ASAEL
Ravenwood, 2033
Aku senang melihat Seraphin muncul bersama Sebille dari balik pintu portal. Aku segera lari dari ruang kerjaku menuju halaman belakang rumahku. Sejak dari tadi aku memang sedang menunggu kedatangannya.
''Selamat datang di Ravenwood, Lady Sebille, Amerthya dan Ethan!''kataku.''Kuharap kalian akan senang tinggal di sini.''
Aku kemudian mendekatkan wajahku kepadanya dan memberikan senyuman hangat selamat datang kepada Sebille. ''Ini pertama kalinya kita bertemu lagi setelah bertahun-tahun kita tidak berjumpa. Namaku Asael.''
Sebille menatapku tanpa berkedip. Apa ia mengenali siapa aku? Ah itu tidaklah mungkin. Sudah empat belas tahun Sebille tidak bertemu denganku. Selain itu saat kami bertemu.
''Sebaiknya kita berbicara di dalam saja. Mari!''
Kami semua akhirnya masuk dan mengikuti ke ruang kerjaku.
''Silahkan duduk!''
Sebille, Ethan dan Amerthya duduk berdampingan di sofa panjang, sedangkan aku duduk di seberang mereka.
''Aku akan membawakan minuman untuk kalian. Permisi!''kata Seraphin dan pintu menutup di belakangnya.
Aku memandang mereka satu persatu. Terlihat jelas mereka nampak sangat canggung berada di sini. Apa lagi Ethan dan Amerthya memandangku dengan tatapan waspada seolah-olah aku ini akan mengigit dan memakan mereka sepertinya mereka masih belum mempercayaiku sepenuhnya.
Aku kembali menjatuhkan pandangan kepada Sebille. Dia sudah tumbuh menjadi wanita cantik mungkin sekarang ia sudah memiliki seorang kekasih, memikirkan hal itu saja sudah membuat hatiku bergelanyut sedih. Suara dehaman Ethan membuatku tersentak.
''Jadi tempat ini tempat tinggal Anda selama ini?''tanya Ethan.
''Iya. Begitulah. Semoga kalian akan senang tinggal di sini.''
''Ratu peri Odessa pernah memberitahu kami ada seorang dokter penyihir bernama Asael tinggal di kota yang tak terlihat oleh siapa pun di dunia manusia dan ternyata tempat itu benar-benar ada,''kata Ethan.
''Tempat ini memang tak terlihat oleh siapa pun, karena aku dan beberapa penyihir di sini yang membuatnya seperti itu. Aku ingin melindungi para penyihir dan makhluk-makhluk sihir yang masih tersisa dari Endoria. Tidak akan ada yang bisa masuk ke kota ini tanpa seizinku.''
Aku kemudian memandang Sebille sekilas sebelum aku akhirnya kembali memandang Ethan.''Tempat ini sangat aman. Itu sebabnya aku menyarankan Lady Sebille tinggal di sini untuk sementara waktu.''
''Jadi sebenarnya tempat apa ini?''tanya Sebille.''Aku harus tahu di mana aku tinggal sekarang.''
Aku melayangkan senyum kepadanya dan itu membuat wajahnya merona merah.
''Sekarang Anda berada di Ravenwood. Tempat ini aku namakan seperti Ravenwood yang ada di Endoria di mana selama ini aku dan keluargaku tinggal. Sejak terjadi kekacauan dan perang di Endoria banyak penyihir yang meninggal dan juga banyak makhluk-makhluk sihir yang mati, kemudian aku dan beberapa penyihir lainnya sepakat untuk pergi melarikan diri ke dunia manusia. Aku dan beberapa penyihir lainnya membangun tempat ini menjadi sebuah kota yang tak terlihat oleh penglihatan mata manusia biasa. Kami sudah tinggal di sini selama seribu tahun.''
Sebille mengerjapkan matanya. ''Seribu tahun. Itu sungguh hebat. Apa sekarang umur Anda lebih dari seribu tahun?''tanya Sebille dengan penuh antusias.
''Ya. Aku dan keluargaku termasuk salah satu penyihir tertua di sini.''
'' Apa Anda meminum semacam ramuan awet muda atau ramuan yang membuat hidup Anda abadi?''
''Lady Sebille,''seru Amerthya , menatap Sebille dengan tatapan memperingatkan. Aku tertawa keras mendengar pertanyaannya.
''Aku kan hanya ingin tahu saja, karena tuan Asael ini memilik umur panjang dan tubuhnya tidak termakan usia masih tetap muda. Aku ingin tahu rahasianya.''
''Maafkan Lady Sebille. Keingintahuannya sangat besar.''
''Tidak apa-apa.''
Aku menatap Sebille yang sedang menunggu jawabanku.''Seorang penyihir sepertiku memiliki umur panjang tanpa harus meminum ramuan abadi, karena keluargaku istimewa. Seluruh anggota keluargaku memiliki umur yang panjang, jadi aku tak punya rahasia untuk memiliki kehidupan abadi, karena penyihir suatu saat akan mati juga, jika dibunuh.''
