Matahari sudah menampakkan diri, kicauan burung yang saling bersahutan pun sudah terdengar. Suara sapu lidi yang bergesekan dengan tanah juga turut menambah keriuhan. Namun, Satya masih enggan memisahkan tubuhnya dengan kasur dan selimut. Padahal, matanya sudah terbuka sejak satu jam yang lalu. Kali ini ia kurang bersemangat menyambut akhir pekan. Sebab, di rumah hanya ada dia dan dua putri kembarnya. Sementara, Kirana dan Galen masih berada di Malang setelah dua hari lalu menolak pulang bersamanya. Masih rindu dengan Attarazka, begitu alasan Kirana. Awalnya ia tidak mengizinkan. Namun, mengingat sang istri perlu hiburan dan waktu untuk menenangkan diri setelah beberapa minggu ini menghadapi berbagai masalah, Satya pun berubah pikiran. Pria yang mengenakan singlet hitam itu menelungku