Bab 9

1027 Kata
Baiklah Tuan. Ucap Darga yang langsung meninggalkan Nichol sendiri di kamar. Salah satu asisten rumah tangga itu berkata, “Kenapa mas Dirga?” “Biasalah Tuan Nichol marah tidak tahu kalau kalau istrinya sedang berada di rumah sakit, hmm ... sudahlah, kita tunggu saja apa kabar dari mbak Aluna yang malang itu.” Ucap Darga kepada Asisten rumah tangga tersebut. Terdengar suara mobil yang berhenti di depan pintu masuk, ternyata dia Aluna dan pengawal lainnya. Wajah Aluna yang begitu pucat dan lesu. Darga langsung menghampiri Aluna dan dia membawa masuk, “Mbak Aluna, bagaimana keadaan anda?” “Hm ... aku masih belum bisa menceritakan ssemuanya.” Jawab Aluna sambil tertunduk. ” Baiklah, kalau begitu saya antarkan ke dalam kamar yang bisa beristirahat dengan tenang. ” Aluna menganggukkan kepalanya sambil air mata yang mengalir di kedua pipinya. Sesampai di kamar dia terbaring dan merenungkan apa yang telah terjadi padanya, “Aku sangat hancur! Kenapa ini terjadi padaku padahal aku sudah menjaga dengan maksimal tetapi semuanya sudah terjadi. Huh.. apa yang aku harus katakan lagi jika Tuan Nichol mempertanyakan apa yang sedang alami ini. Miris sekali!” Ucap Aluna di dalam hatinya, tangisan itu langsung pecah begitu saja. Bragh.... Suara hempasan pintu terdengar kuat, ternyata Tuan Nichol yang menghampiri Aluna dengan wajah yang sangat marah, “Dari mana saja kau? Kau pergi tanpa izinku, alasan apa lagi yang mau kau katakan kepadaku. Dasar wanita tidak tahu diri!!!” Ucap Tuan Nichol dengan suara lantangnya. “Tuan, dengarkan aku. Bukan aku tidak memberitahu kepadamu, berulang aku menghubungi tetapi kau tidak mengangkat telepon. Aku semalam pergi ke rumah sakit perutku terasa nyeri yang tidak bisa aku tahan lagi makanya aku meminta tolong salah satu pengawal untuk membawa aku ke rumah sakit.” “Apa yang terjadi pada anakku?” Tanya Nichol. “Maaf Tuan, berat hati aku katakan kalau aku sudah keguguran. Aku mohon maafkan aku yang tidak bisa mempertahankan anak yang berada di rahimku. Dokter mengatakan kalau aku terlalu lelah dan butuh istirahat.” Jelas Aluna. Plak... Tamparan itu melayang di pipi Aluna, pipi yang memerah membuat Aluna merasa ke sakitan. “Sialan kau Aluna!!! beraninya kau membunuh anakku! Sudah aku katakan jangan melakukan apa pun saat hamil tetapi kau malah tidak mendengarkan aku.” Ucap Nichol sambil menarik paksa rambut Aluna yang panjang. “Aw... sakit... Tuan aku mohon jangan sakiti aku! Lepaskan aku.” “Kau membuat membuat aku marah sampai kau tidak memikirkan apa harapan aku pada anak itu!” “Iya, Tuan bersalah. Aku akan bekerja keras untuk kebahagiaanmu Tuan, tetapi tolong jangan membuat aku tersiksa begini, tidak ada lagi caraku untuk mempertahankan kalau ini sudah Tuhan takdirkan kepadaku Tuan.” Ucap Aluna yang dengan tangisan sangat histeris. “Kau memang wanita sialan, aku menyesal telah membelimu dengan harga mahal kalau hanya membuat aku kesal dan rugi!” Ucap Nichol yang menghempaskan tubuh Aluna ke lantai. Tubuh Aluna yang lemah telah terjatuh begitu saja, lalu Aluna berkata “Jika memang aku tidak bisa membuat kau bahagia lepaskan aku Tuan.” “HAHAHA... enak saja kau berkata begitu, bisa kau mengganti rugi semua yang aku telah berikan