Sebille terlihat kecewa.''Sayang sekali.''
Bertepatan saat itu pintu kembali terbuka dan Seraphin datang membawakan kami teh dan kue.''Terima kasih Seraphin,'' kataku. ''Kamu boleh pergi sekarang.''
''Baik. Kalau Anda membutuhkan sesuatu aku berada di dapur.'' Seraphin membungkuk sebelum pergi.
''Ada yang tidak aku mengerti,''kata Sebille setelah meminum tehnya.
''Apa yang tidak kanu mengerti?''tanyaku.
''Tentang diriku sendiri. Apa benar aku ini orang jahat? Orang yang sudah membuat kekacauan di Endoria, karena aku sama sekali tidak ingat.''
''Apa kanu ingin tahu apa yang terjadi?''
''Tentu saja. Aku ingin tahu. Kenapa aku bisa terlibat dalam kekacauan di sana?''
''Sebenarnya aku juga tidak tahu apa yang terjadi , Lady Sebille. Aku hanya melihat Anda berada di tengah-tengah kekacauan dan banyak orang meninggal dan terluka di sekelilingmu.''
Sebille mengerjap-ngerjapkan matanya tidak percaya.''A..aku telah membunuh ?''
Aku menghembuskan napas panjang dan sedikit mencondongkan tubuhku.''Aku tidak tahu, tapi aku yakin bukan Anda yang melakukannya, karena Anda tidak ingat apa yang sudah Anda lakukan waktu itu.''
Sebille menunduk sedih, lalu berkata,''Aku sama sekali tidak tahu kalau kehidupan masa laluku begitu buruk.'' Lalu gadis itu memandangku.'' Apa aku benar-benar reinkarnasi dari Lady Sebille Drewin? Aku tidak percaya ketika Aimee menceritakannya kepadaku. Aku pikir itu hanya cerita tak masuk akal.''
''Apa yang dikatakan oleh kakak iparmu adalah benar. Wajah kalian begitu mirip dan nama kalian juga sama. Apa Anda sama sekali tidak ingat ketika Anda menjadi Lady Sebille Drewin?''
Sebille mengeleng-gelengkan kepalanya.
''Suatu hari nanti mungkin Anda akan ingat tentang kehidupan masa lalu Anda.''
''Lebih baik aku tidak mengingatnya sama sekali.''
''Ya. kamu mungkin benar. Apa lagi ingatan itu adalah ingatan yang menyakitkan. Sebaiknya kamu tidak perlu mengingatnya.''
Aku bangkit dari kursiku.''Baiklah. Sebaiknya aku antar kalian ke rumah yang akan menjadi tempat kalian selama tinggal di sini agar kalian bisa beristirahat lebih cepat. Silahkan!''
Aku mempersilahkan mereka berjalan keluar duluan dari ruang kerjaku, lalu mengikuti mereka dari belakang.
***
Aku mengantar mereka ke rumah di sebelah rumahku. Beberapa hari yang lalu aku membangun rumah ini untuk di tempati oleh Sebille . Dulu rumah ini adalah gudang dan aku merenovasinya menjadi sebuah rumah berlantai satu bercat abu-abu tua yang dikelilingi oleh pagar kayu bercat putih. Semoga Sebille menyukai tempat tinggal yang aku sediakan untuknya.
Awalnya aku akan menempatkan Sebille di rumahku, tapi rumahku tidak cukup kamar untuk menampung mereka bertiga. Selain itu ada seseorang di rumahku yang tidak menyukai keberadaanya di sini.
Aku menunjukkan rumah baru mereka untuk ditempati selama berada di sini. Mereka bertiga memandang rumah baru mereka dengan sangat antusias.
''Rumah ini bagus dan nyaman juga banyak sekali bunga-bunga di sekeliling rumah ini,''kata Amerthya.
''Selamat datang di Ravenwood! Semoga kalian senang tinggal di sini,"seru para bunga membuat mereka terkejut.
"Bunganya bisa bicara,"seru Sebille tidak percaya, lalu ia mendekati bunga-bunga yang aku tanam dalam pot panjang di dekat pagar memperhatikan mereka satu persatu.
"Bunganya memang bisa bicara. Kalau kalian sedang kesepian, kalian bisa berbicara dengan mereka. Aku juga melakukan hal yang sama."
"Ini luar biasa. Ini pertama kalinya aku melihat bunga bisa bicara."
''Sebaiknya kita masuk.''
Aku mengeluarkan kunci rumah dari saku jubahku dan ketika pintu terbuka , aku mempersilahkan mereka masuk.'' Rumah ini tidak terlalu besar, tapi aku harap kalian akan merasa nyaman tinggal di sni,''kataku kemudian.
''Aku rasa ini sudah cukup untuk kami,''kata Amerthya sambil berjalan-jalan melihat keadaan rumah ini.''Bukahkan begitu, Ethan?''
''Eh iya ya.''
Ethan masih terus saja memasang tatapan waspada kepadaku dan aku membalasnya dengan senyuman. Ethan kemudian memalingkan pandangannya ke arah lain.
'' Aku akan meninggalkan kalian di sini. Aku masih ada pekerjaan yang harus kulakukan. Sampai jumpa!''
''Terima kasih atas semuanya,''kata Amerthya.
''Kalau ada apa-apa , kalian bisa menghubungiku dan datang ke rumahku.''
''Baiklah.''
Sebelum aku pergi , aku melihat sekilas ke arah Sebille yang masih asik melihat-lihat rumah barunya. Angin sejuk berhembus saat aku keluar rumah dan segera berjalan menuju rumahku. Di pintu depan, Liesel dengan jubah merah kebanggaannya telah menungguku dengan pandangan kesal. Aku masuk ke dalam rumah tidak mempedulikan tatapan kesal Liesel.
''Kamu sudah gila membawa manusia itu ke sini,''katanya dengan nada suara kesal sambil mengikutiku ke ruang kerjaku.
''Aku tahu apa yang aku lakukan.''
''Tidak. Kamu tidak tahu apa yang kamu lakukan. Kamu kan tahu manusia itu sangat tidak disukai oleh para penyihir lainnya di sini. Mereka membenci manusia itu.''
''Jangan panggil dia manusia lagi. Dia punya nama. Namanya Sebille. Mengerti! Lagi pula aku aku sudah membicarakan hal ini dengan mereka dan mereka menyetujuinya.''
''Tapi mereka tidak sepenuhnya menerima kedatangan manusia itu maksudku Sebille itu di sini.''
''Mereka akan menerimanya.''
''Aku yakin tidak. Para penyihir di sini akan memandangnya dengan tatapan penuh kebencian. Mereka tidak akan lupa tentang kejadian seribu tahun yang lalu di Endoria. Sebille telah ambil bagian dalam kekacauan yang terjadi di sana dan dia yang menyebabkan Adam menjadi penyihir kegelapan.''
''Sudahlah Liesel. Jangan mengungkit masa lalu! Ok. Aku juga pernah menjadi penyihir kegelapan dan aku sangat menyesali semua itu. Lagi pula Sebille tidak ingat tentang masa lalunya dan harus kamu ingat, Sebille yang sekarang bukanlah Sebille yang dulu. Dia terlahir di keluarga Levrand bukan Drewin. Tempat ini adalah tempat yang aman untuknya. Adam sedang mencarinya. Dia ingin membawa Sebille ke Endoria dan entah apa yang akan di lakukan Adam kepadanya. Mungkin saja dia akan membunuh Sebille.''
''Baiklah terserah kamu saja. Lihat saja nanti mungkin dia juga akan membawa bencana di sini.''
''LIESEL,''teriakku marah.
"Apa yang aku katakan itu benar,''teriaknya.
Wajah Liesel memerah dan dadanya naik turun menahan amarah yang bergejolak dalam dirinya.''Aku tak ingin dia ada di sini. Aku tak ingin ada manusia pembawa bencana seperti dia ada di sini."
"Lady Sebille akan tetap berada di sini.''
Aku mendekatinya dan mendekatkan wajahku kepadanya.''Kamu tahu, aku tak akan lupa apa yang kamu lakukan seribu tahun yang lalu kepadaku. Kamu hampir membuatku mati, jadi kau jangan merasa lebih baik dari Sebille. Setiap orang memiliki kesalahan masa lalu begitu pun juga dengan kamu, Liesel.''
''Kamu masih mencintai manusia itu, kan?''
Aku pun pergi dan tidak ingin berdebat lebih lanjut dengannya. Liesel menatapku dengan pandangan kesal. Aku pergi ke kamarku dan mengurung diriku di sini sebelum rapat dewan kota di mulai.
Aku menyandarkan tubuhku di dinding dekat jendela yang terbuka membiarkan angin sejuk berhembus masuk dan mungkin saja angin itu akan membuat hatiku kembali sejuk setelah perdebatan yang tidak ada gunanya dengan Liesel tadi. Aku memejamkan mata, merasakan hembusan angin yang menerpa tubuhku.
Liesel yang sedang marah karena tidak setuju Sebille tinggal di sini membayang di benakku. Apa yang dikatakannya ada benarnya juga. Para penyihir yang tinggal di sini tidak akan pernah bisa menerima sepenuhnya kehadiran Sebille di sini. Diantara mereka masih ada yang mendendam kepadanya. Tapi aku terpaksa membawa Sebille ke Ravenwood, karena tidak ada tempat aman lain selain di sini. Aku akan bicara lagi kepada mereka ketika pertemuan dewan kota berlangsung.