Malam telah larut ketika Jessi tiba di apartemennya. Tidak ada tanda-tanda kehidupan lagi yang ia temukan. Semuanya gelap, Jessi menghidupkan lampu. Ia memilih duduk dulu di sofa daripada langsung masuk ke kamarnya. Tubuhnya lelah, tidak hanya mengelilingi rumah Brian, pria itu juga mengajaknya menonton, bahkan memasak bersama. Sebenarnya Brian yang memasak, karena Jessi tidak bersahabat baik dengan dapur. Entah apa yang aneh pada dirinya, tapi setiap kali memasak, ada saja musibah yang mendatanginya. Mulai dari terpercik minyak panas, air panas, tangannya yang tidak sengaja memegang pinggiran Teflon, jarinya yang kadang teriris, makanya sejak dulu Jessi tidak pernah masuk dapur. Tinggal jauh dari orang tuapun, tidak membuat Jessi akrab dengan kegiatan memasak. Apalagi setelah mengetahui