POV Citra “Cit, Ibu mohon hentikan kegilaanmu. Taubat Cit,” pinta Ibu padaku. Taubat? Haduh ... aku belum siap miskin. Saat bersama Om Randi, semua fasilitas aku dia yang tanggung. Bagaimana bisa tiba-tiba aku jatuh miskin? “Aku harus minta tanggung jawab Raka, Bu. Gara-gara Ayahnya, aku seperti ini. Jadi, sebagai baktinya pada orang tua, dia harus menikahiku.” “Jangan Gila kamu, Cit. Mana mau Raka sama kamu yang jelas sudah merusak keluarganya.” “Tapi Ayahnya merusak aku, Bu.” Air mata ini sengaja aku keluarkan untuk memberikan kesan memang aku sebagai korban. Selain tampan, Raka pun bisa lebih membuat aku bahagia. Pipiku terasa nyeri saat tangan Ibu menamparku. Kenapa Ibu tak mendukungku? Padahal selama ini dia berobat pun uang dari Om Randi. Harusnya dia berterima kasih padaku.
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari