Yang mau kenal Shin lebih deket + mau dapet spoiler2 cerita Shin bisa Follow i********: shin
[ AkubebbyShin ]
Happy Reading!
******
******
Amanda menaruh pinggul sintalnya di jok mobil. Ia memilih untuk duduk sejenak menenangkan detak jantungnya yang berdebar begitu cepat. Efek pria misterius itu cukup besar ternyata.
Masih jelas dalam ingatan Amanda, bagaimana suara pria itu berbisik di telinganya, menawarkan hal yang cukup menggiurkan. Namun, otak Amanda cukup normal untuk menolak ajakan itu. Ia bukan jalang yang dengan mudahnya mengiyakan ajakan p****************g.
Jika saja pria itu mengajak dengan cara pendekatan yang lebih halus, mungkin Amanda akan mempertimbangkannya. Akan tetapi, pria misterius itu mengajaknya secara blak-blakan tanpa menggunakan bahasa rayuan yang lebih halus. Pria itu begitu percaya diri jika Amanda tidak akan menolaknya.
Tidak semudah itu, Pria no name!
Namun, Amanda masih dibayang-bayangi dengan senyuman serta wajah tampan pria itu. Mata, tatapan, hidung mancung, dagu belah, alis tebal, dan terakhir bibirnya. Oh ya Tuhan! Bagaimana mungkin Tuhan begitu baik menciptakan pria itu?
Amanda mendadak panik mengingat apa yang baru saja ia lakukan pada pria itu. Jas dan kemeja serta jam tangan yang melekat pada tubuh pria itu semua merupakan barang mewah. Tidak menutup kemungkinan jika pria misterius itu merupakan salah satu pengusaha kaya raya.
"Jangan sampai pria itu mencari dan menuntutku atas tindakan konyol yang aku lakukan tadi," gumam Amanda pada dirinya sendiri.
"Ah, tapi bukankah salah dia sendiri yang kurang ajar mengajakku langsung ke ranjangnya. Percuma saja tampan, tapi otaknya m***m. Sangat bukan tipeku!"
"Tipeku? Kau bercanda Amanda? Mengatakan tipe saat ini? Maksudmu? Tipe pria yang mengabaikanmu, yang menjadi favoritmu. Dasar Amanda bodoh!" Amanda terus bermonolog, sampai akhirnya, ia mulai menstarter mobil, pergi meninggalkan parkiran kelab dan kembali ke apartemennya.
Sesampai di apartemen, keheningan menyambut kedatangan Amanda. Wanita itu merebahkan tubuh berguling di atas sofa. Amanda memejamkan mata dan seketika ia mengumpat.
"Sh*t!" umpat Amanda.
"Ya Tuhan! Kenapa dengan isi kepalaku malam ini? Bisakah berhenti sejenak untuk tidak membayangkan wajah pria tampan nan sialan tadi? Astaga, apa aku harus ke psikiater? Kenapa wajahnya selalu terbayang di otakku? Apa pria itu memakai ilmu guna-guna?" Amanda memposisikan tubuhnya menjadi duduk bersila sambil memegang kepala dengan kedua telapak tangan.
Amanda menarik napas lalu membuangnya perlahan, ia melakukan itu selama beberapa kali, tapi hasilnya nihil. Semua kejadian yang baru saja terjadi di dalam kelab, bagaimana ia bertatapan dengan pria misterius itu, wajah tampan pria itu, senyum simpul kecilnya, suara beratnya, oh-semuanya terlintas di kepala Amanda dengan jelas. Sialnya, pria itu terlihat sempurna sekali. Dibalik kemeja yang pria itu kenakan sudah jelas tersimpan dadaa bidang yang cukup lebar, keras, kencang dan lengannya berisi otot-otot yang bisa dibilang pelukable. Bibirnya yang merah, demi apa pun ini luar biasa sekali, jarang Amanda mendapati pria dengan bibir semerah itu, bibir yang sangat kissable. Lantas sesuatu yang begitu memikat untuk dimainkan di bagian bawah, di balik celana kain panjangnya itu mungkin berukuran besar, mengingat pria itu merupakan pria asing keturunan.
Ya Lord! Amanda menggeleng keras. Sangat tidak biasanya ia berpikiran sekotor ini tentang seorang pria. Bagian bawah tubuhnya berdenyut dan sepertinya sedikit basah. Gila! Hanya dengan membayangkan perawakan serta penampilan pria itu, Amanda menjadi sangat basah.
Ini pertama kali dalam sejarah hidupnya, ia merasakan hal seperti ini. Biasanya ia perlu rangsangan langsung atau menonton Fifty Shades of Grey melihat Jamie Dornan terlebih dahulu baru ia merasa basah. Namun, kejadian saat ini merupakan sesuatu yang langka dalam sejarah hidupnya. Tidak masuk akal. Amanda memilih untuk berendam dan mandi, agar pikiran kotor mengenai pria misterius itu luntur dari otaknya. Ia berdoa, agar tidak bertemu lagi dengan pria itu. Pria itu berbahaya untuk kondisi fisik dan juga mentalnya. Sebisa mungkin harus dihindari.
*****
Menu sarapan yang dibuat Amanda, tak jauh dari makanan kesukaan rata-rata orang korea yaitu mie beserta kimchi, tetapi ia menyiapkan makanan penunjang lainnya. Meskipun tidurnya hanya beberapa jam saja, tidak menyulutkan semangat pagi menjelang siang hari ini bagi Amanda. Ia memakan sarapan buatannya sendiri ditemani kartun di televisi. Hari ini Amanda berencana untuk menghabiskan waktu liburnya seharian di dalam apartemen, membereskan perabotan di sana yang sudah jarang ia sentuh lagi.
Ponselnya berbunyi, sebuah panggilan masuk terlihat di layar. Amanda segera mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo, selamat pagi," sapa Amanda ramah.
Hening! Tidak ada balasan atas sapaan yang diucapkan wanita itu.
Amanda memandang ponselnya, ia memastikan jika panggilannya tidak terputus.
"Hallo ... Hallo ... Hallo!"
"Jika tidak ada kepentingan, jangan menelepon kemari," hardik Amanda meluapkan kekesalannya. Wanita itu sudah lelah menunggu balasan dari sapaannya pada sambungan telepon itu.
Tidak biasanya ia mendapatkan telepon dari orang iseng seperti hari ini. Ketika ia ingin menggeser tombol merah, suara sang penelepon terdengar.
"Babe..."
Bulu kuduk Amanda meremang seketika. Tubuhnya menegang ketika suara penelepon tersebut menyapanya dengan kata singkat.
Suara itu, bukanlah suara 'Dia' yang Amanda rindukan dan juga harapkan. Akan tetapi, suara itu persis dengan suara pria misterius yang ia temui semalam di kelab. Meskipun hanya beberapa menit mereka berbincang dengan dialog singkat, tetapi Amanda sangat yakin jika suara itu adalah suara pria tadi malam.
"Kau salah sambung," kata Amanda ketus.
"Amanda Altakendra. Bagaimana mungkin aku bisa salah menelepon wanitaku?" Suara berat dan seksi itu kembali terdengar seperti desahan di telinga Amanda.
Super sial4n! Bagaimana pria itu bisa mengetahui nomor ponsel dan ada urusan apa pria itu meneleponnya? Baru semalam Amanda bertekad agar tidak berurusan bahkan bertemu lagi dengan pria itu, tetapi yang terjadi sekarang pria itu meneleponnya secara mengejutkan.
"Wanitamu? Hell no! Sejak kapan aku menjadi wanitamu, jangan bermimpi, Tuan!" hardik Amanda.
'Memangnya dia siapa? Seenaknya menyebut aku wanitanya! Tidak semudah itu, sial4n!' batin Amanda.
Terdengar suara tawa terkekeh dari seberang telepon Amanda. Sungguh! Tawa pria itu terdengar begitu merdu di telinga Amanda. Otak Amanda pasti benar-benar sedang bermasalah.
