? Mereka berlarian, kocar kacir, berpencar untuk mencari Cydney dan juga Louis. Sebagian dari mereka pun membawa mobil. Mencari di segala penjuru Kota Maxtron. Karena tidak ingin kehilangan satu pun anggota dalam tubuhnya. Entah apa kali ini yang akan hilang. Marco bilang adalah anggota tubuh yang begitu dibutuhkan. Mungkinkah tangan? Kaki? Lidah? Mata? Atau apa hanya Marco seorang yang tahu. Mereka mendapatkan rekaman cctv yang ada di jalanan menuju ke stasiun kereta bawah tanah. Seseorang dengan dua rekan teman pun menyusuri stasiun bawah tanah. Mereka mengatakan pada petugas kereta api yang sempat ingin menangkap mereka karena mencuri minuman. Perbincangan berjalan dengan mulus, mereka percaya bahwa para pengawal itu adalah saudaranya dan mencari keberadaan Cydney dan Louis. Tentu saja, jika merek membuat keributan di tempat umum, akan memancing masalah berikutnya yang berimbas pada Marco. Para anak buah Marco sudah memiliki ikrar sumpah, yang tidak bisa dilanggar, bahwa akan selalu melindungi Marco berserta dengan mansion miliknya. Tempat di mana dia bisa berlindung dan juga mendapatkan uang tanpa harus bekerja dengan keras. Mereka meniti setiap pemberhentian stasiun, namun semua telah tutup dan gelap tidak ada satu informasi yang berhasil mereka dapatkan. Hingga salah seorang pengawal yang bisa membajak pengamanan cctv pun menemukan di mana keduanya berhenti sebelumnya. Yaitu, jembatan indah itu. Jembatan di mana mereka sempat tertawa dan menangis di sana. Berbagi berbagai cerita yang memilukan, tentang Louis yang seakan marah pada takdir Tuhan. Dan Cydney yang begitu percaya pada keajaiban Tuhan lewat tangan Louis. Roda Berputar, dan berhenti di ujung jembatan. Mereka mencari cari sesuatu yang tidak nampak dari jalanan. Mereka tahu, Cydney dan Louis hanya berhenti di sana. Karena cctv selanjutnya sama sekali tidak menangkap keberadaan mereka. "Di sana!" bisik lelaki dengan kulit hitam dan rambut keriting. Mereka melihat sebuah rumah di bawah kolong jembatan itu. Dengan cepat, lima orang mendekati rumah itu. Benarkah itu rumah yang sama dengan yang dituju Cydney dan Louis? Tanpa mengetuk, laki laki hitam itu membuka dengan paksa, pintu tipis yang hanya terbuat dari triplek. Pemilik rumah tersebut pun terkaget. Dia menoleh, dengan mata satunya. Dia menghampiri mereka dengan langkah perlahan. Siapa dia? Benarkah Michael? Atau orang lain? Bagaimana jika Cydney dan Louis berhasil ditemukan, lalu kembali di bawa pada Marco? Sudah pasti penderitaan mereka akan sangat lebih memilukan. Apa yang akan mereka lakukan pada pemilik rumah? Bersambung ....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN