Suara itu mengalihkan perhatian mereka semua. Seseorang keluar dari kamar Brian, terlihat berantakan, tapi sexy dan manly disaat bersamaan. Didukung oleh suara yang berat, tubuh tinggi dan tegap, rambut coklat terang, lalu mata yang masih mengantuk, membuat Jessi memekik tertahan. Membuat Brian menggeram di sampingnya. “Siapa itu?” Jessi tidak membiarkan sedetikpun berlalu untuk bertanya. “Kau bermain serong?” Kalau itu suara Abel yang bertanya. Mata bundarnya menatap Brian curiga, membuat Jessi lagi-lagi ingin mencekik Abel. “Disa sahabatku. Daniel.” “Am I in heaven?” Lelaki itu bertanya, “Wah, kau sangat cantik.” Daniel berdecak kagum menatap Jessi. “Lebih cantik dari pada photomu yang dipajang Brian di kamarnya.” “Singkirkan tanganmu dari isteriku, Daniel.” Brian menarik tangan Br