"Kau menanyakan sejak kapan? Sejak semalam, sejak kau memandikanku dengan setengah gelas wine-mu. Dari kejadian semalam, aku sudah menganggapmu sebagai wanitaku." ucapnya penuh percaya diri.
"Dasar gil4! Otakmu benar-benar sudah tidak waras! Harusnya sekalian saja aku pecahkan gelasnya ke atas kepalamu," kesal Amanda.
"Aku menginginkan untuk membungkam mulut pedasmu itu, Babe. Mencium dan melumat bibirmu serta mengeksplorasi isi mulutmu secara rakus sampai kau kehabisan napas."
Demi Tuhan! Harus berapa banyak umpatan yang dikeluarkan Amanda pagi ini. Ucapan pria itu berhasil membuat panas wajahnya dan secara spontan membuat Amanda meraba bibirnya.
"Sebenarnya kau ini siapa? Bagaimana kau bisa tahu nomor ponselku? Kau penguntit atau kau seorang maniak?" tuding Amanda.
"Dengarkan namaku baik-baik, Babe!" Suara pria itu seolah berbisik, tetapi penuh penekanan.
"Aku Darko Dio Achelaus. Pria yang telah mengklaim dirimu sebagai wanitaku. Aku akan pastikan, kau akan segera menjadi milikku sepenuhnya," tegas pria yang mengaku bernama Darko Dio Archelaus.
"Perset4n dengan omong kosongmu! Kau terlalu percaya diri, Tuan Darko! Aku bahkan sama sekali tidak tertarik padamu," umpat Amanda tidak peduli.
Lagi-lagi tawa renyah pria itu terdengar.
"Aku semakin bergair4h mendengar segala umpatanmu, Babe!" Amanda menggeleng tak percaya mendengar ucapan pria itu.
"Cukup! Sebenarnya apa yang kau inginkan? Aku sudah lelah berdebat denganmu, jangan buang waktuku," ucap Amanda sambil memijit pelipisnya.
"Kau tanya apa mauku? Aku menginginkanmu!"
"Aku mau berada di atasmu. Mencium bibirmu dengan buas, menggenggam kedua bukit kembarmu, menyatukan milik kita, mendesah bersama dan mengeluarkan hasil bercocok tanam di dalam rahimmu. Oh, bukankah itu sesuatu yang luar biasa,"
God D4mn It! Ucapan Darko berhasil membuat bagian bawah tubuh Amanda berdenyut dan basah. Ucapan pria itu berhasil mempengaruhi gair4h tubuh Amanda. Pria misterius itu sudah bisa dipastikan sangat berbahaya untuk Amanda. Amanda harus segera menghentikan percakapan gila mereka, sebelum otak normalnya melenceng menjadi penuh dengan pikiran kotor. Sebelum ia mendadak berubah menjadi wanita agresif seperti Nana, yang siap siaga menyediakan wadah untuk lolipop pria dengan sukarela.
"Milikku sudah menegang dan keras, Babe. Apa kau tidak penasaran untuk menyentuh atau merasakannya?" lanjut Darko.
Amanda mengacak rambut dan memejamkan matanya menahan kesal.
"Kau memang pria bast4rd!" umpat Amanda dan telepon pun dimatikan sepihak oleh Amanda.
Amanda segera menyandarkan tubuh yang panas dingin pada punggung sofa. Wanita itu tidak pernah merasakan bagian bawah tubuhnya benar-benar basah hanya karena mendengar ucapan vulg4r dari seorang pria asing melalui telepon.
Pria yang bernama Darko itu sukses membuatnya merasakan tegangan tingkat tinggi saat ini. Amanda sulit membayangkan jika pria itu berbicara secara langsung dengannya seperti tadi. Mungkin saja, ia akan berubah menjadi wanita agresif yang akan menyerang terlebih dahulu untuk menikmati bibir merah pria tampan itu dan bisa juga ia akan menyerahkan diri sepenuhnya karena terlalu lemah. Amanda berharap semua itu tidak akan terjadi. Ia harus bisa menahan diri.
****
-