Farid semakin merasa Nayra berada dalam ancaman. "Farid? Tadi siapa yang ketuk pintu barusan?" tanya Nayra yang tiba-tiba muncul di kamar Farid. Farid terperangah. Wajahnya kelihatan pucat. Bibirnya seakan kaku untuk memulai bicara. Nayra tentu saja terheran-heran melihatnya. Nayra lalu duduk perlahan di sisi Farid yang sekarang tertunduk lesu. "Kak ... itu tadi, hm ... temanku." Farid berusaha menenangkan dirinya. Dia tidak kuasa bercerita lebih lanjut. Apalagi saat dilihatnya tangan Nayra yang masih berbalut kain kassa. Farid tidak ingin Nayra terluka lagi. "Farid? Kamu kenapa?" tanya Nayra baik-baik. Dia merasa ada yang tidak beres dengan sikap adiknya. Farid lalu memeluk Nayra erat. "Hei ... Farid...." "Aku mau jaga kakak ... aku nggak mau pergi, Kak...." Nayra mendorong tubu