kepada temanmu itu. Hm... bisa aku bebaskan kau tetapi kau harus membayar untuk menjadi wanita penghibur banyak pria! Kau pilih saja yang mana kau inginkan.” Aluna berpikir jika dia bebas dari Tuan Nichol, Aluna akan menjadi wanita yang akan memuaskan banyak pria yang haus akan nafsu. Akhirnya dia mempertahankan hidupnya tersiksa dengan satu orang pria yang akan menjaga aku asal mengikuti apa yang telah dia katakan. “Tuan, aku mohon jangan serahkan aku dengan orang lain. Aku berjanji akan terus mengikuti apa yang Tuan inginkan.” “Nah gitu... kau tidak akan bahagia jika kau lepas dari ku. Tapi dengan satu syarat tetap menjadi pemuas nafsuku, tidak ada ruginya kau sudah aku nikahkan dengan sah hanya saja aku sama sekali tidak memiliki perasaan apa pun kepadamu. Kau ingat kata-kataku!” Aluna menganggukkan kepalanya dan tertunduk tidak ada yang bisa dia katakan lagi setelah Tuan Nichol memberitahu kalau dia hanya ingin tubuh Aluna saja buka menikahinya atas dasar saling mencintai dan memiliki. “Ahg... kau sangat membosankan! Rasanya aku ingin bermain dengan wanita lain di luar sana. Melihat kau hanya membuat aku sakit hati dan tidak berguna lagi.” Ucap Nichol yang langsung pergi meninggalkan Aluna yang masih terduduk di lantai. Aluna menangis tak henti-hentinya, tidak ada satu pun yang bisa membuat Aluna bahagia. Kehidupannya hanya di habiskan untuk berbakti kepada Tuan Nichol. Terlintas di pikiran Aluna memikirkan Rey sahabatnya yang sudah lama tidak bertemu. Di dalam hatinya berkata “Seandainya Rey tidak memutuskan untuk pergi meninggalkan aku, pasti dia akan melindungi aku. Rey... kau dimana? Aku inginmenceritakan semua yang telah Neny lakukan kepadaku, jika kau tahu pasti kau akan marah kepadanya. Huh... Rey kau satu-satunya orang yang aku inginkan sekang. Tidak ada lagi yang bisa membuat aku bahagia selain kau Rey.” Aluna merasa dirinya begitu terkekang, semau akses untuk menghubungi orang pun di tahan oleh Tuan Nichol. Tidak ada yang bisa di percaya saat ini, teman saja bisa melakukan hal yang sangat keji itu. Tok... Tok... terdengar ketukan pintu itu, Aluna langsung berdiri dan membukanya. “Mas Darga, ada apa?” Tanya Aluna kepadanya. “Hm... mbak, Tuan Nichol menyuruh saya memanggil untuk makan bersama di ruang makan.. “Iya mas Darga, saya aku segera menyusul kesana.” Ucap Aluna dengan nada lesunya. “Baikalah, mbak yang sabar ya? Jangan menyerah.” Ucap Darga yang menyemangati Aluna. Aluna mengangguk dan tersenyum kepada Darga sambil menutup pintu. Rutuk Aluna di dalam hatinya “Huh... harus melihat wajah Tuan Nichol lagi, aku sangat lelah! Aku lelah caci, aku lelah di atur. Tapi semuanya harus aku jalani apa adanya saat ini, tidak ada satupun yang membuat dia bahagia selain menyiksaku!” Aluna sambil berjalan di ruangan makan dan wajah Nichol memandangi Aluna yang sangat sinis dan dia berkata dengan tenang, “Kenapa kau sangat lambat sekali kalau di suruh menemui aku? Tidak pernah berpikir kalau semua yang di inginkan itu bisa berjalan dengan tenang lagi jika kau menuruti mauku apa.” “Maafkan aku Tuan, aku bersalah.” Ucap Aluna menundukkan kepalanya agr tidak memandangi wajah Nichol yang sangat menyebalkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN