bc

Penjara Cintanya Om pilot

book_age18+
289
IKUTI
2.5K
BACA
HE
age gap
badboy
heir/heiress
bxg
friends with benefits
like
intro-logo
Uraian

Don't leave ! Stay here !! ?

Setelah malam laknat tersebut. Steve dan Luisa sepakat untuk tidak saling mengenal satu sama lain.

Tidak pernah ada jejak. Tidak pernah ada komunikasi satukalipun.

Seolah-olah melupakan apa yang mereka alami sebelumnya. Bagaimana ceritanya, Dua orang dengan usia yang jauh berbeda, secara kebetulan bertemu ditempat yang sama ? Luisa yang kebetulan diberikan obat perangsang oleh orang yang tidak dikenal, melampiaskan semua rasa sakitnya pada Steve yang saat itu kebetulan sedang berada disana.

Namun setelah kejadian itu Steve tidak pernah berhenti untuk menunggunya. Meskipun benar-benar tidak ada jejak. Satu waktu pertemuan tidak sengaja kembali terjadi pada mereka. Luisa sedang mengalami hal yang sama dan Steve kembali menolongnya sekali lagi. Dia tidak membiarkan siapapun merasai bekasnya.

Tidak ada celah, tidak ada pilihan. Seolah takdir mempersatukan terus keduanya. Setiap kesempatan, Setiap waktu, mau menghindarpun mereka tidak bisa.

Sampai perasaan saling terikat muncul dikeduanya. Steve juga mulai meninggalkan kebiasaan buruknya. Dia berharap Luisa mau berbaik hati menerima dirinya. Namun sekali lagi, keputusan selalu ada pada Luisa.

Apakah Luisa benar-benar mau menerimanya ? Ataukah Steve yang nantinya menyerah, lalu kembali pada kebiasaan awalnya ?.

Simak terus kelanjutan ceritanya ! Jangan lupa tinggalkan jejak ! Beri dukungan juga untuk Author jika kalian menyukai cerita ini.

Terima kasih. ?

________________________________________

*Notice : Ini adalah sequel dari judul : Gadis tangguh itu, Milikku !! Dan Calon ibu untuk anakku.

*Sumber gambar :

-edit picsart (https://i.pinimg.com/474x/d1/d0/a3/d1d0a376531d88e07d00186b3adb3160.jpg?hl=in_ID).

chap-preview
Pratinjau gratis
Pertemuan tidak terduga
"Steeve,..." Erang Lusi. Seperti biasa. Mereka sedang bergelung, menghabiskan waktu laknatnya secara bersama-sama. Disela-sela penerbangan mepetnya Steve masih menyempatkan diri untuk mengunjungi Lusi terlebih dahulu. Belum menjabat sebagai status kekasih memang, Tapi jika dibandingkan dengan wanita lainnya, Steve lebih banyak menghabiskan malamnya dengan wanita tersebut. Lusi terus membalas cumbuan b*******h yang dilakukan oleh pria pujaan hatinya. Berbeda dengan Christ. Tabiat Steve ini bisa dikatakan lebih baik. Steve tidak pernah berganti-ganti wanita seperti yang dilakukan oleh sahabatnya. Paling tidak untuk urusan bercinta dia lebih memilih setia hanya pada satu wanita. Steve takut dengan yang namanya penyakit kelamin. Tapi dia lupa memastikan, Apakah Lusi juga berpasangan hanya dengannya ? ataukah dia juga biasa menyerahkan surganya pada laki-laki manapun yang penting dia suka ?. "Fuck." Pada saat dia ingin mencapai titik paling penting dalam foreplay-nya ponsel disaku celana Steve tiba-tiba saja berdering. Seseorang yang ada diluar sana mencoba untuk menghubungi dirinya. Steve ingat dia memang sedang ada penerbangan penting malam ini. Tapi sebelum pergi, rencananya jika tidak ada yang mengganggu, dia ingin menghabiskan waktunya terlebih dahulu dengan Lusi. Panggilan pertama sama sekali tidak pria itu pedulikan. Lusi terus menggeram disela-sela pemanasan mereka. Dari arah saku celana, suara panggilan dari beberapa awak pesawat semakin rapat menghubungi ponselnya. Ada yang hanya berselang lima detik kemudian berganti lagi dengan panggilan baru yang lainnya. Ada juga yang terus menerus menghubungi Steve dengan diiringi pesan teks. Tapi dari semua itu Steve juga paham, apa yang sebenarnya mereka inginkan dari dirinya. Dia ingin tetap fokus pada aktifitasnya juga jadi tidak bisa akibat gangguan tersebut. Selang beberapa detik setelah ponselnya mati Steve baru bisa merogoh saku celananya untuk melihat pesan apa yang sebenarnya ingin mereka sampaikan pada dirinya ?. Baru juga dua ketukan jarinya meluncur, Dua puluh pesan teks dan lima belas panggilan tidak terjawab sudah memenuhi layar ponsel Steve. Disana bahkan ada satu pesan teks yang cukup mengalihkan perhatian Steve dari d**a montok didepannya. Pesan tersebut berisi informasi mengenai dimajukannya jadwal penerbangan yang malam ini akan dilakukan oleh Steve. Tanpa perlu dikonfirmasi lagi, Steve yang saat itu mendapatkan notifikasi seperti itu langsung berlari pontang panting untuk segera mendekati terminal. "Sialan." Disaat-saat tergenting seperti ini, teman-teman awak yang lainnya bukannya menenangkan malah semakin membuat Steve panik dengan cara terus mengirimi pesan teks berisi waktu keberangkatan. Ada yang terus menelpon dengan diselingi pesan teks juga. Steve tanpa mau peduli hanya terus memacu langkahnya untuk semakin mendekat kearah terminal. Awas saja mereka jika berani membohongi dirinya. Sudah mah dia harus berlari sambil merapihkan sisa seragamnya yang tadi sempat diacak-acak oleh Lusi. Pada saat dia tiba, bukannya mendapatkan sambutan atau perlakuan yang sesuai dengan bunyi pesan yang tadi mereka sampaikan, segerombolan orang-orang laknat tersebut malah sedang tertawa. Mereka menertawakan tingkah konyol Steve. Steve hanya mengepalkan tinjunya dengan kesal. "Sialan." Jadi sejak tadi dia sudah dibohongi oleh mereka ?. Terlebih penampilannya saat ini yang benar-benar menjadi bahan lelucon bagi mereka semua. Jangankan siap lepas landas. Semua kru beserta pegawai maskapai yang lainnya bahkan belum tiba semuanya. Steve yang saat itu sedang diambang rasa kesal langsung saja melepaskan salah satu sepatu mahal miliknya. Tentu saja sasaran dari sepatu tersebut adalah orang-orang yang tadi menertawakan dirinya. Seorang pria dengan seragam pramugari yang pertama kali mendapat sasaran dari amukan sepatu mahal Steve. "Makin kesini makin berani kalian sama saya. Gara-gara kalian saya sampai lari satu meter dari tempatnya Lusi. Sekali lagi kalian kurang ajar seperti ini, awas kalian nanti !." Sepertinya amarahnya kali ini sudah benar-benar tidak bisa terbendung lagi. Steve menarik salah seorang yang diduga sudah berani dengan lancang mengirim informasi palsu pada ponselnya. Orang tersebut langsung meminta maaf sebesar-besarnya. Motifnya pada Steve sama