“Ayo Nenek kita ke kamar ...,” ucap Hawa pada wanita yang sesungguhnya belum pantas di panggil nenek itu. “Oke, oke ...,” jawab Alia pada Hawa sambil berusaha tidak mengindahkan apa yang ia lihat dan keinginan yang sangat kuat untuk mengintip di balik celah pintu yang sedikit terbuka itu. “Bentar-bentar ...,” kata Alia tiba-tiba. “Kamu duluan saja ya ke kamar. Nanti Nenek nyusul. Kita main kemah-kemahan!” Alia mengangkat kedua alisnya ke atas dan tersenyum simpul. Hawa menoleh ke belakang dan kemudian melepaskan genggaman tangannya pada Alia. “Hm ... Nenek mau ke mana?” tanyanya dengan muka polos. Alia menggerakkan dagunya ke samping ke arah kamar mandi yang ada di lantai atas. Letaknya ada diujung ruangan dekat ruang keluarga. Hawa mengikuti ke mana sepasang mata Ali