sekali tidak buruk. Dia hanya ingin mendisiplinkan Steve saja. Kadang dia sering lupa diri jika sudah berurusan dengan wanita. Mereka semua sempat bersitegang kecil sebelum semuanya memilih jalan damai dan mengakhiri pertengkaran kecil mereka. "Awas kalian ulangin lagi !" Ancam Steve. Semuanya hanya menunduk tidak bisa lagi membangkang ataupun menyela ucapan dari Steve. Selang beberapa jam setelah mereka semua bersiap, pesawat dengan tarif paling mahal tersebut lepas landas dari bandara, meninggalkan seseorang yang saat ini masih tergeletak tidak berdaya ditempatnya semula setelah ditinggalkan oleh kekasihnya begitu saja. Lusi yang saat itu ditinggal dengan tanpa pamit enggan untuk berdiri ataupun merapihkan dirinya. Dia masih menangisi kelakuan Steve yang tidak pernah berubah terhadap dirinya. Seumur mereka bersama, jangankan dia diakui, dihargai saja, Lusi tidak pernah mendapatkan itu dari pria pujaannya. *** Sedangkan Steve yang ditangisi malah sama sekali tidak mengingat ataupun menyesal dengan perempuan yang baru saja ditinggalkan olehnya. Pada saat dia selesai mendarat Steve langsung pergi untuk beristirahat dihotelnya. Teman-teman yang lainnya pergi untuk berjalan-jalan tapi Steve malah enggan untuk bersama dengan mereka. Dia memilih tidur daripada bersenang-senang seperti yang lainnya. Hingga tepat dijam sebelas malam dia tiba-tiba bangun lalu merasakan haus yang luar biasa. Steve minum sambil melihat status yang ada di ponsel. Seluruh teman-teman kru yang lainnya ternyata sedang berpesta. Deretan minuman keras dan juga wanita seksi berjejer rapih disana. Sepertinya mereka sedang melakukan pesta heboh, seluruh isi table bisa membuktikan jika pesta yang dilakukan mereka bukanlah pesta yang sembarangan. Perasaan iri dan juga bosa tiba-tiba saja membangunkan Steve untuk ikut tergabung dengan segerombolan orang tersebut. Steve memutuskan untuk mendatangi mereka. Dia memakai setelan dengan gaya khasnya. Bermodalkan taksi. Hanya dengan waktu lima belas menit, akhirnya sampai juga dia didepan tempat tersebut dimana semua rekannya pada saat Steve muncul langsung berteriak heboh memanggil-manggil namanya. "Oh. Guys,... Demi apa ?. Capt,... Disini ! Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Ayo kemari capt ! silahkan." Sambut salah satu dari mereka sambil mengulurkan tangan kearah Steve. Sepertinya orang ini jugalah tuan rumah sekaligus penanggung jawab dari pesta tersebut. Dilihat-lihat orang yang memanggilnya saat ini juga merupakan seorang pilot pendamping yang tadi duduk disamping kemudinya. Steve menerima uluran tangan dari co-pilot tersebut. Mereka semua mulai berbaur didalam acara. Semua orang silih berganti memberikan minuman pada kaptennya. Salah seorang wanita datang menghampiri Steve sambil duduk diatas pangkuannya. Steve hanya diam saja. Dia melihat kearah sekeliling, ternyata tempat ini bukan sepenuhnya disewa oleh mereka. Dari arah kiri terlihat beberapa wanita malam yang tengah melakukan tugasnya. Ada yang diapit oleh beberapa pria berumur dengan perut membuncit. Ada juga yang diapit oleh pria seumurannya. "Ckckck,..." Tapi tiba-tiba saja saat dia menoleh kearah yang sebaliknya siluet seseorang mencuri perhatian Steve. Tepat disebuah table, tempat para bartender mengocok minuman, seorang wanita cantik berusia kurang lebih sama dengan anak sahabatnya, tengah duduk termenung sambil meminum wine yang diberikan oleh peraciknya. Steve sangat mengenal orang itu. Saat dia ingin mendekat, seorang pria buncit tiba-tiba datang mendekati Luisa. Entah apa yang orang itu lakukan ? Yang jelas, saat Luisa hendak meminum alkohol yang diberikan oleh pria tersebut Steve mengumpat kasar seraya mendorong perempuan seksi dipangkuannya. "Fuck." Umpatnya. Serangan bertubi-tubi langsung dia luncurkan apalagi ketika dia lihat gelas yang diberikan bubuk obat perangsang sudah diminum setengahnya oleh Luisa. *** Luisa tidak tahu dia sedang ada dimana saat ini ?. Pada saat dia menangis, tidak tahu jalan, seorang supir taksi membawanya pada sebuah Club ternama. Patah hatinya karena melihat Luiz berduaan dengan wanita lain. Ternyata selama ini dia dibohongi. Luiz tidak pergi untuk meneruskan usaha kakeknya. Dia sebenarnya menghindari dirinya. Wanita tersebut sangat cantik. Jika dibandingkan dengan Luisa, Dirinya memang tidak ada apa-apanya dengan wanita yang dekat dengan Luiz. Air minum disampingnya dia minum dengan sekali tegukan ketika seorang bartender muda memberikan gelas tersebut ketangannya. Terlanjur masuk ditambah dia juga tidak tahu jalanan kota ini. Satu kali tegukan membuat tenggorokannya panas. Luisa mengerutkan keningnya dengan kasar. Minuman apa ini ? Seumur dia hidup baru kali ini dia menemukan minuman seaneh ini. "Mas gak enak banget, ganti pake minuman yang lain kenapa ?! Jus ? Ada jus kan ? Saya haus soalnya." Tapi dia sudah setengah mabuk hanya dengan satu kali tenggakan saja. Lupa jika saat ini dia sedang tidak berada dinegaranya. Lagian sedang apa juga dia pergi ke tempat ini ? Pulang dari swedia bukannya langsung pulang kerumahnya malah mampir terlebih dahulu kenegara lain. Seorang bartender asal negaranya mengernyit bingung. Dari bahasanya dia tidak mengerti sama sekali. Tapi saat Luisa mengacungkan gelasnya, bartender tersebut memberikan inisiatif untuk menambahkan minumannya. Luisa meminum kembali minumannya. Masih sangat pahit. Ada sensasi panas disertai perasaan terbakar juga saat dia kembali meminum minuman aneh tersebut. "Pait. Disuruh ganti malah ditambahin lagi, dasar gila." Kesadarannya sudah sepenuhnya hilang. Seorang pria bertubuh gempal berperut buncit tiba-tiba mendekati dirinya. Bartender tersebut menggedikkan bahunya. Entah kesialan darimana ? Kebetulan pada saat Luisa menggerutu, pria botak tersebut mengerti dengan gerutuan yang diucapkan olehnya. Orang tersebut semakin mendekat seraya duduk disamping kursi yang sedang diduduki oleh Luisa. Luisa menolehkan kepalanya. Pria botak dengan tubuh gempal ?. Orang ini mirip dengan pembantu yang ada dirumahnya. Jangan-jangan papanya Alex yang mengirim dia agar Luisa tidak sendirian ditempat ini. "Ya ampun Om yang suka ngurusin taneman dirumah bareng mama kan ? Ngapain om kesini ? Om sama papa ya ? Luisa gak mau pulang dulu om. Luisa pengen liburan sebentar disini. Luisa lagi patah hati. Bilangin ke papa malam ini jangan suruh Luisa pulang ! Luiz jahat sama Luisa. Dia ternyata pergi bukan buat nerusin usaha kakeknya. Luiz punya pacar, Hiks, Dia jahat sama Luisa. Om mau kan tolongin Luisa ?." Air matanya sudah tumpah ruah. Orang disampingnya malah menatapnya dengan pandangan yang gelap. Luisa kembali menelungkupkan kepalanya sambil menangis sesenggukkan. Orang tersebut langsung mengambil kesempatan itu dengan cara memasukan bubuk Jahannam kedalam minuman keras milik Luisa. Pada saat anak cantik itu menoleh. Pria tersebut meminumkannya sampai setengah habis pada Luisa. "Luisa, nama kamu Luisa kan ? Kebetulan om punya minuman ajaib buat Luisa. Kalau Luisa mau minum ini, om janji, besok pagi sedih Luisa bakalan hilang sama om. Minum ya ?!." Dengan bodohnya Luisa mengambil minuman tersebut kemudian meminumnya hingga habis. Pada saat dia hendak menghabiskannya tangan seseorang tiba-tiba menahan gelasnya. "Luisa !!." Steve mendorong gelas tersebut hingga jatuh. Pria botak terkejut dengan aksinya. Dia ingin marah dengan orang yang mengacaukan rencananya tersebut, tapi melihat ekspresi Luisa yang seperti ini. Dia kembali menyeringaikan senyumnya. Kena juga anak ini. Tinggal mengurus cecunguk satu yang tiba-tiba datang untuk menjadi pahlawan. Jika tidak salah didekat sini ada hotel sederhana yang buka dua puluh empat jam. Steve melihat ekspresi pria tersebut. Selesai mendudukkan Luisa, dia menghantamkan tinjunya. "b******n. Anjing tua sialan." Bugh, Bugh, bugh,... Steve memukulinya hingga tersungkur tidak berdaya. "Awas sampai terjadi sesuatu dengan anak ini. Selesai malam ini aku cari kalian sampai kelubang semut sekalipun." Bartender yang tidak bersalah juga malah jadi terkena imbasnya. Orang tersebut mengibaskan tangannya. Percuma saja dia berteriak, mengancamnya seperti itu. Jika tidak dengan bercinta wanita dipangkuannya tidak akan selamat. Dosis yang diberikannya terlalu tinggi. Sedetik saja dia terlambat mengatasi gejalanya. Lihat saja, hal fatal apa yang bisa terjadi pada wanita tersebut. "Bangsat."

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
105.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
15.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
211.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
194.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.1K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook